Oleh: Muliawati Marsan, AMK (Komunitas Perempuan Hijrah)
Wacana-edukasi.com — Dengan melonjaknya angka terkonfirmasi Covid-19, maka PSBB direncanakan untuk diterapkan kembali. Namun, hal ini membuat banyak pihak menolak dengan beberapa pertimbangan. Lalu bagaimana jalan keluar di tengah pandemi ini?
Dilansir dari Solopos.com( 13/9/2020) Orang terkaya Indonesia, Budi Hartono, angkat bicara menanggapi rencana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di DKI Jakarta. Konglomerasi pemilik Djarum Group dan BCA itu menolak langkah Gubernur DKI Anies Baswedan dengan mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo.
Berdasarkan postingan, akun Instagram Peter F. Gontha, Mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, menyebutkan bahwa orang terkaya di Indonesia itu mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi bulan ini. “Surat Budi Hartono orang terkaya di Indonesia kepada Presiden RI September 2020,” demikian tulis @petergontha disertai lampiran surat Budi Hartono, Sabtu (12/9/2020).
Dalam surat itu, Budi Hartono menyampaikan keinginannya untuk memberikan masukan terkait dengan rencana Gubernur DKI Jakarta memberlakukan PSBB mulai 14 September 2020. Alasan pemberlakukan PSBB itu sendiri karena semakin besarnya kasus positif Covid-19 di di DKI Jakarta dan kapasitas rumah sakit di DKI Jakarta akan mencapai maksimum kapasitasnya dalam jangka dekat.
Tidak hanya itu, dikutip dari DetikNews.com menurut Menteri Sosial Juliari P. Batubara Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bisa berimplikasi luas. Termasuk kemungkinan bertambahnya kelompok masyarakat yang terdampak sehingga membutuhkan bantuan sosial (bansos).
Beliau menyatakan muncul kebutuhan penanganan terhadap masyarakat yang terdampak dalam bentuk bantuan sosial, tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
“Bila keputusannya adalah menambah bansos sejalan dengan pengetatan PSBB, maka itu bukan keputusan yang mudah. Dibutuhkan kajian mendalam dan koordinasi yang tinggi,” kata Juliari dalam keterangan tertulis, Minggu (13/9/2020).
Sepertinya menerapkan PSBB kembali, guna menekan angka terkonfirmasi Covid-19 tidak berjalan mulus.
Airlangga juga menyebut pernyataan Anies saat mengumumkan PSBB ketat itu berdampak negatif pada pasar modal dan pasar uang. Laju IHSG sempat turun.
PSBB Jakarta disikapi negatif baik oleh pengusaha maupun kemenko Perekonomian. Pasalnya, ini dianggap akan menurunkan kembali pergerakan sektor ekonomi.
Ini disebabkan PSBB meniru cara Barat untuk menetapkan ‘blanket lockdown’ yang mematikan ekonomi dan menimbulkan masalah sosial pada area yang luas tanpa jaminan total dari pemerintah.
Bagaimana jalan keluar mengatasi pandemi dalam Islam?
Islam menetapkan pembatasan sosial dengan memutus rantai sebaran wabah, melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memisahkan yang sakit dan sehat, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari secara mua’llaq dari hadits Abu Hurairah dari Nabi Muhammad bahwa beliau bersabda:
“Hindarilah orang yang terkena lepra seperti halnya kalian menghindari seekor singa.”
Sementara dalam Shahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwa Nabi bersabda:
“Janganlah (unta) yang sakit itu didekatkan dengan (unta) yang sehat.”
Setelah dilakukan pemisahan maka masyarakat yang sehat dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Mulai dari perekonomian, pendidikan, dan ibadah tetap dikerjakan walau ada wabah.
Kemudian khalifah atau pemimpin negara akan memberikan prioritas kebutuhan dasar bagi yang diisolasi, mulai dari pakaian, makanan dan obat-obatan dan kebutuhan keluarga yang ditinggalkan. Semua menjadi tanggung jawab negara. Diberikan secara gratis. Dana didapatkan dari baitul mal. Harta negara berupa barang tambang dan lain sebagainya. Yang digunakan untuk kesejahteraan masyarakatnya.
Sehingga, tidak ada yang dapat memberikan solusi tuntas dalam setiap permasalahan selain Islam.
Wallahu ‘alam bishshowab .
Views: 1
Comment here