Oleh : Nadia Fransiska Lutfiani S.P (Aktivis Muslimah, Pegiat Literasi dan Media)
wacana-edukasi.com — Blok Wabu merupakan blok tambang emas, kawasan yang pernah dipakai Freeport berada di Intan Jaya Papua. Memiliki potensi emas lebih besar dari Tambang Grasberg , karena sebelumnya menjadi rebutan para pengusaha setelah dikembalikannya Freeport Indonesia ke pemerintah sebelum 2018.
Blok Wabu dikabarkan memiliki potensi emas dengan perkiraan 8,1juta ounces. Perusahaan tambang Mining and Industry Indonesia atau MIND ID pernah menyampaikan menarik minat untuk di garap hasil penghitungan sumber daya pada 1999 untuk kategori measured, indicated, dan inferred terdapat sekitar 117,26 juta ton dengan average 2,16 gram per ton emas (economy.okezone.com, 3/10/2021)
Atas hal ini, presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menegaskan bahwa pihaknya sudah tidak memiliki kepentingan apa-apa lagi di Blok Wabu, karena sudah diserahkan ke Kementrian ESDM namun baru dinyatakan resmi dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus atau IUPK 21 September 20218 (kumparan.com, 22/09/2021)
Kapitalis Menghamba Kepentingan, Mengaburkan Hak Kepemilikan
Indonesia memang terkenal dengan potensi kekayaan sumber daya alam. Namun sejak sumber daya alam tidak mampu menjadi milik tuannya kini justru menjadi pajangan. Hanya bisa dilihat tanpa bisa memiliki kegunaannya dengan utuh.
Kutukan sumber daya alam, slogan itu sempat terlontarkan sebagai bentuk gambaran bagaimana melimpahnya sumber daya alam namun ternyata tidak mampu menyelamatkan kebutuhan bahkan tidak mampu memberikan kesejahteraan. Setidaknya menggambarkan begitu sulitnya bertahan hidup ditengah kekayaan sumber daya alam yang gemah ripah loh jinawi.
Tidak bisa dipungkiri memang kebebasan hak milik yang telah diakui diberikan ruang dalam sistem pemerintahan hari ini memberikan pengaruh banyak dalam pola kehidupan termasuk dalam kepemilikan kekayaan alam. Kepemilikan hanya berlaku bagi pemilik modal hal inilah yang menjadi pandora negeri kaya minim kesejahteraan, karna kedaulatan sudah terkikis habis ditangan para antek asing aseng yang memiliki hak lebih atasnya.
Miskin papa, ada negara namun tidak menjanjikan kesejahteraan. Sudah sangat jauh sekali sistem demokrasi dengan dukungan ideologi kapitalisnya menghancurkan tatanan kehidupan umat manusia. Landasan liberal yang hadir dalam setiap individu yang hedonis hingga kebijakan pemerintahan yang selalu membuat miris. Sudah telak mengaburkan peran negara yang kemudian hanya menjadi regulator para pemilik modal dengan dalih kepentingan.
Aturan yang diberlakukan dengan kedaulatan ditangan rakyat menjadikan para wakil rakyat manusia itu sendiri menjadi haus kekayaan dan jabatan. Mereka hadir dengan nama wakil rakyat namun tidak bekerja untuk rakyat, jauh dari penyebutannya.
Pemerintahan hari ini bukan di pimpin oleh seorang penguasa belaka namun sebagian mereka adalah pengusaha yang bekerja bersama korporat mendapatkan keuntungan balik modal dalam menduduki jabatan. Sudah lama memang kekayaan alam dinegara yang katanya kaya ini menjadi incaran negara-negara adidaya. Hingga kemudian mereka secara terang-terang hadir dalam kepemilikan atas nama proyek dan kerjasama.
Namun ini harusnya membuka tabir secara jelas tidak perlu mencari kerusakan yang terjadi karna justru sudah hadir didepan mata. Freeport, memang perusahaan tambang terbesar yang sudah lama berperan dalam mengeruk kekayaan emas yang ada dibagian Indonesia timur, bukan masalah baru jika pribumi hanya sebagai budak dan sebagian keuntungannya hampir lebih dari sembilan puluh persennya justru mengalir deras kepada swasta.
Rakyat lagi harus menaggung pahit dan peliknya kehidupan di negera yang kaya. Terpaksa bertahan meski sudah paham kerusakan didepan mata. Tetap betusaha waras saat pencuri berdasi dan bersertifikasi mengambil serta menjarah semua kepimilikan umum yang harusnya bisa dinikmati rakyat tanpa terkecuali.
Benar-benar kehidupan yang tidak wajar. Kapitalis telah berhasil dalam pemerintahan demokrasi hari ini bagaikan orang-orang lebih mengutamakan kepentingan para korporat daripada kesejahteraan rakyat. konsep yang mengakui pencipta namun mengingkari aturan penciptanya telah menjadikan mereka berkuasa melebihi penciptanya.
Incaran kekayaan sumber daya alam dalam perebutan kepemilikan untuk diambil keuntungannya telah selesai pada titik bukan lagi milik rakyat kecuali hanya mendapatkan sisa-sisanya saja. Kapitalisme memang tidak memiliki konsep kesejahteraan, kepemilikan, keamanan, karna yang ada hanya bagaimana mendapatkan keuntungan dan manfaat yang sebesar-besarnya meski harus mengorbankan sebagian orang-orang yang tak berdaya.
Inilah sumber kerusakan tata kehidupan menjadi rancu, seperti hidup didalam kubangan lumpur, negara berusaha mencoba naik semakin dalam kaki tenggelam hingga akhirnya tersisa sedikit kekuatan dan kewarasan dengan kepasrahan.
Kapitalisme bukan habitat umat manusia, bagaimana bisa kekayaan alam dijadikan incaran sementara negera pemiliknya dengan santai bahkan sadarnya pernah mengiklankan untuk menarik investor dan kita mendapatkan keuntungan atas sewa.
Memang miris ketika kekuasaan hidup bersama kapitalis mencetak bagaimana orang-orang mencuri dengan elegan, berlepas tangan dari tanggung jawab dibalik kebijakan atas nama rakyat. Kasus blok wabu sudah menjelaskan dengan nyata kekayaan alam yang tidak dikelola dengan sistem yang benar hanya melahirkan kesengsaraan.
Islam Memiliki Konsep Tatanana SDA sesuai Syariat Untuk Kemaslahatan Rakyat
Kehidupan yang jauh dari keimanan telah mengikis peran dosa-pahala atau halal haram. Mereka akan hidup semau aturan yang telah didesignnya sendiri. Kapitalisme memang mencetak kehidupan demikian. Namun perlu kita sadari ini bukan masalah semantik namun sistemik. Maka diperlukan aturan sepadan yang dapat menyelesaikan yaitu sebuah sistem yang mampu melahirkan aturan, yaitu Ideologi Islam.
Islam tidak lahir hanya mengajarkan konsep keimanan dalam ritual ibadah saja, kehadirannya sepaket dengan aturan bagi kehidupan manusia atau biasa dikenal dengan Rahmatanlil’alamin. Islam sebagai ideologi dan peradaban yang gemilang sebelumnya telah menjadi bukti yang tidak bisa dipungkiri kehidupanpun akan kembali kepada kejayaan dulu ketika syariat mendapatkan ruang untuk diterapkan.
Islam mengatur pemerintahan dengan dasar keimanan kepada pencipta atau aqidah islam. Semua kebijakan dan aturan negara berlandaskan aqidah islam, bahkan orang-orang yang berkuasa didalamnya juga dengan sadar bertanggungjawab atas dorongan iman. Aqidah islam membutuhkan syariat dalam melahirkan tata aturan kehidupan.
Syariat juga memandang bahwa kedaulatan berdiri diatasnya. Sehingga tidak lahir didalamnya kepentingan dengan dalih kedaulatan ditangan rakyat. untuk itu, didalam Islam setiap warga negara akan mendapatkan hak dan kewajiban yang sesuai dengan ketentuan syara’. Sehingga penguasa didalam Islam (Khalifah) mewakili atas umat dalam kekuasaan dan pelaksaan syara’.
Termasuk dalam hal kepemilikan ini dengan berpedoman politik ekonomi Islam, bahwa penyelesaian segala harta dan hak kepimilikan kembali kepada distribusi yang tepat. Karna harta disini artinya milik Allah, termasuk alam dan kekayaan ini merupakan harta Allah yang dititipkan dalam kehidupan untuk memenuhi kebutuhan dan wajib bagi setiap manusia menjaganya bukan atas kepentingan namun sebatas memenuhi kebutuhan secara cukup. Sehingga tidak hadir penguasaan hak milik atasnya.
Ada tiga kepemilikan diantaranya : pemilikan individu, pemilikan umum, dan pemilikan negara. Kekyaaan alam disini adlaah milik umum artinya murni untuk dimanfaatkan dan dikelola bagi umat atas negara. Sehingga negara tidak boleh berlepas tangan.
Pemilikan umum berlaku tiga hal : setiap sesuatu yang dibutuhkan masyarakat umum seperti lapangan ;sumber alam atau barang tambang yang jumlahnya tidak terbatas seperti minyak; benda-benda yang sifatnya tidak dibenarkan untuk di monopoli seperti sungai.
Jelas disini kepemilikan umum termasuk kekayaan alam tidak dibenarkan menjadi milik swasta atau individu, karna kesenjangan akan semakin terlihat jika demikian. Kekayaan alam milik umum harus dikelola negara dan hasilnya akan kembali kepada rakyat. sumber-sumber pemasukan dan pengeluaran harus diatur sedemikian rupa jelas dan rinci detailnya sesuai pos-posnya. Tidak dibenarkan memberika hak kepada swasta untuk mengaturnya.
Ini hanya akan terealisasi dibawah kepemimpinan dalam sistem yang benar, sistem yang mengikuti sebagaimana pencipta mengatur kehidupan. Sistem Islam yang mampu menciptakan kehidupan kembali kepada fitrah, menyelesaikan masalah dan memberikan keejahteraan diatas kepentibgan-kepentingan.
Maka kaum muslim harus yakin penuh pada kemenangan disertai perjuangan, kezaliman yang lahir dalam pemerintahan dmeokrasi kapitalis sudah tidak layak lagi untuk menciptakan kehidupan dinamis bagi manusia. Islam lah yang mampu mengcover semua meciptakan kehidupan berada dalam keridhoan pencipta, membawa keberkahan.
Views: 6
Comment here