Surat Pembaca

Ada Apa di Balik Maraknya Pencurian?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Umi Hanifah (Aktivis Muslimah Jawa Timur)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Pelaku kriminal hari ini bukan karena berpendidikan rendah lantas mencuri, menipu dan korupsi, pakaiannya lusuh dengan penampilannya yang berantakan. Justru sebaliknya pelaku orang yang berpendidikan tinggi dan penampilannya rapi. Dan yang lebih mengherankan, yang dicuri adalah kotak amal masjid.

Direskrimsus Polda Metro Jaya berhasil mengungkap modus penipuan dengan cara palsukan tampilan QRIS/QR Code di sejumlah kotak amal masjid. Pelakunya bernama Mohammad Iman Mahlil Lubis.

Berdasarkan pemeriksaan, tersangka mencetak QRIS pertama kali pada bulan 23 Maret 2023. Tercatat, QRIS atau QR Code buatan telah tersebar di 38 titik. Liputan6.com (12/4/2023).

Kehidupan hari ini yang memisahkan agama dari kehidupan membuat banyak manusia lepas kendali, inilah sistem Kapitalisme. Mereka tak malu melakukan kejahatan apalagi takut dosa. Bahkan rela melakukan apa saja demi meraih kesenangan hingga melupakan hari akhirat. Apalagi kalau ditilik dari nama, pelaku adalah seorang muslim. Sungguh miris melihat fenomena hari ini, agama hanya sekedar identitas tak lebih dari itu.

Gaya hidup ala sultan yang kerap wara wiri di sosmed, besar kemungkinan menjadi pemicu orang lain ingin menirunya. Bila keuangan mencukupi tak jadi soal, namun ketika tak memilikinya jalan pintas agar bisa banyak cuan adalah melakukan penipuan, pencurian, korupsi dan tindakan kriminal lain.

Kasus crazy rich beberapa waktu lalu adalah sedikit fakta bahwa masyarakat dalam sistem Kapitalisme bermental rapuh serta hilang hati nurani, ingin hidup senang namun diatas penderitaan orang lain. Serba instan, mau hidup enak namun tidak mau bersusah payah bekerja akhirnya melakukan tindakan melanggar hukum.

Sebaliknya, lslam sebagai sebuah sistem punya langkah untuk memberantas perbuatan tercela, seperti mencuri. Yaitu:

Pertama, memupuk ketaqwaan individu. Yaitu memperkuat iman, hal itu bisa diraih dengan ilmu, dengannya manusia akan patuh terhadap perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya. Taqwa adalah benteng yang kuat untuk menjaga manusia agar tidak terjerumus pada perbuatan yang dilarang agama.
Negara juga harus memudahkan sarana agar masyarakat bisa mendapatkan ilmu terutama ilmu agama agar mereka tahu mana yang benar dan mana yang salah. Ilmu ibarat lampu penerang, yang akan menunjuki gelapnya kehidupan.

Kedua, adanya nasihat dan menasihati serta mencegah keburukan ditengah masyarakat. Tindakan tersebut akan meminimalkan perilaku yang menyimpang. Sebaliknya jika masyarakat cuek terhadap keburukan, manusia akan merasa yang dilakukan baik-baik saja padahal yang yang dilakukan hal tercela.

Ketiga, negara hadir sebagai pencegah tindakan kriminal. Adanya sanksi tegas terhadap pelaku, hukuman harus membuat jera agar mencegah yang lain tidak meniru dan pelaku tidak mengulanginya lagi.

Dalam lslam sanksi buat pencurian jika sudah sampai batas ¼ dinar gram emas kemudian diberlakukan potong tangan hingga pergelangan. 1 dinar sama dengan 4,25 gram emas, Jika 1 gram emas Rp 900 ribu maka 1 dinar sama dengan Rp. 3.825.000. ¼ dinar berarti senilai Rp. 956.250.

Namun perlu diingat jika mencuri hanya untuk makan maka tidak di potong tangannya, apalagi jika penguasanya tidak mengurusi keperluan rakyat. Dalam hal ini penguasalah yang berdosa karena membiarkan rakyatnya susah dan untuk bisa makan harus mencuri.

Negara juga harus memenuhi kebutuhan dasar rakyat, baik sandang, pangan, papan serta keamanan, kesehatan dan pendidikan dengan murah bahkan gratis. Dana yang digunakan negara untuk mengurusi rakyat dari harta milik umum, yaitu tambang, hutan, air, kharaj, ghanimah, harta orang murtad, zakat dan lainnya.

Dengan langkah-langkah diatas kriminalitas akan bisa diberantas tuntas. Masyarakat bisa hidup tenang serta bermartabat karena negara hadir untuk melayani sekaligus melindungi rakyatnya.

Semua itu tidak didapat dalam sistem Kapitalisme. Negara abai terhadap kebutuhan rakyat, hingga meraka harus bersusah payah memenuhinya sendiri. Artinya, kebanyakan rakyat dalam sistem ini yang menderita, karena dalam sistem ini penguasa hanya mementingkan urusan para pemodal besar.
Allahu a’lam

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here