Surat Pembaca

Benarkah Keberadaan WBSK untuk Rakyat?

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com–Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan seri penutup World Superbike (WSBK) yang digelar di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada 19-21 Nopember 2021 ditonton sekitar 1,6 miliar penduduk di Dunia.

Menurut Luhut, yang terpenting saat ini keberadaan Sirkuit Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, NTB harus dijaga. Karena sirkuit ini di bangun untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. “Jadi semua terlibat dari atas sampai rakyat jelata. Jangan bilang pemerintah tidak perhatian. Pemerintah itu dari atas ke bawah sangat perhatian,” katanya.

Usainya ajang balap WSBK, tampil wajah-wajah jumawa seolah telah berhasil mengadakan event besar yang menunjukkan kebaikan penguasa pada rakyatnya. Klaim keberhasilan atas upaya pembangunan sirkuit dengan total panjang 4,3 km dan memiliki 17 tikungan serta memiliki standar kelas dunia dengan level high end, hanyalah ambisi yang tidak empati pada rata-rata kondisi rakyat Indonesia yang sedang dirundung kemiskinan dan kebuntuan harapan hidup.

Sebagai destinasi wisata super prioritas, penguasa bangga bahwa Mandalika saat ini menjadi buah bibir seantero nusantara dan dunia. Hotel dan homestay penuh terisi selama tiga hari, dengan harga naik tiga kali lipat, begitu juga penyewaan mobil juga naik. Hanya sektor pariwisata dan trasnportasilah yang kemudian bergerak pada sepanjang event, setelahnya keadaan masih tak menentu. Padahal masih belum jelas pula bagaimana akselerasi pertumbuhan ekonomi di wilayah ini, karena Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dijanjikan, tidak lepas dari keinginan meraih untung dan mengokohkan kerjasama kapitalistik dengan swasta dan asing dalam mekanisme investasi.

Dalam kitab Mafaahim Siyasiyah li Hizbit Tahrir, Syekh Taqiyuddin An Nabhani menjelaskan penderitaan yang dialami penduduk dunia terjadi karena tiga faktor yakni persekutuan internasional, dominasi dan cengkeraman negara adidaya, serta imperialisme dan monopoli. Indonesia menjadi sasaran empuk kepentingan global yang berlindung di balik proyek pariwisata dan KEK. Sudah selayaknya kita kembali kepada cara pandang Islam dalam kenegaraan, tidak ada keuntungan bersekutu dengan negeri-negeri penjajah, yang ada kerugian demi kerugian. Maka kokohkan kemandirian ekonomi sejati itu dengan penerapan Syariah Islam dan tegaknya Khilafah Islam.

Zawanah FN

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 2

Comment here