Opini

Agama dan Politik, Islam Telah Mengaturnya

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Deny Rahma (Anggota Komunitas Setajam Pena)

Wacana-edukasi.com — Mayoritas penduduk indonesia mengetahui bahwa sistem politik yang diemban di negeri ini menggunakan sistem demokrasi. Di mana, sistem tersebut diagungkan oleh sebagian besar manusia yang hidup di muka bumi ini. Mereka menganggap bahwa sistem tersebut paling layak dan rasional untuk diterapkan di suatu negara. Maka tak hanya di negeri ini saja yang menggunakannya, tetapi di banyak negara lain juga menggunakan sistem tersebut.

Demokrasi mengandung arti, seperti yang
dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya atau dapat dikatakan bahwa pemerintahan berada di tangan rakyat. Dilihat dari definisi tersebut yang menyatakan bahwa rakyatlah pemegang tertinggi kekuasaan. Maka seharusnya rakyat juga yang menjadi tuan dan bisa hidup enak serta layak. Namun, pada kenyataannya bertolak belakang dari definisi tersebut.

Ajaran Islam Diabaikan

Sebagai negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam maka kita juga harus kritis terkait agama yang mengatur pemerintahan. Apakah Islam mengakui adanya sistem politik mana pun?

Baru-baru ini beredar berita mengenai peran agama dalam sistem politik. Salah satu menteri di negeri ini bersuara terhadap hal tersebut. Menurutnya, “Agama itu peraturan dan norma, prinsipnya, datang vertikal, dari Tuhan. Pedoman hidup manusia. Wahyu Tuhan yang wajib diikuti sesuai keyakinan. Sementara demokrasi hanya model dan sistem di dalam bernegara. Normanya lahir secara horizontal,” kata Mahfud MD.

Meski berbeda sumbernya, agama bisa menerima sistem politik dan sistem bernegara jenis apa pun. Baik demokrasi, kerajaan, monarki, otokrasi, teokrasi, dan sistem apa pun saja. (tribunnews.com, 18/04/2021).

Sungguh pernyataan Mahfud MD tersebut semakin menyesatkan dan menampakkan hipokrisi konsep yang ditawarkan. Dalam pernyataan tersebut beliau menyebutkan berbagai sistem yang ditawarkan manusia tetapi mengapa melupakan sistem pemerintahan yang diberikan oleh Tuhan. Padahal diketahui beliau beragama Islam. Bahkan pernyataan tersebut terlihat alergi dan justru condong pada penyerangan serta penyesatan informasi tentang sistem Islam yakni khilafah.

Islam Solusi Pasti

Jika pernyataan beliau terkait sistem yang diemban di berbagai negara dapat diterima agama, mengapa justru mengabaikan sistem Islam dan tak menguji kelayakannya. Padahal sistem yang dibawa Islam adalah sistem politik yang telah teruji kelayakannya berabad-abad tahun yang lalu. Mulai dari Nabi Muhammad SAW yang kemudian digantikan oleh khalifah pertama yakni Abu Bakar As-sidiq hingga khalifah terakhir yakni Abdul Hamid II telah membawa umat muslim bersatu padu dan menguasai sepertiga dunia. Islam juga mengantarkan umatnya menjadi umat terbaik dan menonjol di bumi ini. Peradaban dari sistem Islam juga melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar yang karyanya bisa kita nikmati hingga saat ini.

Sistem politik Islam yakni khilafah, yang jika sistem politik ini diterapkan maka syariat Islam dapat ditegakkan. Al-Qur’an dan As-sunah dapat diterapkan serta dilindungi oleh negara. Maka pasti aman dan tenteramlah hidup manusia yang tinggal di dalam naungannya. Sebab sejatinya sistem yang datang dari Allah adalah sistem yang pasti membawa kemaslahatan bagi umat manusia hingga makhluk hidup lainnya. Umat Islam dan khilafah Ibarat ikan yang seharusnya hidup di air yang jernih sehingga bisa bernapas dengan baik, bukan ikan yang hidup di air berlumpur bahkan tercemar. Maka sistem Islam ini adalah sistem yang cocok diterapkan terhadap umatnya yakni umat Islam.

Wallahu a’lam bishshawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 307

Comment here