Oleh: Tri
Wacana-edukasi.com — Di tengah situasi masa pandemi, kita disuguhi berita mengenai para ulama yang ditusuk atau dilukai oleh pelaku, yang secara tertulis di kartu tanda pengenalnya ternyata beragama Islam.
Miris dan memprihatinkan menyaksikan sesama muslim bertengkar di media. Saling menghujat, menyakiti, melukai, bahkan sampai membunuh.
Sejatinya agama Islam adalah agama yang indah dan menjunjung tingģi sifat-sifat mulia serta mampu menjadi dasar perilaku manusia sehari-hari.
Seperti pohon, apabila tumbuh besar dan kuat pasti mempunyai akar yang kokoh. Akar memiliki peran sebagai pencari dan pemberi makanan untuk batang, dahan, ranting, bunga, sampai buah.
Adakah hubungan antara Islam dengan akar? Ada. Akar dari agama Islam adalah Rukun Iman, yang menjadi syarat mutlak bagi seorang muslim bila mempunyai tujuan akhir menghuni rumah abadi milik Allah Subhahana wa Ta’ala (surga).
Pelaksanaan Rukun Iman di kehidupan seorang Muslim sehari-hari tercermin dalam sifat mulia seperti: syukur, ikhlas, sabar, tawakal, yakin, taubat, amanah, dan lain-lain. Jika seluruh sifat itu kokoh tertanam dalam diri, maka bisa dipastikan dapat mewujudkan pribadi muslim nan indah.
Sifat mulia laksana akar yang kuat dalam.jiwa, batangnya mampu berdiri tegak melalui Rukun Islam (ibadah lahiriah) yang benar dan menciptakan pohon kepribadian yang tangguh.
Jika umat Islam mampu melaksanakannya, maka dapat dipastikan akan terbentuk masyarakat yang rukun, makmur, dan sejahtera. Bagaikan pohon yang tumbuh dengan subur, menghasilkan buah yang bermanfaat bagi seluruh mahluk hidup di sekitarnya.
Sebaliknya, Islam akan punah jika sifat buruk seperti: sombong, iri, dengki, munafik, musyrik, fasik, kafir, rakus, dan lain-lain lebih dominan. Kembali ke pohon yang selalu berbuah busuk dan keropos batangnya, semakin lama diacuhkan, layu, dan mati.
Manusia yang taat menjalankan ibadah, tetapi bertabiat buruk sama dengan pohon kering dan tidak memiliki buah.
Saat ini Islam dipandang kurang baik karena selalu dihubungkan dengan terorisme. Perlu sosialisasi untuk merubah sudut pandang negatif menjadi positif. Caranya dengan membudidayakan nilai-nilai Islam yang indah di masyarakat umum khususnya umat Islam yang belum memahami sepenuhnya bahwa Islam itu indah.
Langkah awal yang dapat dilakukan, adalah dari diri sendiri. Tanamkan sifat mulia dengan kuat dan buktikan dalam pola pikir dan tingkah laku sehari-hari. Kemudian tularkan kepada orang-orang di sekeliling sehingga terciptalah keindahan Islam yang hakiki. Seperti yang tertulis dalam Al-Quran di bawah ini:
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Surah Ali Imran ayat 110)
Views: 32
Comment here