Oleh: Fatimatuz Zahrah ( Aliansi Penulis Rindu Islam)
Wacana-edukasi.com, OPINI– Di kawasan Gaza yang sudah luluh lantak, Zionis tetap saja melancarkan serangan genosida brutalnya. Biro Statistik Pusat Palestina telah melaporkan lebih dari 39.000 anak di jalur Gaza telah menjadi yatim, piatu atau yatim-piatu dikarenakan serangan Zionis yang membabi-buta sejak 7 Oktober 2023. Sekitar 17.000 anak telah ditinggalkan sendirian, menghadang kehidupan tanpa perawatan atau dukungan. Jalur Gaza kini mengalami situasi darurat yatim terbesar dalam sejarah yang pernah ada (international.sindonews.com/05/04/25).
Tak hanya itu, dikutip dari akun X PBB, setidaknya 100 anak Palestina meninggal dunia atau terluka setiap hari di jalur Gaza sejak Zionis melanggar gencatan senjata pada 18 Maret 2025. Mirisnya, semua fakta ini terjadi saat tanggal 5 April. Tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari anak Palestina. Penetapan hari tersebut ada latar belakangnya, yaitu sebagai bentuk reminisensi alias sebagai bentuk peringatan anak-anak Palestina secara historis hidup dalam situasi yang sangat pelik akibat penjajahan dan genosida Zionis.
Hari anak tidak ada artinya jika eksistensi Zionis tetap ada dan berniat untuk terus menyerang sampai seluruh tanah Gaza berhasil direbut. Tidak ada kemuliaan ketika Zionis menduduki Gaza, yang ada hanyalah kerusakan dan kenistaan seperti hancurnya pemukiman, rumah sakit, sekolah, pasar dan membunuh banyak anak-anak dan wanita Palestina. Bantuan kemanusiaan diblokade oleh Zionis sehingga bantuan logistik yang berupa makanan ditahan sampai membusuk. Ketika sudah busuk barulah diberikan kepada warga Gaza. Begitu juga dengan obat-obatan dan bahan bakar seluruhnya dihadang oleh Zionis. Inilah fakta yang menyeramkan jika dibandingkan dengan kehidupan muslim di belahan dunia lainnya yang masih bisa hidup aman dan nyaman.
Apa kata dunia? Cuma bisa diam sementara sebagian muslim lainnya sudah mulai lelah dan muak dengan pemberitaan Gaza. Sebenarnya, lembaga internasional sudah melakukan berbagai diplomasi, kecaman dan menerbitkan banyak resolusi namun tiada hasil secara signifikan. Sedangkan penguasa di negeri muslim mendadak menjadi tuli, buta dan bisu. Bahkan ada negara-negara muslim –sungguh ironi- malah memiliki hubungan diplomatik dengan Zionis. Seharusnya, sebagai umat Islam dan secara kemanusiaan harusnya sadar bahwa lembaga internasional dan produk aturannya bekerja bagaikan mengail kucing yang hanyut alias tidak berguna. Aturan HAM dan perlindungan anak hanyalah tong kosong nyaring bunyinya, toh anak-anak Gaza tetap saja menderita dan meninggal satu demi satu per harinya.
Harapan Gaza atau Palestina sesungguhnya ada pada kepemimpinan politik Islam Khilafah. Kepemimpinan ini yang seharusnya diperjuangkan agar anak-anak Gaza segera mendapatkan perlindungan dari sang khalifah yang bersikap sebagai junnah alias perisai.
إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ
“Sesungguhnya imam/khalifah adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya, ia harus bertanggung jawab atasnya.” (HR Muslim).
Selain itu, khalifah juga bertindak sebagai roin atau pengurus rakyat. Rasulullah SAW bersabda,
الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).
Adanya khalifah akan menjadi pelindung sehingga rakyat Gaza termasuk anak-anak terbebas dari penghinaan, kezaliman dan perampasan hak. Sejarah membuktikan selama belasan abad khilafah menjadi perisai penjaga sekaligus pengayom yang memberikan keamanan dan sistem yang menyejahterakan untuk seluruh rakyat khususnya untuk anak-anak. Di dalam ajaran Islam, anak dipandang sebagai generasi emas yang harus selalu tercurahkan dan terjamin segala kebutuhannya. Apapun kebutuhan asasi anak seperti tempat tinggal, makanan bergizi, akses pendidikan, sandang, tempat tinggal, kesehatan dan keamanan jiwa akan dan pasti dijamin oleh khilafah. Apapun yang menjadi potensi ancaman maka khilafah akan menghilangkannya dengan sekuat tenaga. Dengan kata lain khilafah tidak akan membiarkan genosida Zionis terhadap Gaza atau Palestina berlama-lama. Khilafah akan melaksanakan perintah jihad untuk mengusir penjajah Zionis.
Dilansir dari laman Middle East Monitor, sebelum khilafah diruntuhkan oleh Mustafa Kemal, khilafah Utsmaniyah memberikan mandat kepada Kopral Hasan Al-Aghdarli dan timnya untuk melindungi Yerusalem selama 65 tahun. Masjidil Aqsa telah dilindungi oleh sang Kopral hingga beliau wafat pada tahun 1982. Beliau mendapatkan gelar “prajurit terakhir pelindung Masjidil Aqsa.”
Selain sang kopral, ada sang Sultan Abdul Hamid II juga melindungi Palestina dari jebakan maut Theodor Herzl. Lalu ada juga aksi heroik dari Salahuddin Al-Ayyubi, yang memobilisasi semua pasukan dan mengeluarkan seluruh kemampuan taktik dan strateginya untuk membebaskan kembali Al-Quds dari tentara salib. Mereka semuanya hidup ketika khilafah masih ada. Penjagaan yang spektakuler dipersembahkan oleh khilafah agar tanah Gaza tetap kembali menjadi milik kaum muslimin.
Namun khilafah masih belum kembali eksistensinya hingga detik ini. Karena itu, kaum muslimin harusnya berusaha dengan sungguh-sungguh, wajib berpartisipasi dalam mengupayakan lagi tegaknya khilafah. Upaya ini insya Allah bisa menjadi status dan hujjah bahwa kaum muslimin tidak diam saja, netral apalagi bersikap acuh tak acuh melihat anak-anak dan warga Gaza terus dibantai habis-habisan oleh Zionis dan kroni-kroninya. Perjuangan mengembalikan khilafah pastinya tidak bisa dilakukan secara individual. Lihatlah bagaimana Rasulullah SAW telah memberikan contoh bagaimana cara mengusahakan khilafah harus dilakukan melalui dakwah pemikiran bersama dengan partai ideologis, bersama dengan para sahabat beliau yang memiliki nama “Hizbur Rasul”. Maka sudah sepatutnya umat Islam memperjuangkan apa yang telah diperjuangkan oleh Rasulullah demi tegaknya lagi khilafah. Waallahualam bisshawab[WE/IK]
Views: 0
Comment here