Opini

Antara Pandemi dan Ekonomi

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Ufairoh

Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna, telah mengajarkan salah satu cara memutus penyebaran penyakit atau wabah, melalui karantina wilayah atau lockdown bagi wilayah yang ditengarai menjadi pusat penyebaran penyakit. Hal itu dilakukan untuk memutus rantai penyebaran dan menekan jumlah kasus yang ada

Wacana-edukasi.com –Masyarakat nampaknya mulai jengah dengan protokol kesehatan saat berada di luar rumah. Memakai masker, menghindari kerumunan, menjaga jarak, hingga mencuci tangan adalah langkah mudah mencegah dan menjaga diri dari pandemi. Langkah ini terus disosialisasikan sejak setahun silam, tepatnya mulai Maret 2020.

Awal kemunculan Covid-19, masyarakat dibuat takut dengan penyebaran virus ini melalui udara, kemudian masuk ke saluran pernapasan. Berbagai upaya dilakukan. Masyarakat dianjurkan mematuhi protokol kesehatan (prokes), mengonsumsi gizi seimbang, hingga suplemen tertentu. Namun, masyarakat kini mulai abai, meski jumlah pasien positif masih terus bertambah.

Kondisi ini nampaknya tidak hanya terjadi di Indonesia. Pada April 2021 lalu, India mengalami lonjakan kasus positif Covid-19, hingga disebut gelombang pandemi ke 2. Tercatat per akhir April 2021, kasus Covid-19 di India mencapai 13.2 juta dengan total korban meninggal mencapai 3.1 juta.

Indonesia nampaknya belum mengambil pelajaran dari melonjaknya kasus Covid-19 yang terjadi di India. Misalnya di Kabupaten Indramayu. Menurut RadarIndramayu.id, akhir Mei lalu Bupati Indramayu, Hj. Nina Agustina, SH.,MH.,CRA, menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan. Beliau menambahkan, Indramayu masuk ke dalam zona orange, sehingga perlu peningkatan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di setiap Kecamatan (Radar Cirebon, 31 Mei 2021).

Dilansir dari republika.co.id, Kabupaten Indramayu mengalami lonjakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 189 orang setiap hari, yang menyebar hampir di seluruh Kecamatan (republika.co.id, 12 Juni 2021). Hal tersebut berdampak pada meningkatnya angka kematian hingga tercatat 210 kasus atau sekitar 1-3 orang setiap hari. Lonjakan kasus ini ditengarai karena efek dari kerumunan, hajatan, dan kegiatan lainnya (TribunNews.com, 13 Juni 2021).

Dilema Ekonomi di Tengah Pandemi

Salah satu penyebab meningkatnya angka penderita covid-19 di Indramayu adalah mulai longgarnya masyarakat dalam menerapkan prokes dalam aktivitas sehari-hari. Pandemi yang telah berjalan lebih dari setahun, mengakibatkan kerugian di berbagai segi. Pembatasan yang dilakukan pemerintah daerah pada beberapa kegiatan masyarakat berimbas pada sektor ekonomi.

Kegiatan ekonomi di Indramayu yang dibatasi selama pandemi antara lain kegiatan hiburan dan pasaran. Padahal, selama ini 2 kegiatan ini cukup menonjol sebagai salah satu penopang roda ekonomi masyarakat Pantura ini. seperti sudah menjadi tradisi masyarakat di sini, setiap hajatan hampir pasti melibatkan kegiatan hiburan. Hiburan dangdut, sandiwara, sisingaan, dll., yang pastinya menjadi magnet untuk menimbulkan kerumunan. Belum lagi pasaran yang setiap hari/malam berlangsung, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan pastinya menimbulkan kerumunan. Maka bisa dimaklumi bila Pemda Indramayu melarang kegiatan-kegiatan ini selama pandemi. Di sisi lain, pekerja seni dan para pedagang pasaran keliling merasakan langsung dampak kebijakan ini, berupa hilangnya penopang nafkah mereka selama ini.

Setelah berjalan lebih dari satu tahun pelarangan kegiatan hiburan dan hajatan, para seniman hiburan akhirnya melakukan protes terhadap pemda untuk mengizinkan kembali kegiatan hiburan di acara hajatan dengan alasan ekonomi. Pembatasan kegiatan yang tidak dibarengi dengan penjaminan tercukupinya kebutuhan, serta solusi kegiatan alternatif untuk menjadi sumber nafkah mereka yang terdampak, menyebabkan protes untuk membuka kembali pembatasan tersebut. Akhirnya kegiatan hiburan ini pun diizinkan kembali dengan berbagai persyaratan, di antaranya menerapkan protokol kesehatan.

Namun, rupanya kebijakan untuk kembali mengizinkan hiburan dangdut hajatan membawa petaka berupa lonjakan kasus. Masyarakat yang abai prokes menambah deretan angka kasus di Indramayu. Hal tersebut menggambarkan masih lemahnya kebijakan mengenai penanganan pandemi. Perlu dilakukan evaluasi dalam menangani pandemi sehingga kasus terkonfirmasi bisa menurun, bukan melonjak drastis. Pandemi bukan lawan ekonomi. Memang perlu strategi untuk tetap menghidupkan roda ekonomi masyarakat, namun tidak berarti mengorbankan nyawa banyak orang.

Islam Memberikan Solusi Tuntas

Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna, telah mengajarkan salah satu cara memutus penyebaran penyakit atau wabah, melalui karantina wilayah atau lockdown bagi wilayah yang ditengarai menjadi pusat penyebaran penyakit. Hal itu dilakukan untuk memutus rantai penyebaran dan menekan jumlah kasus yang ada, sementara masyarakat yang terkena wabah memperoleh perawatan optimal.

Era kekhalifahan Turki Utsmani telah mencontohkan penerapan karantina wilayah ini, saat pandemi kolera pada tahun 1831. Tindakan ini tercatat sebagai pengendalian pemutusan penyebaran penyakit pertama di dunia. Selain itu, pada tahun 1865, Khalifah Utsmani mendirikan gedung khusus sebagai tempat penampungan masyarakat yang menjalani karantina. Khalifah juga menjamin kebutuhan si sakit atau keluarga, jika yang dikarantina adalah pencari nafkah. Dengan demikian, karantina tetap berjalan tanpa halangan dari sisi ekonomi.

Apa yang pernah diterapkan pada masa kekhilafahan Utsmani bukan contoh satu-satunya bagaimana Islam menyelesaikan persoalan wabah. Islam terbukti selama tidak kurang dari 13 abad menjadi pengatur kehidupan kaum muslimin, menjadi solusi atas berbagai macam persoalan manusia. Penerapan syariat islam secara kaffah dalam bingkai khilafah mampu mengayomi seluruh manusia, bukan hanya yang beragama Islam saja. Tak akan terjadi dilema antara penyelesaian masalah pandemi dan persoalan ekonomi, karena syariat telah mengatur semua persoalan manusia dengan aturan yang jelas dan adil. Kemampuan Islam menyelesaikan masalah pada masa dulu, sekarang, dan yang akan datang, tentu tak diragukan, sebab Islam datang dari Sang Pencipta manusia, kehidupan, dan alam semesta, untuk menjadi solusi bagi semua permasalahan kehidupan. Maka menjadi tugas kaum muslimin untuk berjuang mengembalikan penerapan syariat Islam dalam kehidupan mereka. Dengan begitu, semua persoalan teratasi dengan tuntas, dan keberkahan akan dirasakan oleh semua makhluk yang ada di muka bumi.

Wallohualam bishowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 0

Comment here