Opini

Waspada, Intervensi Asing Berkedok Latihan Militer Bersama

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Rayani Umma Aqila

Adanya latihan militer bersama dengan tentara negeri lain tentu dianggap sebagai kemajuan negeri karena terbuka terhadap dunia luar atau Internasional. Padahal, jika jeli melihat fakta tentu dengan adanya latihan bersama memungkinkan pihak luar dapat mengukur kekuatan militer yang dimiliki negeri ini

Wacana-edukasi.com — Pandemi belum melandai, namun pemerintah telah mengizinkan tentara Amerika Serikat (AS) untuk mengadakan latihan bersama dengan TNI di tengah kasus covid-19. Dilaporkan sejumlah 330 orang tentara Amerika Serikat telah tiba di kota Palembang Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan selanjutnya akan mengikuti latihan militer bersama TNI Angkatan Darat. Selanjutnya, tentara AS yang tiba di Bandara Palembang akan mengikuti protokol kesehatan. detikNews.com (24/7/2021). Ratusan tentara tersebut rencananya akan mengikuti latihan bersama TNI AD di tiga daerah latihan tempur Baturaja, Makalisung dan Amborawang, Kepala Dinas Penerangan, Brigjen TNI Tatang Subarna, dalam keterangannya menjelaskan bahwa tujuan dari latihan bersama diadakan adalah untuk meningkatkan kerja sama dan kemampuan prajurit TNI Angkatan Darat dengan Angkatan Darat Amerika Serikat dalam pelaksanaan tugas operasi. Latihan militer bersama tersebut kemudian diberi nama “Garuda Shield” ke-15 tahun 2021. IDNTimes (26/7/2021)

Berdasarkan informasi dari kesatuan TNI AD, datangnya 330 pasukan militer tersebut adalah bagian dari pasukan pertama berjumlah 2.000 tentara yang tiba di tanah air. Lebih lanjut Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Tatang Subarna menjelaskan latihan militer bersama ini menjadi yang terbesar antara kerja sama TNI Angkatan Darat dengan Angkatan Darat Negeri AS. Tujuan dari latihan militer bersama ini pun ditujukan untuk meningkatkan kerja sama dan kemampuan prajurit TNI AD dengan Angkatan Darat Amerika Serikat dalam pelaksanaan tugas operasi.

Latihan Militer Bersama, Potensi Mengancam Kedaulatan Negara

Adanya latihan militer bersama dengan tentara negeri lain tentu dianggap sebagai kemajuan negeri karena terbuka terhadap dunia luar atau Internasional. Padahal, jika jeli melihat fakta tentu dengan adanya latihan bersama memungkinkan pihak luar dapat mengukur kekuatan militer yang dimiliki negeri ini. Latihan bersama dengan asing seringkali menjadi pintu intervensi asing untuk menangani problem. Intervensi asing ini menjadikan penguasa tidak mempunyai kedaulatan atas negerinya sendiri, terlebih di era pandemi. Dengan kerangka program penanggulangan pandemi banyak kepentingan AS sebagai negara adidaya terus didesakkan dan tidak menginginkan pengaruhnya melemah di negeri sumber pemasukan negara mereka. Kebijakan terus dikeluarkan yang harus diambil oleh negeri muslim yang terikat perjanjian dan organisasi Internasional buatan mereka yang mengikuti solusi konsep new normal life menangani pandemi yang sejatinya konsep yang digunakan dalam sektor ekonomi mengikuti krisis tahun 2008. Maka pasca adopsi istilah yang digunakan dalam sektor ekonomi kemudian dialihkan untuk sektor kesehatan terbukti mengorbankan banyak nyawa. Bagaimana tidak masyarakat dipaksa menjalankan aktivitas mereka demi kelangsungan hidup dan agar ekonomi berjalan kembali yang mengalami stagnasi akibat kebijakan lockdown parsial mereka, padahal virus covid-19 masih berkeliaran dan terus melonjak. Akibatnya kluster baru bermunculan bahkan lebih mengerikan lagi banyak bermunculan varian mutasi virus covid-19 yang lebih ganas.

Negara barat telah terbukti tak perduli pada bangsa lain dan mengorbankan banyak nyawa rakyat serta gagal mengatasi dampak kesehatan akibat pandemi dan disaat yang sama menawarkan utang ribawi, melalui IMF, world bank dan sebagainya yang pada akhirnya penguasa kehilangan kedaulatan mengatur negaranya dan berakibat menyengsarakan rakyat akibat pencabutan subsidi, kenaikan pajak dan lain sebagainya. Barat dan ideologi kapitalisme nya telah terbukti kerusakan dan kedzalimannya di negeri-negeri umat Islam. Semestinya pemerintah terus mewaspadai tekanan dan intervensi asing dalam beragam aspek dan bukan justru bekerja sama atau mengundang mereka untuk latihan bersama.

Militer dalam Islam

Hal ini tentu berbeda dengan Islam yang memandang militer sebagai alat pertahanan dan keamanan yang penting dalam negeri. Dalam fiqih madzhab Syafi’i Bab peperangan (jihad) hal. 418 fungsi militer untuk membela dan meninggikan kalimat Allah yang berarti agar ajaran-ajaran Islam yang tinggi nan mulia dapat terpelihara, jangan sampai dirusak dan dihalangi oleh golongan-golongan perusak agama yang hendak mereduksi dan memfitnah ajaran Islam yang suci dan tentu negara wajib serius mempersiapkan kekuatan pasukannya secara maksimal agar mampu menggentarkan dan mengalahkan musuh sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. Al Anfal ayat 60, “Dan siapkanlah dengan segala upaya untuk menghadapi mereka (musuh) dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang diinfakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup dan kamu tidak akan dizalimi”. Ayat ini mengandung hikmah agar kekuatan militer menjadi salah satu yang wajib adanya bagi suatu negeri sebagai alat yang dibutuhkan untuk menghadapi serangan musuh.

Oleh karena itu, pelatihan militer adalah kebutuhan vital untuk mempersiapkan kekuatan yang diperintahkan Islam. Militer Islam diharuskan dan dituntut mempunyai kesiapan yang optimal sejalan dengan ini, Islam mengarahkan militer agar mampu memberikan perhatian pada pelatihan alat tempur, penguatan fisik dan jiwa para tentaranya, pelatihan penggunaan berbagai senjata, ilmu militer yang baik hingga menjadikan militer yang mampu, dalam melakukan jihad fisabilillah kuat dan siap kapan pun. Namun, semua ini bisa dilaksanakan ketika penguasa mengambil Islam secara kaffah dan menerapkan secara praktis dalam daulah Islam yang disebut khilafah.

Wallahu A’lam Bisshowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 4

Comment here