Surat Pembaca

Korban Covid -19

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com — Hampir dua tahun pandemi di negeri ini tak kunjung reda, pada hakekatnya adalah ketetapan Allah yang wajib diyakini. Namun hal ini juga dikarenakan pemerintah kita yang seolah abai dalam menangani pandemi ini.

Akibat pandemi yang berkelanjutan dan penyebaran yang begitu pesat, sehingga mengakibatkan banyaknya kasus dan tak sedikit pula yang meninggal dunia. Sehingga sepeninggalnya korban Covid -19 tak sedikit anak-anak yang menjadi yatim piatu.

Seperti yang diberitakan Suara.com, Risqita Wicahyanti yang ditinggal pergi Ibunya Dewi Masruratin dan ayahnya Prio Wicahyo yang hanya berselang 24 jam sebelumnya. Nyawa kedua warga Purwakarta ini di renggut Covid-19 pada 10 dan 11 Juli yang lalu.
Sepuluh hari terpapar Covid – 19 dan tiga hari di rawat di rumah sakit, nyawa keduanya tak tertolong.

Risqita yang berusia 19 tahun mendadak jadi yatim piatu dan mengemban tanggung jawab mengurus dua adiknya, Muhammad Fathan 16 tahun, dan Muhammad Ikhwanul Azmil 9 tahun.

Sementara itu di Kabupaten Bandung, Ziddan Afgani mendapat neneknya meninggal direngkuhannya. Sang nenek Warsini, usia 63 tahun yang mulanya akan menjalani operasi paru-parunya. Tapi saat menjalani tes usap Covid -19 sebagai pra- operasi, Warsini dinyatakan positif sehingga harus menjalani isolasi mandiri.

Dihari kedua isolasi mandiri pada tanggal 8 Juli lalu, nenek Warsini meninggal. Ziddan yang berusia 21 tahun kini hanya tinggal berdua dengan adiknya Zihan Azzahra 11 tahun.
Sejak kecil, keduanya telah menjadi yatim piatu karena di tinggal ayah dan ibu yang meninggal dikarenakan sakit.

Setelah itu keduanya dirawat oleh neneknya, Warsini. Kepergian neneknya seolah menjadi rentetan kehilangan orang terkasih di kehidupan Ziddan dan Zihan.

Menurut Komisaris dan Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Retno Listyarti, negara harus hadir mulai dari pendampingan psikologis, hingga memberi bantuan kesehatan dan pendidikan.

Sementara melalui liris Kementerian Sosial menyatakan bahwa data akurat by name by addres yatim piatu Covid masih dalam proses pengumpulan. Berdasarkan data dari satgas penanganan Covid- 19 per 20 Juli 2021 diketahui terdapat 11.045 anak menjadi yatim piatu, yatim atau piatu. KPAI memprediksi terdapat lebih dari 40.000 anak, dan Kawal Covid-19 mengestimasi lebih dari 50.000 anak telah menjadi yatim/ piatu akibat pandemi hingga Juli lalu

Meski demikian, KPAI mengingatkan bahwa data kualitatif juga di butuhkan di samping data kuantitatif atau data berupa angka. Kalau data ini sudah ada, dan penyebarannya jelas berapa jumlahnya ada di mana saja maka kita bisa bikin bantuan melalui APBN dan APBD.

Kisah kakak-adik Ziddan dan Zihan yang terdengar luas dimedsos sehingga kini mendapat batuan dari berbagai pihak termasuk bantuan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Sementara itu Risqita juga merasa beruntung mendapat bantuan dari kerabat, tetangga. Juga Ia dan adik-adiknya yang dijanjikan mendapat beasiswa hingga mencapai gelar Sarjana dari Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika.

Tak seberuntung mereka masih banyak yatim piatu Covid-19 lainnya yang tidak mendapatkan perhatian khalayak luas atau bantuan langsung. Di Yogyakarta, Agnes yang mendadak menjadi orang tua tunggal belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Harusnya negara hadir bukan sekadar pendampingan, pemberian bantuan Kesehatan dan Pendidikan. Negara wajib mengambil alih tanggung jawab mereka baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam kondisi pandemi ataupun bukan pandemi. Secara tidak langsung memastikan, kepada kerabatnya apakah ada yang mampu mengambil alih tanggung jawab mereka atau tidak. Kalau ada, negara berhak memaksa mereka bertanggungjawab. Jika tidak ada kerabat yang mampu, negara wajib mengambil alih tanggung jawab pengasuhan hingga mereka dewasa dan mampu menafkahi diri sendiri. Namun solusi itu hanya bisa kita dapati ketika negara menerapkan aturan Islam.

Umi Rasyid

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 0

Comment here