Surat Pembaca

Malangnya Nasib Guru

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com — Pahlawan tanpa tanda jasa, itulah ungkapan yang sering didengar mengenai sosok seorang guru. Gelar tersebut memang tidak salah dan pantas diberikan kepada mereka karena perjuangan dan pengabdiannya mendidik generasi penerus bangsa. Guru adalah arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik, dan guru juga bertugas mempersiapkan manusia sosial yang cakap yang diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.

Namun sangat disayangkan dengan tugas yang sangat mulia tersebut tidak dibarengi dengan kesejahteraan bagi mereka, dari segi gaji dan dari segi pengangkatan mereka menjadi pegawai pemerintahan. Proses pengangkatan guru honorer menjadi pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja PPPK di era ini dilakukan dengan proses seleksi dinilai sangat sulit, banyak peserta yang tumbang karena para penyusun soal tidak mempertimbangkan siapa saja peserta tes, penyusun soal yang merupakan dosen dosen dari perguruan tinggi tidak memikirkan bahwa peserta tes mayoritas sudah sepuh (Jpnn.com,Jakarta).

Semestinya proses pengangkatan guru dilakukan berdasarkan masa pengabdian seseorang menjadi guru, terlebih lagi guru yang sudah lama mengajar di pelosok daerah, sehingga bisa memberikan sedikit angin segar kepada mereka yang telah berkontribusi mencetak generasi penerus bangsa apalagi mereka yang sudah sepuh.

Di dalam naungan Islam, guru mendapat penghargaan yang tinggi. Berbeda di dalam sistem kapitalis- sekuler yang memandang guru dengan sebelah mata.
Sejarah mencatat bahwa guru pada zaman khalifah Umar bin Khattab seorang guru mendapat gaji yang sangat besar, sebagaimana yang diriwayatkan dari Al Wadlah bin Atha bawasanya ada 3 orang guru di Madinah yang mengajar anak- anak, dan Khalifah Umar bin Khattab memberi gaji 15 dinar= 63,75 gram emas. Selain mendapatkan gaji, guru juga mendapatkan kemudahan untuk mengakses sarana dan prasarana untuk menunjang kualitas mengajarnya.

Demikianlah Islam memberikan penghargaan kepada guru, dan sudah sepantasnya guru diposisikan sebagai sosok yang mulia. Karena tanpa guru, ke mana umat akan menuntut ilmu.

Reni Nuraeni
Dramaga, Bogor

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here