Surat Pembaca

Anak-Anak Gaza Kelak Menuntut Tanggung Jawab Kita

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Nurlaini

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Sudah lebih dari satu tahun kebiadaban zionis tidak juga berhenti. Berbagi aksi bela Palestina seperti halnya cuma angin lalu yang tak kunjung menemui titik temu. Genosida tak terhenti, banyak nyawa yang menjadi korban, bahkan yang hidup pun seola-olah mati suri. Gencatan Senjata yang dianggap sebagai angin bahagia, nyatanya sudah mereka ingkari. Sampai kapan aksi biadap ini baru bisa berhenti?

UNICEF mengatakan sedikitnya 322 anak dilaporkan tewas sejak Israel memperbarui serangannya pada 18 Maret 2025, menghancurkan gencatan senjata dua bulan yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025. Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell pada hari Senin mengatakan gencatan senjata telah “memberikan jalur hidup yang sangat dibutuhkan bagi anak-anak Gaza dan harapan untuk jalan menuju pemulihan”.
“Namun, anak-anak kembali terjerumus ke dalam siklus kekerasan dan kekurangan yang mematikan,” katanya.
“Sekitar 1.100 anak telah ditahan oleh tentara Israel sejak 7 Oktober 2023, dan sekitar 39.000 lainnya telah kehilangan salah satu atau kedua orang tua karena kekerasan tersebut,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan. (https: erakini.id / 05/04/2025)

Kebiadaban zionis tiada tara, puluhan ribu anak-anak menjadi korban genosida juga meninggalkan kepedihan berupa anak-anak yang menjadi yatim karena kehilangan orangtua. Tercatat ada 39 ribu anak yatim akibat genosida di Gaza. Tiap hari 100 anak Gaza meninggal. Mirisnya, semua fakta ini terjadi di tengah narasi soal HAM dan tetek bengek aturan internasional dan perangkat hukum soal perlindungan dan pemenuhan hak anak. Faktanya aturan-aturan tersebut tak mampu menghentikan apalagi mencegah penderitaan anak-anak Palestina

Berbagai aksi dilakukan untuk membantu Palestina, dimulai dari demo, boikot, hingga bantuan logistik. Hal tersebut masih dilakukan hingga sekarang. Namun, apakah hal tersebut membawa perubahan. Nyatanya tidak, bantuan yang ada seperti halnya air yang meredakan dahaga, kemudian dahaga itu akan muncul kembali. Begitu terus akan terulang jika akar masalah ini tidak juga diatasi. Anak-anak korban genosida akan makin bertambah jika perang tidak juga berhenti.

Semua ini seharusnya menyadarkan umat bahwa tidak ada yang bisa mereka harapkan dari lembaga-lembaga internasional dan semua aturan yang dilahirkannya. Masa depan Gaza/Palestina ada pada tangan mereka sendiri, yakni pada kepemimpinan politik Islam atau khilafah yang semestinya sungguh-sungguh mereka perjuangkan. Khilafah berfungsi sebagai rain dan junnah, tidak akan pernah membiarkan kezaliman menimpa rakyatnya. Khilafah terbukti selama belasan abad berhasil menjadi benteng pelindung yang aman, dan memberikan support system terbaik bagi tumbuh kembang anak sehingga mereka bisa menjadi generasi cemerlang pembangun peradaban emas dari masa ke masa.

Setiap muslim saat ini wajib terlibat dalam memperjuangkan kembalinya khilafah agar mereka punya hujjah bahwa mereka tidak diam berpangku tangan melihat anak-anak Gaza dan orang tua mereka dibantai oleh zionis dan sekutu-sekutunya. Persoalan anak-anak Gaza akan selesai ketika persoalan Palestina juga terselesaikan secara tuntas. Dan solusi tuntas hanya dapat terwujud dengan jihad dan khilafah. Jika demikian, bukankah saatnya kita kembali kepada sistem Islam secara kaffah?

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 2

Comment here