Opini

BBM Naik, Rakyat Dizalimi

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Umi Rizkyi (Anggota Komunitas Setajam Pena)

wacana-edukasi.com– Kenaikan harga BBM bersubsidi dijadikan pemerintah sebagai salah satu jalan untuk menyelamatkan APBN. Hal ini terjadi tidak lama lagi. Sekitar satu pekan ke depan, BBM akan mengalami kenaikan. Kenaikan BBM ini dipengaruhi oleh dua hal, yaitu pertama dikarenakan adanya kenaikan harga minyak mentah dunia. Nilai tukar rupiah yang terus melemah. Di mana satu dolar Amerika senilai Rp. 14.700 lebih tinggi Rp. 14.450.

Berdasarkan data yang dilansir dari Pos_Kupang.com menyatakan bahwa Minggu depan presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan ke publik soal keputusan kenaikan harga BBM. Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Joko Widodo (Jokowi) sudah mengeluarkan berbagai indikasi bila subsidi tak lagi bisa ditahan.

Dia menyatakan bahwa, “Kenaikan harga BBM Pertalite yang kita subsidi cukup banyak dan solar, modeling ekonominya (Hitung-hitungan) telah dibuat. Nanti mungkin Minggu depan pak presiden akan mengumumkan mengenai apa dan bagaimana kenaikan harga ini, ” jelasnya dalam kuliah umum di universitas Hasanuddin yang disiarkan secara virtual Jum’at (19/8/2022).

Selain itu, menurut menteri koordinator perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa tahun ini sektor energi menjadi tantangan untuk itu pemerintah menyiapkan anggaran subsidi dan kompensasi sebesar Rp. 502,4 Triliun.

Demikian pula dengan anggota DPRD NTT Kasmiros Koko juga ikut menanggapi adanya kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga BBM. Dia menyatakan bahwa kenaikan harga BBM akan mengganggu ekonomi masyarakat,” ketika dihubungi oleh Pos_Kupang.Com Sabtu (20/8/2022).

Berdasarkan beberapa fakta dan pendapat dari berbagai pihak di atas dalam keadaan apapun kenaikkan harga BBM bersubsidi akan terjadi. Adanya penundaan kenaikan harga BBM bersubsidi hanyalah cara pemerintah untuk meredam gejolak publik sesaat saja. Pada akhirnya, kenaikan harga pun terjadi. Tinggal menunggu waktunya saja.

Sesungguhnya adanya pengaturan subsidi dan berapa banyaknya beban APBN merupakan akibat dari adanya subsidi BBM merupakan salah satu alasan membawa negara ini dalam pengelolaan liberal secara total. Betapa tidak, dengan adanya kenaikan BBM bersubsidi membuktikan bahwa negara ingin berlepas tangan dalam mengurusi rakyatnya. Rakyat dibiarkan untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhannya. Baik terkait dengan kebutuhan BBM maupun perekonomiannya, sebagai dampak dari penghapusan subsidi BBM.

Namun demikian, alasan yang sebenarnya adalah jika BBM di Indonesia masih tetap disubsidi maka SPBU-SPBU asing tersebut tidak akan bisa mendapatkan banyak keuntungan. Jika hal ini terus berlangsung maka dampaknya adalah para investor migas di sektor hilir akan gulung tikar. Dengan demikian maka, liberalisasi migas tidak bisa berjalan sebagian saja harus berjalan secara total. Hal inilah yang diinginkan oleh SPBU asing, mereka akan bersaing secara bebas dengan SPBU Pertamina sehingga mereka akan mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Oleh karena itu, maka dalam sistem ini dimana kapitalisme yang mencengkram negeri kita tercinta ini maka liberalisasi terhadap segala bidang akan terjadi. Tidak terkecuali dalam masalah BBM ini. Di mana negara yang seharusnya mengelola BBM untuk rakyatnya, dialihkan kepada swasta bahkan oligarki. Dan secara otomatis, negara berlepas tangan terhadap kebutuhan BBM terhadap rakyatnya.

Hal ini akan jauh berbeda jika sistem yang diterapkan adalah sistem Islam. Di mana sistem Islam menerapkan adanya sistem ekonomi Islam, yang akan diterapkan dalam naungan khilafah. Di mana negara akan menjamin kebutuhan rakyatnya. Termasuk pemenuhan kebutuhan rakyat terkait BBM. Negara akan mengelola langsung BBM dan akan menyalurkan kepada rakyatnya secara menyeluruh dan merata.

Khilafah akan mengelola tambang migas atas dasar konsep kepemilikan. Di mana migas merupakan kepemilikan umum. Sehingga pengelolaan dipegang langsung oleh negara. Dalam hal ini negara menutup rapat adanya pintu untuk para investor asing masuk.

Adapun biaya yang harus dibayar oleh rakyat hanyalah biaya produksi saja. Harga BBM tidak akan terpacu pada harga pasar dunia. Ketika kebutuhan BBM rakyat terpenuhi dengan harga yang terjangkau bahkan murah maka kegiatan ekonomi rakyat dan dunia usaha berjalan dengan baik maka kesejahteraan akan terwujud. Dalam hal ini Rosulullah Saw bersabda yang artinya, “Jauhilah kedzaliman karena kedzaliman adalah kegelapan pada hari akhirat” HR Bukhari Muslim.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 4

Comment here