Surat Pembaca

Bencana Banjir Kian Berulang

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Mirnawati (Aktivis Dakwah kampus )

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Dilansir dari CNN Indonesia (13/1/2024) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat sedikitnya 6.000 orang dari sejumlah daerah di provinsi tersebut mengungsi akibat rumah, lahan dan tempat usaha mereka terdampak banjir sejak beberapa pekan terakhir ini.

Mirisnya banjir tersbut menyebabkan 4 orang meninggal dunia. Mereka yang mengungsi berasal dari kabupaten Rokan Hilir, Kepulauan Meranti, dan kota Dumai. BPBD mencatat jumlah pengungsi terbanyak adalah warga Kabupaten Rokan Hilir, yakni 3.992 orang lantaran rumah mereka terendam banjir.

Bencana banjir tersebut juga menggenangi ribuan rumah dan fasilitas umum, seperti jalan, masjid dan sekolah. Sebanyak 29 SMA sederajat di Riau meliburkan siswa mereka, karena ruangan kelas terendam banjir, begitu juga untuk sekolah dasar. Di Riau sebenarnya bukan pertama kali banjir terjadi, hampir setiap tahun provinsi ini terendam oleh banjir.

Tak hanya itu saja ternyata bencana banjir juga merendam beberapa rumah warga Kampung Bojongasih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, dimana Wilayah yang terdampak mencakup lima RT, termasuk tiga RT di Kelurahan Duren Tiga (Jakarta Selatan) dengan ketinggian air mencapai 30 sentimeter (cm) akibat hujan deras dan luapan Kali Mampang. Sementara itu, dua RT di Jakarta Timur mengalami genangan dengan ketinggian 30 cm, juga akibat curah hujan tinggi,” kata Isnawa dikutip Antara, Kamis (11/1/2024).

Banjir yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia ini semuanya berkaitan erat dengan pembangunan wilayah yang tidak direncanakan secara komprehensif dan mendalam termaksud tata kota secara keseluruhan dalam berbagai bentuk, seperti alih fungsi lahan, pembangunan wilayah perkotaan, daerah tujuan pariwisata dan sebagainya.

Buah Kebijakan Pembangunan Kapitalisme

Bencana alam yang terjadi di negeri ini harusnya menuntut manusia menyadari ke-mahakuasaan Allah. Mengevakuasi perilaku individu dan sistem kehidupan terhadap alam. Namun ironisnya, pengelolaan alam dengan basis kapitalisme menghasilkan kerusakan hingga bencana alam yang begitu serius.

Sistem ini hanya mengutamakan keuntungan ekonomi belaka tanpa memperdulikan keamanan rakyat meski harus mengorbankan lingkungan. Eksploitasi Sumber Daya Alam terus berjalan tanpa henti, sementara kebebasan kepemilikan di sistem kapitalisme pun membenarkan itu terjadi hingga memperparah situasi. Akhirnya negara hanya bertugas sebagai fasilitator, bukan sebagai pe-riayah. Sehingga konsep fasilitator yang hanya memfasilitasi berjalannya pembangunan ala kapitalisme ini ketika terjadi bencana maka pemerintaha hanya memberikan imbauan kepada masyarakat atau melakukan tindakan yang tidak menyentuh akar persoalan.

Sistem Islam Solusi dari Segala Bencana

Berbeda halanya dengan sistem islam, dimana Kebijakan Pembangunan dalam Islam mempertimbangkan kemaslahatan masyarakat dan menjaga lingkungan agar tetap dalam keharmonisannya. Negara yang bertindak sebagai pe-riayah umat atau pengurus umat menomor satukan kepentingan umat serta keselamat umat diatas kepentingan lainnya. Pembangunan yang dilaksanakanpun untuk kepentingan umat dan memudahkaan kehidupan umat.

Negara ini hanya ada pada sistem islam, yang disebut Khilafah penanganan bencana yang disebabkan faktor alam atau ulah tangan manusia harus berjalan secara fundamental, yaitu dengan tindakan preventif, kuratif dan rehabilitatif. Inilah yang akan dilakukan oleh khilafah yang merupakan perisai dan pelindung umat. Dimana Ini melibatkan kebijakan pembangunan ramah lingkungan, optimalisasi Sumber Daya Alam dan penerapan prinsip ekonomi berlandaskan syariah Islam. Khilafah juga menetapkan beberapa wilayah sebagai cagar alam dan buffer zone dengan sanksi yang tegas untuk melestarikan lingkungan.

Dalam penanganan bencana, Khilafah segera melakukan evakuasi, membuka jalur akses, menghalangi material bencana, dan menyiapkan tempat pengungsian. Selain itu, memberikan pelayanan terhadap korban, memulihkan kondisi psikis mereka, serta memenuhi kebutuhan dasar, disertai dengan nasihat dan panduan untuk memperkuat iman dan ketahanan psikologis korban.

Tidak akan pernah tercapai solusi tepat selama akar permasalahanya belum terselesaikan yakni penerapan ideologi kapitalisme. Oleh karena itu umat hari ini membutuhkan penerapan ideologi islam dibawah institusi Islam. Wallahu a’alam bish -shawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 22

Comment here