Oleh : Ummu Izzah
wacana-edukasi.com — Allah Swt. memang menganugerahkan sumber daya alam yang melimpah pada negeri negeri kaum muslim. Termasuk negeri mayoritas muslim terbesar didunia, yakni Indonesia. Dari mulai potensi laut yang mampu menghasilkan 6,4 juta ton ikan pertahun. Sementara pontensi perikanan budidaya berpuluh kali lipat baik di darat maupun pesisir. Belum lagi sumber daya mineral dan energi yang melimpah, diperkirakan cadangan minyak yang siap diproduksi sebanyak 8 milyar barel.
Para ahlipun memastikan cadangan total minyak negeri ini ialah 86,9 milyar barel. Begitu juga dengan cadangan gas, batubara dan sumber daya alam lainya. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan, negeri yang begitu melimpah dengan sumberdaya alam seperti itu kenapa rakyatnya masih hidup dengan kondisi yang sangat memperihatinkan?
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan bahwa terdapat 27,54 juta penduduk Indonesia yang berda dibawah garis kemiskinan dengan mengacu pada tolok ukur penduduk miskin ialah masyarakat yang hidup dengan batas pendapatan Rp 472,525,00 perkapita perbulan (liputan6.com,15/7/2021).
Harapan dan impian Indonesia menjadi negara yang maju dan mandiri adalah sesuatu yang positif, dan wajar juga jika ada tokoh ataupun pejabat Negara memimpikan agar Indonesia menjadi Negara maju, seperti yang diungkapkan oleh menteri PPN/Kepala bappenas Suharsono Manoarfa yang megharapkan Indonesia bisa lepas dari jebakan Negara kelas menengah dan juga perekonomian Indonesia bisa tumbuh mencapai 6% pada tahun 2022 hingga menjadi Negara maju pada tahun 2025 (cnn Indonesia.com,4/8/21)
Hal serupa juga ternyata menjadi harapan presiden Joko Widodo, Ia pernah menyampaikan keinginannya menjadikan Indonesia menjadi Negara yang maju yang baldatun toyyibatun warobun gofur (setkab.go.id,1/6/2018).
Pertanyaanya, apakah harpan dan impian itu bisa terwujud jika Negara ini masih menerapkan sistem Kapitasil Sekuler dalam menjalankan pemerintahanya ? Sistem politik yang menghalalkan segala cara dan melahirkan para koruptor yang rakus.
Belum lagi sistem perekonomianya yang ribawi, menentang atuaran Ilahi. Sistem kapitalime Liberal juga telah melahirkan generasi yang rusak, di mana mereka hidup bebas tanpa aturan, yang suka menjual SDA dengan semena-mena. Hukum yang tumpul keatas tapi tajam kebawah juga menjadi ciri khas Negara pengikut kapitalis yang bengis. Satu hal yang mustahil jika sistem yang rusak seperti itu mampu menjadikan negeri yang sejatinya kaya raya ini menjadi negeri yang baldatun toyibatun arabun gofur.
Jalan satu satunya untuk menjadikan impian dan harapan Indonesia menjadi Negara maju, negeri yang baldatun toyyibatub warabun gofur adalah dengan berhijrah. Yakni Hijrah bersama dari Sistem Kapitalis sekuler menuju Sistem yang datang dari sang maha pencipta kehidupan, Allah Ajawajala. Saat inilah momentum yang tepat untuk berhijrah secara total.
Sepatutnya semangat hijrah yang dimiliki ummat saat ini diarahkan juga untuk memperbaiki kondisi negeri ini. Karena jika hijrahnya seorang individu tidak dibarengi dengan hijrahnya lingkungan juga sistem yang mengatur kehidupanaya justru akan menjadi masalah dan penghambat baginya, bahkan bisa membahayakan aqidahnya, karena lingkungan yang buruk dan aturan yang rusak akan mempengaruhi gagalnya seorang individu dalam berhijrah.
Menurut Ibnu Hajar al Asqolani dalam kitab Fath al Bari Syarah Shahih al- Bukhari menjelaskan bahwa hijrah yang sempurna adalah ketika seorang indivdu meninggalkan apa yang telah dilarang oleh Alloh SWT, termasuk meninggalkan aturan syirik( kufur) menuju aturan islam yang sempurna untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan. Bukan hanya sekedar perbaikan diri melaikan juga perbaikan untuk negeri. Dari itu dibutuhkan kesadaran hijrah yang benar dari segenap komponen umat, bahwa dengan hijrah total baik individu dan Negara dari aturan yang rusak buatan manusia menuju aturan dari Alloh subhanahu wata’ ala. Dengan itu Insya Allah negeri ini akan menjadi negeri yang sesuai dengan harapan dan impian kita semua, yaitu menjadi negeri yang baldatun toyibatun warabun ghafur. walahu a’lam bishowab.
Views: 20
Comment here