Wacana-edukasi.com — Umat Islam di seluruh dunia bergejolak. Di bulan Maulid ini, yang semestinya diperingati dengan suka cita, dinodai dengan peristiwa penistaan kepada nabi saw. Majalah Charlie Hebdo kembali menayangkan karikatur Nabi Muhammad saw. Ironisnya hal ini didukung oleh Presiden Perancis, Emmanuel Macron, dengan menyatakan bahwa itu merupakan bagian dari kebebasan berekspresi.
Sungguh hati umat Islam tak rela. Junjungan mereka yang begitu mulia dihinakan sedemikian rupa berulang-ulang. Negara-negara Eropa masih saja terus menunjukkan Islamofobia dan tak henti menebar kebencian kepada Islam. Sebelumnya hati umat telah tersakiti oleh peristiwa pembakaran Al-Qur’an di Norwegia.
Umat bangkit membela. Ramai-ramai pemimpin negeri-negeri Islam termasuk Indonesia mengecam hingga menyerukan aksi boikot. Rasa marah itu menunjukkan tingginya cinta mereka pada nabi Muhammad saw. Dan ghiroh semacam ini memang harus kita tunjukkan. Sebab, pembelaan tersebut hakikatnya pembelaan terhadap kehormatan diri kita sebagai bagian umat Islam dan Islam yang kita yakini kebenarannya.
Namun, kecaman dan pemboikotan tak akan cukup untuk menghentikan aksi pelecehan yang terus dilakukan oleh para penista. Umat butuh sebuah kekuatan dari sebuah negara. Sebab penistaan terhadap Islam selama ini tidak hanya dilakukan oleh individu tetapi didukung oleh negara juga, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Presiden Prancis. Untuk itu umat Islam hanya bisa membalasnya dengan kekuatan negara, yaitu khilafah.
Khilafah akan menjadi junnah yang memberikan perlindungan kepada umat Islam dan syariatnya. Khalifahlah yang akan tampil membela kehormatan Allah dan rasul-Nya dari upaya penistaan yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Ini wajib untuk kita perjuangkan untuk bisa terwujud kembali di tengah-tengah umat.
Lebih dari itu mencintai nabi saw. semestinya juga diwujudkan dengan mengimplementasikan syariat yang beliau emban. Sebab Allah Swt. berfirman;
“Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian.” (TQS. Ali Imron[3]: 31)
Inilah bukti mahabbah yang hakiki kepada nabi saw. Inilah bentuk cinta tertinggi seorang hamba. Inilah wujud kerinduan untuk dapat bertemu dengan rasululah saw. yang mulia. Kelak kita berharap syafaatnya. Kelak kita berharap mendapat naungannya. Dan kelak kita memohon agar nabi saw. mengakui kita sebagai bagian dari umatnya.
Maka tak ada pilihan bagi kita yang mengikrarkan diri sebagai umat Nabi Muhammad saw. selain mencintai syariat yang beliau bawa, menjalankan dan memperjuangkannya terterapkan di tengah-tengah umat. Syariat Islam wajib kita ambil secara keseluruhan. Tak boleh bagi kita memilah sesuai hawa nafsu. Semoga dengan itu, kita dikumpulkan dalam surga-Nya bersama rasulullah Saw.
Dwi Indah Lestari
Bangkalan, Madura, Jawa Timur
Views: 9
Comment here