Oleh: Elin Nurlina
Wacana-edukasi.com– Sedih memang, semenjak keruntuhan khilafah, umat muslim diberbagai negeri-negeri muslim berada pada keadaan politik yang paling buruk, mengalami keterpurukan diberbagai aspek, mengalami penindasan dan diskriminasi, bahkan yang paling menyayat hati bagi mereka sendiri adalah dimusuhi dan tidak diakui sebagai warga negara yang mereka tinggali.
Sebagaimana kita lihat, Potret berbagai konflik di Kawasan timur tengah belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir, malah semakin memanas akibat eksistensi penjajah masih bercokol mengendalikan negeri-negeri muslim tersebut. Dominasi barat atas dunia islam mengakibatkan berbagai penderitaan yang tak pernah henti. Sudah jutaan kaum muslim menjadi korban kebiadaban mereka yang mengorbankan perang demi meraih kepentingan politik dan ekonominya. Dan kaum muslim hanya dijadikan tumbal demi kerakusan mereka.
Di belahan dunia lain, Kaum muslim yang menjadi minoritas dinegaranya tak kalah pedih penderitaannya. Umat muslim diperlakukan semena-mena dari negara dan penduduk non-muslim hanya karena keislamannya. Muslim Uighur di xinjiang dipaksa menghilangkan identitas keislamannya oleh pemerintaha komunis cina. Bahkan yang terbaru adalah muslim di Uighur cina dituduh sebagai radikal dan teroris akhirnya berakibat pada reeducation camp Nasib yang sama juga dialami oleh muslim Rohingya di Myanmar. Mereka yang ratusan tahun hidup di kampung halamannya harus terusir dari tempat kelahirannya karena dianngap penduduk haram oleh rezim budha Myanmar. Mereka tak boleh memperoleh kewarganegaraan di tempat kelahirannya sendiri. Dan kini mereka hidup terombang ambing mencari arah harus lari kemana lagi demi menyelamatkan diri mereka. Mereka hanya bisa hidup di perbatasan ala kadarnya, sementara dunia internasional hanya bisa melihatnya saja. Begitupun di Kashmir, Wilayah yang berada di dua administrasi pemerintahan, yakni india dan Pakistan, menjadi korban konflik kepentingan. Cengkeraman india ini menyebabkan kehidupan muslim Kashmir tertekan.
Menyedihkan memang. Umat islam secara global makin terkikis kepeduliannya terhadap kaum seakidah yang berbeda negeri. Kepeduliannya abai akibat fanatisme kebangsaan alias nasionalisme. Ide beracun yang disebarkan barat dengan seribu topeng manis ini telah banyak mematikan pemikiran kaum muslim. Sementara kaum muslim banyak yang belum menyadarinya. Yang menyedihkan apa yang terjadi atas kaum muslim dibelahan dunia sana ternyata tak mampu menggerakan hati Nurani para penguasa muslim lainnya. Tak ada seorang pun yang melakukan pembelaan meskipun sekedar dengan menyampaikan kecaman apalagi dengan pertolongan terbuka.
Strategi barat dalam merusak pemikiran kaum muslim memang tidak pernah berhenti. Berbagai cara yang mereka lakukan seperti tidak kehabisan ide. Dari yang power sampai yang soft pun terus mereka gencarkan. Memang secara fisik para penjajah tidak lagi bercokol di negeri-negeri islam, tapi secara defacto masih menguasai berbagai aspek. mereka terus memburu dan mengekploitasi bangsa-bangsa lemah yang di jajahnya. Mereka menggunakan seluruh kekuasannya melalui beragam cara dan Lembaga demi memaksakan kepemimpinan ideologinya dan memantapkan segenap pandangannya untuk meraih kepentingan politik dan ekonominya. Kaum muslim menjadi tumbal kerakusan sistem kapitalisme global yang di embannya.
Demikianlah, berbagai keterpurukan yang dialami kaum muslim di berbagai negeri sejatinya kita banyak belajar bahwa kita umat islam butuh junnah, butuh kepemimpinan yang berpijak pada akidah islam. Butuh kepemimpinan yang berfungsi sebagai pemersatu sekaligus pengurus dan penjaga umat, yaitu institusi politik Islam(khilafah). Institusi ini telah terbukti belasan abad menjadikan umat Islam mulia dan terjaga.
Wallahua’lam bishowwab.
Views: 9
Comment here