Opini

Napak Tilas Sejarah Islam Indonesia Melalui Film JKDN II

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Mahganipatra (Pegiat Literasi dan Aktivis Forum Muslimah Peduli Generasi)

wacana-edukasi.com– Setiap tanggal 12 Rabiul awal di yakini oleh seluruh kaum muslim sebagai hari besar umat Islam untuk memperingati hari lahirnya nabi Muhammad Saw. Hari yang menjadi momentum bagi seluruh umat Islam merepresentasikan kecintaan mereka terhadap Nabi Muhammad Saw.

Di Indonesia umat Islam biasa merayakan acara maulid Nabi Muhammad Saw dengan beragam acara yang mereka gelar, bisa dalam bentuk pameran, perlombaan dan juga perayaan-perayaan agama yang berisi tausiah dari para  tokoh-tokoh pemuka agama Islam dan ustad-ustad kondang.

Sering kali dalam perayaan tersebut, kaum muslim diajak  kembali untuk napak tilas perjuangan dakwah rasulullah Saw. Bagaimana perjuangan rasul saat berdakwah menyampaikan Islam di tengah-tengah kaum kafir Mekkah dan Madinah.

Dengan upaya ini diharapkan agar umat dapat mengambil ibrah (pelajaran) dan hikmah  atas seluruh perjuangan rasul sekaligus mampu menjadi pemompa semangat untuk mencontoh perjuangan rasulullah   saat berdakwah menyebarkan dakwah Islam. Menjadikan Rasulullah Saw sebagai satu-satunya suri tauladan dalam seluruh aspek kehidupan.

Terlebih lagi saat ini, ketika dakwah Islam sering mengalami persekusi dari para pembenci  Islam dan kelompok-kelompok dakwah yang telah menjadi kaki tangan penjajah kafir Barat. Mereka dengan sadar atau tanpa sadar telah menyebarkan  stigma negatif tentang Islam dan ajaran Islam yang sengaja diciptakan oleh kaum kafir Barat untuk kepentingan mencegah kebangkitan umat Islam. Mereka menganggap bahwa dakwah Islam kaffah yang menyerukan untuk kembali menegakkan syariah Islam sebagai satu-satunya aturan kehidupan dengan menegakkan daulah Khilafah dianggap sebagai anti NKRI, anti Pancasila dan sebagai bibit paham radikalisme dan terorisme yang akan memecah belah umat.

Dilansir dari Antaranews.com, jumat 15/10/2021, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid menjelaskan bahwa semua umat beragama harus menaati perjanjian yang sudah menjadi kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara. Dia menyebutkan bahwa indeks potensi radikalisme di Indonesia masih sekitar 12,2 persen. Dan salah satu indikator kategori orang-orang yang terpapar radikalisme adalah mereka yang anti Pancasila dan pro Khilafah. Menurut  Ahmad Nurwakhid mereka yang menggelorakan  khilafah dan daulah sama dengan melanggar konsensus nasional. Walaupun para tokoh yang membuat perjanjian sudah wafat, secara hukum perjanjian tersebut tidak bisa dibatalkan. Artinya menurut Ahmad Nurwakhid Pancasila dan NKRI harga mati.

Napak Tilas Sejarah Umat Islam Di Indonesia

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 272,23 juta jiwa pada Juni 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 236,53 juta jiwa (86,88%) beragama Islam. Artinya mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim.

Adapun bagaimana sejarah agama Islam masuk ke Indonesia, ini yang butuh kembali  penelusuran sejarah sesuai dengan perspektif sejarah yang benar.  Bagaimana sejarah umat Islam di negeri ini dikubur dan dikaburkan dari sisi pemahaman sejarah tentang bangsanya oleh para kafir penjajah sesuai dengan kepentingan mereka.
Terutama dengan munculnya stigma negatif terhadap umat Islam yang senantiasa dimunculkan. Menganggap setiap kajian dan para tokoh agama Islam serta kelompok-kelompok dakwah yang menyerukan umat Islam kepada pemahaman Islam yang benar sebagai sebuah ancaman negara. Umat senantiasa ditakut-takuti serta di dorong untuk terus waspada terhadap seruan penerapan syariah Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan dengan seruan untuk menegakkan daulah Khilafah. Sementara di sisi yang lain umat diminta untuk menaati konsensus para pendiri bangsa.

Benarkah bangsa ini memiliki akar Sejarah yang harus mewaspadai Islam sebagai sebuah ajaran agama yang berbahaya? Bagaimana Islam mampu menjadi agama mayoritas penduduknya sementara kita pun tahu jika merujuk pada sejarah Indonesia masa lalu, nenek moyang bangsa Indonesia adalah pemeluk animisme dan paganisme.

Tentu hal ini menjadi pertanyaan besar, mengapa kini bangsa Indonesia mayoritas memeluk agama Islam?
Bagaimana Islam datang dan menjadi agama mayoritas? Apakah mungkin sebuah agama yang menjadi agama mayoritas penduduknya harus diwaspadai, karena dianggap akan memecah belah umat?

Maka Hal ini tentu saja  harus diteliti dan dibedah dlm perspektif sejarah bangsa ini.
Mengingat bahwa sebuah bangsa akan menjadi bangsa yang besar ketika mereka memahami akar sejarah bangsa mereka.

Inilah yang menjadi latar belakang pemutaran film JKDN (Jejak Khilafah Di Nusantara). Film karya anak-anak Bangsa yang memiliki kepedulian serta kecintaan terhadap agama, bangsa, dan negaranya. Mereka mencoba menyajikan sebuah film yang akan memberikan pemahaman sejarah sesuai dengan perspektif Islam di Nusantara. Mereka mencoba menggali dan  mengupas secara detil, indah dan memukau fakta sejarah tentang masuknya Islam ke negeri tercinta ini.  Bahkan dengan gamblang mereka juga menyajikan bukti-bukti otentik tentang hubungan nenek moyang bangsa ini dengan ke Khilafahan Islam Utsmaniah sebagai satu-satunya institusi daulah (negara) adi daya yang memimpin dunia di masa itu. Mereka memberikan gambaran serta pemahaman baru kepada umat Islam terkait fakta-fakta sejarah yang telah lama terkubur dan dikaburkan. Tentang harga diri, kemuliaan dan perjuangan bangsa ini dalam mengusir para penjajah di bumi pertiwi. Perjuangan para pendiri bangsa yang memiliki tekad untuk menjadi umat yang satu dengan landasan akidah Islam. Mereka bergerak, berjuang untuk menjalin persatuan umat Islam di Nusantara mengusir para penjajah yang datang ingin menguasai dan merampok negeri ini.

Jadi pertanyaannya kemudian, layak kah Islam dan Khilafah di tuduh sebagai bibit paham radìkalisme dan terorisme? Sementara akar sejarah bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan mulia ketika dipersatukan oleh Islam dalam lindungan Khilafah Islamiyyah?

Wallahu a’lam bish-showab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 53

Comment here