wacana-edukasi.com–Pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia, semakin lama jumlahnya semakin meningkat. Maka adanya test usap Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah salah satu upaya untuk mendeteksi penyebaran virus Covid-19. Namun, di Indonesia harga Eceran Tertinggi (HET) untuk tes usap PCR polemik karena dianggap terlalu mahal. Hingga pemerintah menetapkan HET untuk test PCR adalah sebesar Rp275.000 (Jawa-Bali) dan Rp 300.000 (luar Jawa-Bali). Namun, para pengusaha yang bergerak di bidang kesehatan menilai, harga ini cukup memberatkan pelaku usaha kesehatan (kumparanbisnis 13/11).
Sekretaris Jenderal Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Indonesia, Randy H Teguh mengatakan bahwa rumah sakit, klinik, dan lab dapat dikategorika terdesak. Jika tidak melakukan layanan, mereka akan ditutup, tapi kalau mereka melakukan akan buntung.
Sayang, dalam sistem kapitalisme hari ini kesehatan dijadikan sebagai ladang bisnis untuk meraup keuntungan. Padahal, kesehatan adalah kebutuhan penting masyarakat. Terlebih, dalam pandemi covid-19 sekarang. Di mana, rakyat sedang berjuang menghadapi pandemi dan kerasnya hidup karena sulitnya ekonomi. Wajar saja, kesehatan dalam sistem ini Negara tidak bertanggung jawab penuh dalam pengurusan rakyatnya, termasuk dalam kesehatan.
Kesehatan diberikan kepada pengusaha sehingga standarisasi kesehatan adalah untung rugi. Nyawa rakyat tak sebanding dengan materi. Padahal, Rasulullah Saw. Bersabda, “Hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah disbanding terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak” (HR. an-Nasai dan Tirmidzi).
Sementara di dalam Islam, kesehatan dipandai sebagai kebutuhan pokok yang wajib dijalankan oleh Negara untuk kemaslahatan umat. Di dalam Islam, layanan kesehatan berkualitas dijamin ketersediaannya. Negara akan memberikan secara gratis dan dengan pelayanan terbaik. Tidak memberikan tanggung jawab kesehatan kepada swasta untuk dikapitalisasi.
Terlebih, tes PCR yang sejatinya dibutuhkan rakyat untuk mendeteksi penyebaran virus covid-19. Maka, seharusnya tes ini digratiskan untuk rakyat bukan malah membebani dengan biaya yang mahal. Dananya dari mana? Bisa dengan pengelolaan sumber daya alam Indonesia yang kaya dan dimanfaatkan untuk kepentingan umat. Sehingga bukan hanya kesehatan saja yang bisa tercover oleh Negara, pendidikan, bahkan perekonomian pun akan sejahtera.
Ismawati
Palembang, Sumatera Selatan
Views: 6
Comment here