Surat Pembaca

Banjir Datang Lagi, Saatnya Interospeksi

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com– Kota Batu Malang pada Kamis (4/11/2021) mengalami banjir bandang. Kendati banjir kerap melanda sejumlah daerah di Indonesia, namun banjir bandang di Malang kali ini menyedot perhatian masyarakat. Bahkan video yang memperlihatkan saat banjir bandang menerjang bak gelombang tsunami viral di media sosial (TRIBUNJATENG.COM 6/11/2021).

Pakar Kebencanaan UGM Prof. Suratman, mengatakan banjir bandang yang melanda Kota Batu, Malang, Jawa Timur pada Kamis lalu menunjukkan adanya gangguan ekosistem di wilayah tersebut. Ia mengatakan gangguan ekosistem akibat alih fungsi lahan oleh manusia menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir bandang di Batu ( Tribunnews com 5/11).

Tampaknya hingga saat ini, masalah banjir memang masih menjadi PR besar, tidak hanya bagi pemerintah daerah, tetapi juga pemerintah pusat. Nyaris tiap memasuki musim hujan, banjir dan longsor selalu mengancam berbagai daerah di Indonesia. Sebelumnya pada hari Senin 6 September 2021, banjir bandang juga melanda Kabupaten Bogor – Jawa Barat. BPBD Kabupaten Bogor mencatat bahwa banjir ini disebabkan oleh meluapnya sungai Cidurian dan berdampak terhadap infrastruktur, pemukiman penduduk, sarana umum dan sosial, dan lain-lain yang berada di empat Kecamatan, yaitu Sukajaya, Jasinga, Nanggung dan Cigudeg.

Tentu peristiwa ini bukanlah fenomena alam semata. Namun pasti ada faktor ulah tangan manusia itu sendiri. Disadari atau tidak, arus deforestasi alias alih fungsi lahan akibat pembangunan besar-besaran di Indonesia terutama kawasan penyangga air terbilang sangat tinggi. Forest Watch Indonesia (FWI) menyebutkan deforestasi di Indonesia mengalami peningkatan dari sebelumnya 1,1 juta hektare (ha) per tahun pada periode 2009—2013 menjadi 1,47 juta ha per tahun periode 2013—2017. Jelas data ini akan terus meningkat hingga saat ini. Alhasil, banjir terjadi karena adanya desakan penggunaan lahan untuk pertanian maupun pemukiman. Pengaruh tekanan penduduk dalam penggunaan lahan tidak lagi sesuai dengan daya dukung lingkungan dan kemampuan lahan.

Ya, bencana adakalanya memang benar-benar merupakan bentuk ujian keimanan yang harus diterima dengan penuh ikhlas dan kesabaran. Namun, tak sedikit pula bencana yang sejatinya akibat kejahilan dan dosa-dosa yang telah diperbuat manusia. Sebagaimana firman Allah SWT “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Al-Rûm : 41). Sudah saatnya kita intropeksi dan bertaubat memperbaiki perilaku yang menyalahi syariat, baik dalam konteks individu, masyarakat, maupun negara.
Wallahu a’lam bisshowwab.

Teti Ummu Alif
Kendari, Sulawesi Tenggara

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 9

Comment here