Oleh: Yuyun Rumiwati
Sebaik-baik literasi adalah kalam-Nya. Inilah literasi induk yang menghasilkan berbagai literasi fenomenal mulai dari Allah turunkan hingga akhir zaman.
Sebaik-baik motivasi dan inspirasi dialah Al-Qur’anul karim. Di sana Allah gambarkan kisah para hamba-hamba-Nya yang tangguh dalam memenuhi visi misinya di bumi.
Dengan kisah dan ujian terhebat yang Allah gambarkan. Kian membuat kita tetap bersyukur. Betapa tak ada satu ujian terberat selain ujian para nabi dan rasul.
Bahkan janji Allah dalam Al-Qur’an yang berisi pengokoh agar para hamba-Nya tidak mudah bersedih hati. Betapa kabar gembira berupa pertolongan dan kemenangan pasti dianugerahkan. Sebagaimana yang tercantum dalam kalam-Nya,
Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. 6:48)
Sebaik-baik sahabat yang setia mengingatkan kita dengan jujur Dialah Al-Qur’anul Karim. Nasehatnya tak kan berubah. Standar penilaian pada kita tak kan berubah. Inilah cermin setia untuk mengukur seberapa kita benar-benar mencinta-Nya.
Sebaik-baik sahabat yang setia menolong kita di dunia dan akhirat dialah Kalamullah. Hingga ia pun menjanjikan akan menjadi syafaat (penolong) bagi pembacanya. Terlebih yang menjaganya, menghafalnya, mengamalkan dan memperjuangkannya.
Maka sungguh merugi, tatkala Allah sediakan sahabat terbaik bagi perjuangan ini. Kita tak benar-benar setia bersahabat. Membacanya tidak sebaik-baik membaca dengan Tartil. Membacanya tak sungguh-sungguh Istiqomah menyempatkan. Jika demikian benarkah kita sahabatnya? Atau kita sekedar mengaku-ngaku sahabat?
Bahkan, dengan angkuh kita mencari nasehat dan aturan lain. Padahal di sana tersedia dengan sempurna. Inilah renungan bagi kita. Benarkah kita sungguh-sungguh mengaharap syafa’at-Nya dan mencintainya di setiap saat hingga akhir hayat kita?
Views: 6
Comment here