Surat Pembaca

Angka HIV Masih Tinggi

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Maraknya kasus HIV Aids di Indonesia tidak ubahnya fenomena gunung es. Penerapan sistem kapitalis sekuler liberal menghasilkan berbagai permasalahan hidup, termasuk didalamnya Kasus HIV Aids yang terus terjadi.

Kasus HIV (dengan masing-masing faktor penyebabnya) yang tidak terdeteksi bisa jadi masih lebih banyak dibandingkan yang sudah terdata. Hal tersebut dikarenakan dalam sistem Kapitalis liberal manusia bebas berperilaku termasuk dalam bergaul. Manusia bebas berperilaku dan bergaul dengan siapapun tanpa aturan halal dan haram.

Sebagaimana fakta yang diungkap Sub Koordinator Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Diskes-PPKB) Kabupaten Mempawah, Sumarni, menyampaikan sepanjang Tahun 2023 ada sebanyak 35 orang warga Mempawah yang positif Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dari 188 yang mendapatkan pengobatan dengan obat Antiretroviral (ARV), 35 orang diantarnya dinyatakan positif HIV untuk di Tahun 2023,” jelas Sumarni, Rabu 28 Februari 2024.

Untuk di Tahun 2022 yang melakukan tes ada sebanyak 5.651 oang (reaktif HIV+ sebanyak 41 orang), dan Tahun 2023 yang tes HIV sebanyak 6112 orang (reaktif HIV+ sebanyak 35 orang). Yang dalam artian ada mengalami penurunan kasus positif jika dibandingkan dengan tahun 2022,” jelas Sumarni. Sumarni menjelaskan, dari 35 orang yang dinyatakan positif tersebut, didominasi oleh usia 25-49 tahun. “Usia yang terpapar HIV ini didominasi oleh kisaran usia 25-49 tahun dengan 27 orang, usia 15-19 tahun sebanyak 4 orang, usia 20-24 tahun ada 3 orang, dan usia yang lebih dari 50 tahun ada 1 orang,” ungkap Sumarni. Lebih lanjut, Sumarni menjelaskan penyebab dari paparan HIV ini ialah dikarenakan adanya gaya hidup dan pergaulan bebas https://pontianak.tribunnews.com 28/02/2024).

Islam memiliki aturan tegas perihal seks bebas dan L687. Islam adalah aturan yang bersumber dari Allah Taala, Sang Khalik yang menciptakan manusia dan Maha Mengetahui fitrah manusia. Allah telah menyediakan aturan yang juga pasti sesuai fitrah manusia itu sendiri.

Pembangkangan manusia pada aturan Allah telah menyebabkan kebebasan berperilaku tumbuh subur, khususnya dalam naungan payung individualisme yang terjamin oleh sistem demokrasi dan kapitalisme dengan aturan sekuler yang menjadi pelumasnya.

Jika mayoritas kasus HIV/AIDS tersebab oleh perilaku seks bebas terutama oleh pasangan sesama jenis, lihatlah bahwa Islam sungguh telah menyediakan aturan mengenai haramnya hubungan sesama jenis. Islam juga mengharamkan seks bebas dengan lawan jenis. Islam bahkan telah menutup pintu-pintu menuju liberalisasi seksual (zina), seperti pergaulan bebas (dengan lawan jenis maupun sejenis), bercampur baur dengan lawan jenis (ikhtilat), dan berdua-duaan antara lawan jenis tanpa disertai mahram (khalwat).

Allah Taala berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’ [17]: 32).

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (QS An-Nuur [24]: 2).

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya perkara yang paling aku takuti pada umatku adalah munculnya perilaku kaum Luth.” (HR Tirmidzi).

Beliau saw. juga bersabda, “Siapa yang menjumpai orang yang melakukan perbuatan homoseksual seperti kelakuan kaum Luth, maka bunuhlah keduanya (pelaku dan objeknya).” (HR Ahmad dan Abu Daud).

Jika aturan Islam diterapkan, perilaku seks bebas dapat dihentikan. Kasus HIV/AIDS tidak lagi menjadi fenomena gunung es. Jelas, Islam adalah satu-satunya sistem yang mampu memutus rantai liberalisasi seksual. Wallahua’lam.

Halimah
Kalbar

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 11

Comment here