Oleh : Linda Kamil
Wacana edukasi.com, Pandemi telah menyebabkan angka kemiskinan dan kelaparan bertambah. Ini dikarenakan sebagian rakyat kehilangan pekerjaan, tidak punya usaha dan miskin. Keadaan ini membuat rakyat berharap sekali mendapatkan bantuan dari pemerintah. Namun, Bansos yang ditunggu-tunggu tak kunjung jua datang.
Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies atau Celios, Bhima Yudhistira kebijakan pemerintah dalam mencairkan bantuan sosial atau bansos selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Darurat realisasi penyalurannya terlambat (Tempo.co 14Juli 2021).
Dengan diberlakukannya PPKM apalagi pemberlakuannya berjilid-jilid pula, ada PPKM Darurat maupun PPKM 1-4 . Sehingga sampai kapan rakyat harus menunggu untuk mendapatkan bansos tersebut? Sementara kebutuhan harian merupakan kebutuhan yang vital yang harus segera dipenuhi. Menjerit dan meratap pada siapa? Tak ada yang mendengar ratapan dari rakyat kecil.
Mengharap pada Bansos pun belum tentu akan membuat rakyat kecil aman dan nyaman dalam memenuhi kebutuhan hariannya. Bansos yang diberikan hanya dapat bertahan beberapa hari saja.
Di samping alasan PPKM, keterlambatan bansos disebabkan oleh carut marutnya dana bansos yang dimainkan oleh pihak-pihak yang tidak punya hati nurani, serakah dan rakus. Sungguh memilukan dan menyedihkan sekali nasib rakyat kecil sekarang ini. Mereka terseok-seok mengais rupiah untuk bisa bertahan hidup. Tak ada yang peduli dan empati.
Namun di sisi lain pemerintah berambisi sekali dalam hal pembiayaan proyek infrastruktur, sektor pariwisata dan baru-baru ini ambisi pemerintah menciptakan barang elektronik berupa laptop merah putih serta penyecatan pesawat kepresidenan dengan warna merah putih. Dalam hal ini pemerintah benar-benar telah menampakkan ketidakpeduliannya pada rakyat. Pemerintah tidak memprioritaskan mana yang lebih utama diriayah terlebih dahulu. Nasib rakyat diabaikan.
Begitulah sistem kapitalis saat ini telah menampakkan kebobrokannya. Pemerintah lebih peduli dengan para kapitalis daripada rakyatnya sendiri sehingga kehidupan rakyat kecil semakin sulit. Kondisi sekarang ini berbeda jauh dengan kondisi saat pemerintahan khalifah Umar bin Khattab.
Saat itu juga pernah terjadi wabah dimana Khalifah dengan sigap dan bijak melakukan lockdown. Dengan kebijakan lockdown tersebut Khalifah memerintahkan staf-stafnya untuk membagikan bahan pangan dan kebutuhan lainnya langsung ke rumah-rumah. Tidak seperti sekarang ini, rakyatlah yg mengemis untuk mendapatkan bansos.
Khalifah Umar adalah sosok pemimpin yang begitu memikirkan nasib rakyatnya.
Sampai-sampai khalifah tidak bisa tidur di malam hari karena memohon kepada Allah agar menjadi pemimpin yang benar-benar bertanggungjawab.
Sebagaimana sabda Rasulullah, “Setiap kalian adalah pemimpin (pemelihara) dan bertanggungjawab terhadap rakyatnya (tentang hal yang dipimpinnya”. (HR. Abu Dawud)
Begitulah pemimpin yang benar dalam sistem Islam, yang peduli dengan rakyat.
Kebutuhan rakyat selama terjadi wabah terpenuhi.
Sehingga rakyat akan aman, tentram dan sejahtera. Tidak ada lagi yang menjerit dan meratap karena lapar dan miskin.
Wallahu a’lam Bish Shawab.
Views: 0
Comment here