Puisi

Aku Terkekang

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh. Diana Septiani

Rindu menggebu pada kasih dan sayang
Tubuhku tak lebih dari kulit dan tulang
Pagi hingga petang pikiranku melayang
Jiwaku pilu, sesak menyerang
Aku terkekang

Hadirku bagai benalu
Sorot mata tajam memandangku bagai batu
Dalam keheningan aku membeku
Masih layakkah tersungging senyum di wajahku?

Duhai ibu,
Apakah kehadiranku hanya beban bagimu?
Bukan senyuman yang kau pancarkan padaku
Hanya cercaan lagi amarah yang menggebu

Tak segan murkamu mengguncang jiwa
Walau berkali kuseka air mata
Namun amarahmu tak jua mereda
Aku harus bagaimana?

Kucoba semua yang kau minta
Semua tuntutanmu kupaksa tuk bisa
Aku menyerah lagi pasrah
Terserah padamu saja

Duhai kawanku
Tak bosankah kau menghinaku dengan candaanmu?
Menertawakan setiap kekuranganku
Bahagia di atas penderitaanku

Kehadiranku bagimu hanya sesaat
Ketika kesulitanmu datang menyergap
Kau dekap
Kau peluk erat
Namun, saat aku terjatuh
Engkau pergi jauh

Inikah yang kau sebut persahabatan?
Inikah yang kau bilang teman sejati?
Atau, lebih pantas kusebut, teman yang menyakiti?
Benalu yang hanya menggerogoti
Tak peduli!

Duhai sayang,
Aku menyayangimu setulus jiwaku
Merindukanmu tak lekang waktu
Namun kau terus menyeretku
Membawaku ke jurang kenistaan
Seolah membawa harapan,
Namun kehancuran yang kudapatkan

Kau permainkan hatiku
Mengobral janji, cinta dan rindu
Padahal itu semua palsu
Kau tak sekedar racun bagiku
.
.
.
Aku bertahan dari gelapnya malam
Gejolak api di dalam jiwa, kucoba redam
Kuputuskan dari semua yang kelam

Aku ingin berjuang
Melepaskan semua ikatan yang menyakitkan
Berharap Tuhan beri aku kesempatan
Berharap Tuhan beri aku kekuatan
Aku ingin menang dari berbagai kekangan

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 125

Comment here