Opini

Bahaya Kurikulum Pendidikan Berbasis Industri

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Nurlela

Tidak bisa dimungkiri segala permasalahan yang mendera bangsa ini seperti korupsi, perampasan aset negara, hingga adanya diskriminasi terhadap ajaran agama disebabkan rusaknya karakter (kepribadian) manusia.

Wacana-edukasi.com — Presiden Joko Widodo meminta perguruan tinggi melibatkan berbagai industri untuk mendidik para mahasiswa. Dalam Konferensi Forum Rektor, presiden Joko Widodo meminta agar para mahasiswa dididik dengan kurikulum industri bukan kurikulum dosen agar para mahasiswa memperoleh pengalaman yang berbeda dari pengalaman di dunia akademis semata dan meminta agar perguruan tinggi memfasilitasi mahasiswa untuk belajar kepada siapapun, dimanapun, dan tentang apapun. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sejalan dengan perkembangan terkini dan masa depan.(Kompas.com27/07/2021)

Sejalan dengan arahan presiden Joko Widodo, komitmen perguruan tinggi untuk mengembangkan kurikulum berbasis industri sudah menjadi syarat mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar lagi di era persaingan global saat ini. Kurikulum berbasis industri diharapkan mampu melahirkan mahasiswa yang cepat diterima di dunia industri dan dunia usaha. Brand Communication Manager Kalbis Institute, Raymond Cristantyo mengatakan saat ini perguruan tinggi harus menjadi rumah bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan akademik dan non akademik, karenanya Kalbis Institute langsung menggandeng beberapa industri di Indonesia maupun luar Indonesia untuk bekerjasama. Salah satu kerjasama nya adalah dengan MAP Retail Academy salah satu unit dari MAP Group untuk pengembangan pendidikan, pelatihan, serta program sertifikasi.
(Medcom.id22/01/2021)

Dijadikan industri sebagai basis atau asas pendidikan di negeri ini merupakan suatu hal yang wajar, hal ini senada dengan pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim di awal pengangkatannya yang memastikan akan adanya link dan match yaitu keterhubungan antara dunia pendidikan dan industri. Hal ini pun sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang ingin membuat berbagai terobosan signifikan guna menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap bekerja dan siap berusaha.

Dengan kata lain target pendidikan di era presiden Joko Widodo yang kedua ini akan menitikberatkan pada aspek kompetensi (kemampuan) khususnya menghadapi dunia kerja yang makin berkembang.

Namun menjadikan industri sebagai asas pendidikan merupakan suatu hal yang berbahaya, hal ini dikarenakan arah pendidikan akhirnya akan ditentukan pada kebutuhan pasar dan industri sehingga output pendidikan hanya fokus pada banyaknya lulusan yang terserap. Akibatnya pelajaran yang tidak sesuai kebutuhan pasar akan dihilangkan.

Arah pendidikan tidak lagi dimaksudkan untuk mencetak SDM yang berkualitas dari aspek karakter melainkan ditujukan untuk mencetak SDM mesin industri.

Padahal tidak bisa dimungkiri segala permasalahan yang mendera bangsa ini seperti korupsi, perampasan aset negara, hingga adanya diskriminasi terhadap ajaran agama disebabkan rusaknya karakter (kepribadian) manusia.

Selain itu kurikulum pendidikan berbasis industri akan mengakibatkan berkurangnya SDM untuk sektor vital negara. Hal ini disebabkan karena bergesernya minat peserta didik akibat fokus pada terserapnya lulusan di pasar. Cita-cita menjadi artis dan youtuber lebih diminati karena mudah diserap pasar dan menghasilkan banyak uang dibandingkan program studi seperti pertanian atau peternakan karena dianggap tidak menjanjikan. Alhasil pendidikan menjadi alat makin berkuasanya para korporat dan negara akan semakin kapitalis dengan filosofi ini.

Inilah sistem kapitalisme yang menjadikan materi sebagai standar dalam kehidupan. Segala sesuatu yang mendatangkan materi pasti akan di lakukan sekali pun itu bertentangan dengan aturan Islam dan sebaliknya apabila tidak bisa mendatangkan keuntungan maka pasti akan ditinggalkan.

Pendidikan bukanlah komoditas pasar yang bisa diperjualbelikan yang menjadikan kepuasan pelanggan sebagai poin penting untuk diraih sehingga kurikulum pendidikan bisa berubah sesuai dengan keinginan korporasi. Pendidikan adalah gerbang utama lahirnya generasi unggul. Dalam sistem pendidikan Islam, pendidikan bertujuan untuk membentuk kepribadian Islam dimana pola pikir dan pola sikap di standarisasi sesuai dengan Islam bukan berbasis kebutuhan pasar.

Di dalam Islam negara tidak hanya membekali siswanya dengan keterampilan dan keahlian diberbagai bidang kehidupan saja yang hanya sekadar berorientasi menghasilkan lulusan yang siap bekerja. Namun kurikulum pendidikan di dalam Islam dibuat untuk mewujudkan lahirnya generasi yang tidak hanya memiliki berkepribadian Islam, namun juga menguasai ilmu ilmu kehidupan yang bermanfaat bagi seluruh manusia.

Pendidikan di dalam Islam memadukan tujuan dunia dan tujuan akhirat sebagai satu kesatuan. Dalam aspek dunia Islam membekali peserta didik dengan ilmu sains teknologi, keterampilan, dan semua hal yang dibutuhkan oleh umat. Dalam aspek akhirat, Islam akan membekali peserta didik dengan pemahaman-pemahaman Islam. Sehingga, akan lahir generasi yang memiliki kepribadian yang mulia yang cakap dalam ilmu agama sehingga akan melahirkan generasi bermental pemimpin. Alhasil pendidikan Islam akan mampu mencetak SDM yang tidak hanya cakap dalam ilmu agama namun unggul di segala bidang baik ekonomi, sosial, maupun sains dan teknologi. Semoga peradaban Islam segera tegak kembali dalam waktu yang tidak lama lagi.

Wallahualam Bishowab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 15

Comments (1)

  1. blank

    Masya Allah, gencarkan dakwah melalui aksara

Comment here