Surat Pembaca

Antara Pengajian dan Solusi Stunting

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Tsabita Fiddina

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Islam memandang menuntut ilmu sebagai perkara wajib dan perkara penting, karena dengan berilmu merupakan kunci meraih kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Hal yang pasti untuk mendapati suatu ilmu perlu ikhtiar yang kuat dalam meraihnya. Maka termasuk pengajian yang istilah kerennya Taman surga merupakan proses ditransformasikannya ilmu dari seorang yang Faqih Fiddin kepada siapa saja yang ingin memproses dirinya menjadi hamba yang taat kepada RabbNya. Tetapi sangat disayangkan mendengar pernyataan seorang mantan presiden yang sekarang sebagai Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP),

Megawati Soekarnoputri, menjadi sorotan kembali setelah pidatonya memicu kontroversi di media sosial (medsos). Pidato Megawati itu terucap saat ia menjadi pemateri dalam Seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan: ‘Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana’ di Jakarta Selatan (Republika.co.id, 16/2/2303).

Dia mengaitkannya dengan aktivitas pengajian kaum ibu yang waktunya tersita untuk pengajian sehingga lupa mengurus anak. Alhasil ia sampai berpesan agar kaum ibu bisa membagi waktu agar waktunya tidak habis untuk pengajian dan melupakan asupan gizi anak.

Ironis, meski melontarkan kata beribu-ribu Maaf, agar tidak di bully, tapi kenyataannya ada saja hal yang terungkap darinya untuk menunjukkan jati diri bahwa gelar akademik dunia tak bisa di jadikan rujukan kecerdasannya dalam perkara akhirat. Karena sungguh tuduhan tak berdasar jika melalaikan anak hingga pada permasalahan gizi anak tak terurus karena memilih ikut pengajian.

Faktanya bukanlah karena ibu-ibu aktif dalam pengajian hingga terjadi penelantaran anak, melainkan sistem di negeri ini yang menerapkan sistem kehidupan kapitalis yang membuat kondisi ekonomi di tengah masyarakat kian terpuruk, Peran negara yang harusnya menjamin segala kebutuhan individu tak pernah tersentuh secara maksimal yang terjadi justru kekayaan negeri ini hanya di rasakan segelintir orang .

Peran Ibu yang harusnya pencetak generasi Unggul sekaligus pengatur urusan rumah tangganya terbajak dengan kesibukannya di luar rumah entah itu karena faktor ekonomi hingga aktualisasi diri demi mempertaruhkan selembar Ijazah hasil perjuangan pendidikannya diganti dengan materi .

Diperparah banyaknya para bapak yang tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga termasuk gizi keluarga yang harusnya menjadi penjamin keberlangsungan keluarga, karena hal tersebut di picu oleh kurangnya keahlian, modal dan lapangan pekerjaan yang harusnya di siapkan oleh penguasa bagi para pencari nafkah.

Selain itu kehidupan sekuler yang membebaskan atas kehidupan manusia dari agama, yang hanya dianggap sebagai ibadah ritual sehingga menjadikan manusia sangat kikir untuk mengerjakan kebaikan dan ketaatan sedangkan untuk hal yang melalaikan bahkan kemaksiatan dan dosa tidak dianggap penyebab dan tak ada upaya perbaikan. Maka jangan heran jika negeri ini hanya fokus pada kehidupan duniawi tanpa memikirkan pentingnya menuntut ilmu agama seperti pengajian karena dianggap sesuatu yang tidak penting.

Rasulullah SAW. Bersabda: ”seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak anaknya , dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa pentingnya ilmu dalam menjalankan kewajiban seorang ibu sebagai pengaush, memelihara dan mendidik anak anaknya. Karena ia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Oleh karena itu pentingnya menumbuhkan kesadaran masyarakat akan kewajiban menuntut ilmu karena dengan itu akan membangun masyarakat yang berkepribadian Islami merupakan suatu kewajiban. Apabila masyarakat suatu bangsa sudah mempunyai kepribadian yang tinggi maka dalam kondisi apapun tidak akan melenakannya untuk tetap istiqomah menunaikan kewajiban termasuk dalam mengurus anak.

Dan sudah menjadi tugas negara untuk mengatasi problematika masyarakat terutama menjamin kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan yang memadai sehingga anak anak mendapatkan asupan gizi yang cukup, dan seorang ibu berfokus sebagai ummu wa robbatul bait yang akan mengurus keluarga tanpa harus bekerja mencari nafkah,

Maka kesejahteraan, keseimbangan hidup, dan ketentraman hanya bisa didapatkan dalam sistem islam yang aturannya berasal dari sang pencipta, sesuai dengan fitrah manusia dan tidak akan menimbulkan problematika baru. Wallahu a’lam bishawaab[]

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 9

Comment here