Surat Pembaca

Amankah Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi?

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com — Akhir-akhir ini masyarakat sangat diresahkan, dengan rencana pemerintah yang akan membuka sekolah tatap muka pada awal bulan juli mendatang. Padahal, pandemi belumlah usai.

Rencana ini diungkapkan oleh Mendikbud Nadiem Makadiem dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (18/3/2021) (kompas.com, 19/03/21).

Rencana ini mengundang kegundahan di sebagian orang tua murid karena sekolah digelar di saat pandemi belum usai. Pemerintah mengambil langkah ini karena ada kekhawatiran adanya loss generation akibat kualitas pembelajaran daring yang tidak optimal. Selain itu, ada desakan dari para orang tua murid karena tidak sanggup untuk mengajari anak-anaknya di rumah.

Tak hanya masalah ketidaksanggupan dari segi mendamping belajar saja, tapi juga keterbatasan dana dalam mengakses internet. Apalagi kondisi pandemi ini sangat berdampak pada ekomoni masyarakat.

Bermula dari desakan inilah akhirnya pemerintah mengizinkan sekolah tatap muka dibuka, padahal pandemi belum usai, tanpa mempertimbangkan faktor keamanan bagi generasi penerus peradaban.

Seyogyanya, pemerintah tetap harus berhati-hati dalam menetapkan kebijakan sekolah tatap muka ini karena virus covid-19 belum benar-benar teratasi. Adanya vaksin tidak menjamin bisa terhindar dari terinfeksi korona, sebab pada hakekatnya vaksin itu bukan obat.

Maka, alangkah baiknya jika pemerintah menimbang ulang kebijakan sekolah tatap muka ini, dengan menelaah data-data yang disampaikan oleh ahli epidemologi, agar generasi penerus bangsa bisa terlindungi dari terinfeksi virus covid-19.

Emmy Emmalya – Bogor Jawa Barat 

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 2

Comment here