Wacana-edukasi.com — Indonesia masih menjadi negara dengan daya pikat yang lebih bagi para wisatawan lokal maupun luar negeri dalam hal wisata. Tidak dimungkiri banyak orang-orang yang masih berkunjung ke tempat wisata untuk sekedar melepaskan penat dalam diri. Bahkan tidak sampai di sana banyak orang mengunjungi tempat wisata dengan tujuan tambahan. Salah satunya banyak wisatawan mengunjungi tempat-tempat yang memiliki sejarah yang sangat kental seperti mengunjungi makam yang diyakini orang sakti di daerah tertentu.
Tempat wisata akhir-akhir ini banyak mempromosikan aroma-aroma syirik seperti salah satu nya makam keramat marongge yang berada di kecamatan Tomo kabupaten Sumedang, tempat tersebut letaknya memang di tengah Tempat Pemakaman Umum (TPU) di daerah Marongge yang terbilang cukup tua. Dapat dilihat dari bentuk nisan dan kondisi kuburan yang sudah berantakan.
Orang-orang yang berkunjung ke makam ini, bukan tanpa tujuan, tetapi mereka di antaranya ada yang ingin kelancaran dalam masalah jodoh, subur dalam bertani, sukses dalam berkarir, manjadi orang kaya dan lain sebagainya.
Konon Makam Marongge ini terkenal dengan kekuatan asihan atau peletnya. Bahkan ada ritual khusus untuk para pengunjung yang memiliki maksud tertentu, yaitu dengan cara mengikuti beberapa tahapan ritual seperti mandi kembang, minum air doa, juga mandi dialiran Sungai Cilutung Sumedang sambil melarungkan celana dalam yang dipakainya saat itu, konon ritual melarungkan celana dalam ini dengan maksud untuk membuang sial mereka.
Dalam ajaran Islam kata syirik yang berasal dari kata “syaraka” yang berarti mencampurkan dua atau lebih benda, atau dapat diartikan sesuatu tidak sama seolah-olah sama. Syirik dengan arti mempersekutukan tuhan, sebagai objek pemujaan atau tempat menggantikan harapan.
Perbuatan syirik ini sebetulnya sangat dekat dengan masyarakat khusus nya di negara ini, bahkan perbuatan syirik seperti ini bisa di katakan sebagai perbuatan biasa karena turun temurun dari orang tua mereka terdahulu.
Syirik adalah dosa besar, ancam nya yaitu tidak akan diampuni jika seseorang meninggal dalam keadaan syirik. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya” (QS.An Nisa: 116).
Masyarakat saat ini memang sangat sulit dipisahkan dari perbuatan syirik, apalagi banyak nya tempat wisata ataupun makam keramat yang dilabeli sebagai tempat berziarah padahal di dalamnya banyak praktik-praktik kesyirikan, juga didorong dengan sistem yang dipakai oleh negara ini sekuler kapitalis yang hanya memikirkan keuntungan semata, tempat wisata dijadikan salah satu sektor paling penting dalam hal ekonomi, artinya di sistem ini tidak mengapa tempat wisata terdapat praktik kesyirikan yang terpenting negara mendapatkan pemasukan dari tempat tersebut.
Padahal dalam Islam pendapatan dari tempat wisata bukan hal yang paling penting dalam menambah pemasukan ekonomi bagi negara, pemasukan bagi negara salah satu bisa di dapatkan dari sumber daya alam yang dikelola secara benar oleh negara. Dan dari sisi sistem pendidikan yang akan membina keimanan dan ketaqwaan secara total, negara tidak akan membiarkan umatnya hanya pintar dalam hal masalah dunia saja, tetapi negara akan serius mengurusi rakyatnya menjadi insan yang iman dan takwanya sempurna.
Di dalam Islam juga akan ada kontrol terhadap perilaku masyarakat dan tentu akan menerapkan hukuman yang setimpal apabila masyarakat sendiri terlibat atau bahkan dengan lebar membuka praktik wisata yang dilabeli dengan praktik kesyirikan.
Persoalan semacam ini tentu akan tuntas jika sistem sekuler kapitalis ini dicampakkan dari kehidupan ini. Lalu diganti dengan sistem yang menerapkan Islam secara kaffah. Islam akan mengurusi rakyat sehingga pemikiran mereka tergantikan oleh pemahaman Islam. Sanksi pun akan berjalan sempurna apabila adanya daulah Islam di bawah sistem khilafah Islamiyyah.
Rika Triany
Views: 52
Comment here