Opini

Belajar Dakwah dari Nussa dan Rara

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Meitya Rahma, S. Pd.

Wacana-edukasi.com — Siapa yang tidak kenal Nussa dan Rara dengan Anta si kucing hitamnya. Serial kartun Nussa Rara menjadi favorit anak-anak saat ini. Bahkan anak-anak yang menonton episode demi episode dan diulang-ulang sampai hafal dialognya. Namun, mulai 1 Januari kemarin sudah tidak lagi tayang setelah sempat bertahan setelah melewati banyak kendala.

Pandemi ini ternyata juga berpengaruh pada para tim karyawan nussaofficial. Hal itu terjadi lantaran situasi dan kondisi saat pandemi yang serba kurang menguntungkan. Kabar ini disampaikan melalui akun instagram Felix Siaw. Nussa berhenti tayang karena terdampak pandemi covid-19. Disebutkan pula oleh Ustaz Felix bahwa ada beberapa kendala yang dialami di antaranya ialah PHK karyawan serta anggapan miring terhadap animasi Nussa (liputan6.com, 5/1/21).

Lebih jauh, Ustaz Felix juga menjelaskan bagaimana pandangan negatif orang-orang terhadap kartun islami Nussa. Menurutnya, serial Nussa kerap dituding sebagai konten radikal dan intoleran. Felix mengatakan, “Di Indonesia, nggak semua yang baik, apalagi islami bisa diapresiasi, bahkan film Nussa dan Rara terus difitnah sebagai konten radikal dan intoleran katanya,” katanya menjelaskan (hipwee.com/5/1/21).

Ustadz Felix berharap agar film Nussa dapat memberikan pelajaran positif untuk para pemirsa yang menontonnya (hipwee.com/5/1/21).

Film ini dianggap radikal dan intoleran dari sisi yang mana? Bukankah apa yang disampaikan dalam film tersebut adalah kewajiban sebagai seorang muslim? Mengajarkan doa sehari-hari, akhlak terhadap orang tua, mengajarkan menutup aurat sejak dini. Apakah ini yang dinamakan radikal dan intoleran? Logikanya di mana ketika mengajarkan akhlak, doa-doa, menutup aurat sejak dini dianggap radikal? Bukankah kerudung dan jilbab merupakan bagian dari penenrapan syariat Islam? Bukankah sejak dini memang harus diajarkan agama? Bukankah kita selalu mendoakan anak kita agar saleh dan salihah?

Hadirnya Nussa dan Rara di tengah masyarakat dengan harapan agar anak-anak mendapatkan pemahaman Islam. Selain anak memahami ajaran Islam melalui film ini, anak bisa mengaplikasikan dalam kehidupan mereka. Nussa dan Rara juga mengajarkan pada anak-anak untuk saling menasihati, beramar makruf, berdakwah dengan bahasa anak. Jadi, esensi film ini bukan hanya mengajarkan amalan saleh saja, tetapi juga menebar kebaikan, memberi nasihat di sekelilingnya. Maka, film kartun inilah yang patut sebagai referensi anak-anak muslim di mana pun, bukan malah dicap sebagai radikal.

Di antara sekian banyak film yang menawarkan kebebasan, budaya permisif, hedonisme, sampai pada klenik, Nussa Rara memberi oase yang menyejukkan sebagai tontonan yang mendidik bagi generasi kita. Film yang tak hanya dinikmati anak-anak tetapi juga orang tua ini telah memberi keteladanan bagi anak-anak dalam kehidupan.

Negeri mana yang tak menginginkan generasinya menjadi generasi yang beradab? Semua pasti menginginkan memiliki generasi yang beradab. Lalu untuk mewujudkannya tentunya dengan mendidik anak-anak menjadi generasi yang berakhlak, generasi yang memiliki adab. Untuk mewujudkan generasi seperti ini maka perlu lingkungan yang kondusif. Sudah sampai pada masanya memang dakwah Islam perlahan mulai dihilangkan. Melalui sebuah film kartun ini saja dakwah Islam bisa dihentikan. Wis wayahe ‘sudah masanya’ bahwa dakwah Islam berusaha dihilangkan. Membuat Islam terasing di negeri yang mayoritas muslim.

Jika ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa dakwah saat ini seperti menggenggam bara api atau bisa dikatakan bak berjalan di taman yang banyak duri, ini memang benar adanya. Bahwasannya ketika melakukan amar makruf nahi munkar pasti banyak cobaan, ujian, yang menimpa para penyeru kebaikan ini. Dari fitnah, cercaan, hinaan, persekusi sampai pada pembunuhan. Namun, pada hakikatnya jalan inilah yang akan mengantarkan kemuliaan seorang muslim dengan surga. Kiranya Surat Muhammad ayat 7 ini bisa memberikan kesejukan hati bagi para penebar kebaikan melalui berbagai wasilahnya baik menyeru secara lisan maupun tulisan.

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhamad 7)

Ayat ini memberi semangat bagi para penyeru kebaikan, karena janji Allah yang akan menolong hamba dan meneguhkan kedudukan hamba-Nya. Mari manfaatkan sosial media untuk berdakwah sebagai wasilah yang kita miliki. Seperti apa yang dilakukan para kreator Nussa dan Rara yang memberkan tayangan mendidik. Semoga dakwah Nsusa dan Rara ini bisa tetap eksis, menjadi referensi tontonan yang menjadi tuntunan bagi generasi kita.

Wallohualam bishowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 45

Comment here