Oleh : Ummu Rifazi, M.Si.
Wacana-edukasi.com, OPINI-– “Tahun 1990-an saat kami kuliah masih selalu pakai jaket, kedinginan. Tiap hari hujan selalu bawa payung kemana pun,” kenang Rimun Wibowo. Kenangan ini terucap dari lisan Ketua Prodi Ilmu Lingkungan Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) menyikapi fenomena suhu Kota Bogor yang terus meningkat sejak beberapa dekade terakhir (radarbogor.jawapos.com, 22-10-2024).
Meski dikenal sebagai Kota Hujan namun realitanya Kota Bogor tak lagi sedingin dahulu kala. Bahkan pada Selasa 21 Oktober 2024 lalu, suhu Kota Bogor mencapai titik 35,3 derajat Celcius. Nilai ini melampaui rata-rata suhu maksimun Kota Bogor pada Bulan Oktober yang berada di angka 32,5 derajat Celcius (tekno.tempo.co, 26-10-2024).
Dulu Hijau, Sekarang Padat Bangunan
Fenomena kenaikan suhu panas di Kota Bogor dan wilayah lain di Indonesia terjadi secara signifikan sejak awal Tahun 2000-an. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), perubahan iklim global seperti tutupan awan yang berkurang, peningkatan polusi udara yang menimbulkan efek rumah kaca, intensifnya pembangunan infrastruktur, dan perubahan tata guna lahan berimbas pada kenaikan suhu (tekno.tempo.co, 26-10-2024).
Perizinan pembangunan marak diterabas, dan tanpa sanksi hukum yang jelas. Pendirian pembangunan melenggang begitu saja di atas lobi-lobi gemerincing cuan para kapitalis. Alhasil lahan hijau di Kota Bogor makin menyusut, beralih fungsi menjadi perumahan, pertokoan, hotel, dan lain sebagainya. Identitas Kota Bogor sebagai kota yang nyaman dihuni dengan tata ruang berkonsep garden city semakin memudar.
Sistem pemerintahan sekuler kapitalis liberal melahirkan para penguasa budak materi. Dengan iming-iming fulus, penguasa haus harta ini mencampuradukkan perkara haq dengan yang batil. Aturan dan hukum bagaikan pasal-pasal karet yang mudah ditarik ulur oleh berbagai kepentingan politik.
Pendirian bangunan acapkali diprioritaskan dari aspek perolehan keuntungan materi. Sementara dampaknya terhadap kelestarian lingkungan seringkali diabaikan. Tak hanya lahan hijau yang dimusnahkan, warga kota sekitar kerapkali menderita menjadi korban penggusuran. Semua yang hidup dan bernyawa rusak dan musnah.
Ironisnya, semua kerusakan dan penderitaan itu tak bisa dirasakan para penguasa. Semua kehancuran alam ini tenggelam dalam kebanggaan penguasa ketika namanya dikenang dan dilestarikan di dalam pendirian dan peresmian berbagai bangunan tersebut.
Pertanyaannya, akankah kita pertahankan sistem kehidupan batil ini? Padahal dengan melanggengkan sistem kehidupan batil ini, kita menjadi hambaNya yang turut melahirkan manusia-manusia serakah budak materi perusak alam semesta.
Allah telah menyediakan dan menjaga alam ini untuk keberlangsungan hidup manusia karena cintaNya. Manusia serakah tak tahu diri, telah merusak tatanan alam semesta. Alhasil yang menjadi korban adalah dirinya sendiri dan semua yang berada di sekitarnya.
Nyatalah apa yang telah Allah peringatkan dalam QS Ar Rum ayat 41 yang artinya “ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Tata Ruang Daulah Khilafah Melindungi dan Menyejahterakan
Islam adalah agama yang agung. Setiap ajarannya menuntun umat manusia agar memperhatikan dan merawat ciptaanNya dengan baik. Hal ini sebagaimana firmanNya di QS Hud ayat 61 “Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).”
Menurut Zaid bin Aslam dalam Tafsir Al Bahr Al Muhith karya Abu Hayan Al Andalusi, makna ayat ini bahwasanya Allah memerintahkan manusia memakmurkan kebutuhannya, seperti membangun rumah, menanam tanaman, menggali sumur, dan sebagainya.
Ajaran Islam menuntun setiap Muslim untuk menata kehidupannya berlandaskan keimanan dan ketakwaan pada Allah ta’alaa. Sangat berkebalikan dengan konsep hidup sistem batil yang mendorong pembangunan secara serampangan, di atas ambisi politik dan keserakahan segelintir kapitalis.
Keluhuran ajaran Islam diwujudkan dalam pembangunan kota yang tertata dan indah di negara Islam yaitu Daulah Khilafah Islamiyyah. Perencanaan pembangunan dilakukan dengan matang mencakup berbagai aspek fisik, sosial-ekonomi, dan lingkungan. Perencanaan dengan seksama diwujudkan oleh Sultan Al Mansur dalam pembangunan Kota Baghdad sebagai ibukota Daulah Khilafah Islamiyyah saat itu.
Pembangunan setiap kota tidak hanya terpusat pada satu wilayah tertentu saja, melainkan merata di seluruh wilayah. Di setiap kota didirikan fasilitas umum utama seperti masjid, sekolah, perpustakaan, taman, industri, area komersial, tempat singgah musafir, bahkan pemandian umum sesuai syariat Islam yang memisahkan antara laki-laki dan perempuan. Semuanya dibangun untuk memudahkan warganya dalam menuntut ilmu, bekerja, dan aktivitas lainnya. Semua tempat tersebut berada dalam jangkauan perjalanan kaki yang wajar dan memiliki standar kualitas yang baik.
Pembangunan pemakaman umum dan wilayah pengelolaan sampah pun sangat diperhatikan. Pembuatan saluran sanitasi pembuang najis ditanam di bawah tanah sehingga tercipta jalan-jalan yang luas dan bersih. Ciri masyarakat yang terbentuk pun merupakan representasi karakteristik kotanya yaitu warga yang memperhatikan kebersihan dan kesucian diri serta lingkungannya, dan mampu menjaga diri serta lingkungannya dari perbuatan kotor dan maksiat.
Sangat berbeda dengan kondisi di Kota Bogor dan kota-kota lainya di Indonesia yang acapkali kisruh karena abai terhadap permasalahan pemakaman dan tempat pembuangan sampah. Hampir dipastikan kondisi kedua sarana umum ini lekat dengan kekumuhan, kotor dan menjijikkan. Tak heran jika masyarakat Kota Bogor dan kota-kota lainnya di Indonesia pun perilakunya merupakan cerminan kondisi kota mereka. Warga perkotaan ini kian marak melakukan berbagai perbuatan kotor dan menjijikkan seperti pencurian, perampokan, perzinaan, tawuran pelajar, perjudian, dan prostitusi.
Sudah saatnya kita semua mengakhiri semua kenistaan hidup tersebut dengan mencampakan sistem kehidupan demokrasi sekuler kapitalis liberal yang sangat merusak. Kita terapkan Sistem Islam secara kaffah yang akan mampu mewujudkan tata kelola kota dan kehidupan yang bersih, nyaman dan sejahtera bagi seluruh lapisan masyarakat. Wallahu a’lam bisshowwab.
Views: 6
Comment here