Wacana-edukasi.com — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi memberikan lampu hijau untuk menggunakan vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi China Sinovac melalui emergency use autorization (EUA). Dalam konferensi pers virtualnya BPOM menyebut efikasi vaksin Covid-19 Sinovac di RI sebesar 65,3%. (12/1).
Dicky Budiman, Epideimolog Griffith University menyebutkan berdasarkan data sejarah sejauh ini tidak ada pandemi yang selesai dengan vaksin. Ia mencontohkan, pandemi cacar walaupun sudah ada vaksin, selesainya dalam 200 tahun. Kemudian polio baru selesai dalam 50 tahun. “Covid-19 pun sama, bukan berarti setelah disuntikan langsung hilang. Akan perlu waktu bertahun-tahun untuk mencapai tujuan herd immunity,” ujar Dicky. (2/1)
Vaksin bukanlah solusi untuk memutus pandemi tetapi hanya salah satu cara untuk membangun kekebalan tubuh. Dr. Rini Syafri dalam live discussion dengan tema “Krisis Covid-19: Mengapa Berkepanjangan” mengatakan orang yang sudah diberikan vaksin yang statusnya OTG (Orang Tanpa Gejala) masih bisa menularkan ke yang lain. Sehingga, penularan tetap terjadi, pandemi belum bisa diputus dengan vaksin saja.
Solusi untuk mengakhiri pandemi adalah tetap dengan karantina, memutus penularan dengan 5 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan meningkatkan imun serta iman) dan mengobati yang sakit.
Hanya saja, untuk karantina sendiri tidak cukup dilakukan oleh masing-masing daerah atau masing-masing negara. Tetapi harus ada satu kebijakan untuk seluruh negara atau dalam kata lain perlu adanya sinkronisasi politik global. Sinkronisasi politik global ini bisa dilakukan jika ada satu kepemimpinan. Satu kepemimpinan dalam Islam adalah khilafah. Inilah yang dunia butuhkan.
Noneng Sumarni, S.Pt
Jakarta Timur
Views: 0
Comment here