Opini

Bencana PMK Merebak, Negara Kurang Cepat Bertindak

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh dr. Retno

wacana-edukasi.com– Belumlah usai negeri ini babak belur karena virus Covid 19, sekarang ini merebaklah penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan ternak. Dan penyakit ini sudah merebak sampai 19 provinsi di Indonesia. Dan telah membuat para peternak hancur-hancuran karena biaya pengobatan yang mahal dan menurunnya produktivitas ternak mereka. Kasus PMK pertama kali ditemukan di kabupaten Gresik sekitar bulan April 2022 dan telah menyebar ke 19 provinsi.

Merdeka.com membeberkan bahwa Pemerintah Provinsi Banten mencatat ada 2.050 hewan ternak yang ada di wilayah Provinsi Banten, terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Dari jumlah tersebut, penyumbang terbesar adalah wilayah Kota Tangerang, dengan jumlah 800 kasus. “Sampai hari ini 2.050 (kasus).Jadi ada peningkatan yang cukup tinggi, khususnya disumbang di kota Tangerang, tapi itu biasanya berkembang dari olah sapi dagang,” kata Penjabat Gubernur Banten, Almuktabar, usai menerima dosis vaksin PMK asal Perancis, di Bandara Soekarno – Hatta, Senin (4/7).

Banyak petani yang menjual ternak mereka dengan harga murah,bahkan mereka bisa menyembelih paksa apabila dirasa ternaknya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Hal ini mereka lakukan karena biaya pengobatan untuk ternak yang sakit amat mahal dan pada masa pemulihan juga membutuhkan konsetrat yang harganya juga sangat tinggi. Menurut peternak pemerintah sudah memberikan bantuan antibiotik dan vitamin tapi hal itu tidak bisa membantu banyak.

Kasus PMK ini melumpuhkan dunia usaha peternakan dan hasil olahan peternakan sehingga para peternak dan pengusaha peternakan menyambut baik acara terselenggaranya Indo Livestock 2022 Expo & Forum pada 6-8 Juli 2022 di Jakarta. Pameran dan forum internasional untuk petani dan peternak ini bakal dijadikan tempat untuk membahas soal wabah PMK (penyakit mulut dan kuku) yang kini marak menyerang hewan ternak.

*Kekurang-sigapan pemerintah dalam penanganan kasus PMK*
Walaupun pada tahun Indonesia sudah dinyatakan bebas PMK,tapi dengan merebaknya kasus PMK yang begitu cepat Indonesia gagal mempertahankan status ini dan terkesan begitu lambannya penanangan oleh pemerintah.karena masyarakat sulit untuk mendapatkan obat untuk PMK ini .Merdeka.com – Para peternak sapi perah di Dusun Kumbo, Desa Telogosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur mengeluhkan mahalnya obat untuk penyakit mulut dan Kuku (PMK). Mereka pun memilih opsi memakai obat herbal yang ternyata juga tidak murah dan sulit didapat.Salah satu dusun di Pasuruan ini merupakan wilayah yang terdampak penyakit PMK. Salah satu peternak, Jafar Sodiq bercerita ke Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad (Gus Sadad) saat meninjau kandang peternakan sapi perah tersebut.

Para peternak mendesak pemerintah agar bergerak cepat karena kasus PMK sudah menyebar cepat dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah berupa antibiotik dan vitamin tidak cukup dalam pengobatan PMK ini.Diketahui, hingga 3 Juli 2022, ada sebanyak 136.153 hewan ternak yang terpapar PMK di Jatim. Dari jumlah itu, sebanyak 106.663 ekor masih sakit. Sebanyak 27.721 ekor sembuh, 811 ekor mati dan 988 ekor dipotong.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNBP) di Jakarta menetapkan Status Keadaan Tertentu darurat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Suharyanto telah mengeluarkan surat keputusan atas status itu. Segala biaya akibat keputusan tersebut dibebankan pada APBN, Dana Siap Pakai di BNPB, dan sumber pembiayaan lain yang sah dan tidak mengikat sesuai perundang-undangan,” lanjut surat keputusan tersebut. Para peternak mengharapkan langkah kongkrit dari pemerintah tidak hanya penetapan status keadaan tertentu darurat saja karena pemerintah baru memberikan vaksin bulan Juni setelah kasus sudah menyebar luas.

*ISLAM DALAM PENANGANAN WABAH*
Penanganan suatu wabah baik pada manusia dan hewan akan diberikan upaya yang maksimal sebagai wujud tanggung jawab pemimpin kepada rakyatnya. Penanganan PMK yang disebabkan oleh virus harus ditangani dengan cepat karena penyebarannya yang begitu masif. Perlu sinergis antara peternak dan dinas yang terkait dan pendanaan dari pemerintah supaya penanganan bisa cepat dan tidak menyebar ke daerah lain.

Selain itu dunia usaha dan peternak harus diberikan dukungan penuh terkait dengan pembiayaan pengobatan dan pemulihan hewan ternaknya karena jelas pemasukan berkurang dan pengeluaran sangat berlebihan untuk pembelian obat.

Pemerintah harus memfasilitasi obat dengan gratis dan mudah diperoleh karena ini adalah tanggung jawab negara karena bila dibebankan pada peternak mereka tidak akan mampu biaya obat yang begitu mahal dan sulit dicari. Pemberian vaksinasi untuk seluruh hewan ternak. Semua itu harus didukung oleh sistem ekonomi Islam yang kuat untuk bisa merealisasikan semua tanggung jawab negara.

Dalam sistem ekonomi Kapitalisme seperti sekarang ini tentu sangatlah sulit,peran negara sangat minim.dan pendanaan yang dimiliki negara sangat sedikit dan birokrasinya yang berbelit membuat penanganan semakin lambat. Dan akhirnya peternak harus berjuang sendiri agar bisa survive dan bangkit akibat wabah PMK.

Hanya Islam solusi setiap permasalahan dan Allah SWT telah memberikan petunjuk melalui RasulNya agar kita manusia selalu berjalan sesuai aturanNya dan apabila kita berpaling maka yang ada hanyalah kehidupan yang sempit.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 4

Comment here