Oleh: Yuyun Rumiwati
Bunda, gimana kabarnya. Semoga senantiasa harus dalam rahmad dan ridha Allah pemilik segalanya. Bun, hampir satu tahun kita menemani si buah hati di masa pandemi.
Tentu banyak asam manis yang dialami. Terlebih selama pembelajaran online. Betapa kesabaran dan kekreativitas para bunda dalam mendidik anak teruji di masa pandemi ini.
Waktu 24 jam bersama anak di rumah selama pandemi, tak jarang sebagian membuat orang tua pusing. Terlebih saat anak terpapar game dan aktivitas yang tidak bermanfaat lainnya. Belum lagi nuansa santai anak-anak yang berefek pada menumpuknya tugas yang tertuntaskan. Makin menambah stress sebagian para orang tua.
Tidak jarang ucapan menggerutu dalam hati, “kapan pandemi ini berakhir, kapan sekolah offline dimulai. Menipisnya iman dan ketawakalan tak jarang membuat makin panik bagi sebagian orang tua.
Padahal pada satu sisi, sebagian orang tua butuh memakai HP, di satu sisi keterbatasan sarana HP pun dibuat bersama anak-anaknya untuk mengerjakan tugas. Dan kadang tidak hanya satu anak. Kadang sampai tiga anak dengan satu HP. Bisa dibayangkan begitu sibuknya HP tersebut. Belum lagi, jika HP pun dipakai untuk hal sia-sia oleh si buah hati. Bisa jadi rebutan HP pun tidak hanya terjadi antar anak-anak dan saudaranya. Terlebih lagi, jika orang tua, kerjanya bituh dengan online. Maka tak ayal lagi ibarat ujian di atas ujian.
Melihat fenomena di atas, ujian pandemi bisa dijadikan sarana untuk meningkatkan kerjasama antar anak dan orang tua. Kolaborasi yang cantik dalam memfungsikan HP untuk mengoptimalkan amanah masing-masing anggota keluarga, misalnya. Adapun beberapa akternatif tips bisa dilakukan di antaranya sebagai berikut,
Pertama, Menyamakan persepsi antar semua anggota keluarga
Persepsi dan pemahaman yang sama, terkait pentingnya amanah dan konsekuensi melalaikannya. Ketika pemahaman ini tersampakkan dan maka proses selanjutnya. Dari sini diharapkan kesediaan untuk saling membantu menyelesaikan amanah.
Kedua, Merancang jadwal harian bersama. Jadwal dibuat untuk membentuk kedisiplinan agar membentuk kebiasaan yang baik. Sekaligus melatih untuk bertanggung jawab atas komitmen yang dibuat.
Ketiga, Mengoptimalkan potensi masing-masing. Setiap anak memiliki potensi unik dan butuh dipoptimalkan dalam kebaikan. Misal. Ada tipe anak yang kegemarannya terkait masalah kerumahtanggaan. Mulai bersih-bersih, memasak dan lainnya. Ada yang tipe suka editing dan lainya. Atau ada yang berpotensi tulis dan lainnya.
Tiap potensi yang beragam ini bisa dimanfaatkan untuk membuat karya kolaborasi. Misalnya, yang suka menulis membuat narasi tulis, yang suka berbicara sebagai pengisi suara, yang suka editing berperan sebagai editing Video dan lainnya.
Selama kewajiban pokok dari telah tertunaikan. Tidak ada salahnya orang tua memberikan peluang anak untuk mengoptimalkan potensi tadi. Dan diarahkan agar bisa berkontribusi untuk umat dan agamanya kelak. Sebagaimana contoh di atas. Agar waktunya habis untuk aktivitas yang sia-sia. Setelah merasa bosan dengan rutinitas tugas daring misalnya.
Keempat, Memberikan apresiasi sebagai tanda syukur. Apresiasi bukan dilakukan agar membanggakan diri dan sombong. Tapi melatih anak untuk mudah bersyukur pada Allah. Dan berterima kasih atas kebaikan orang lain. Tentu apresiasi ini, harus senantiasa dikaitkan dengan iman. Agar membentuk anak yang percaya diri dan bangganya atas Allah dan rasul-Nya. Bukan pada dirinya. Percaya diri ini sebagai salah satu bekal membentuk kepemimpinan pada anak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, …
“Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954)
Insyallah itu beberapa tips agar orang tua dan anak bisa berkolaborasi cantik saat pandemi. Saling berbagi dan membantu dan menguatkan. Semoga Allah karunikan keturunan yang qurata a’yun wa ja’alna Lil mutaqiina imamaa.
وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqon: 74).
Wallahu a’lam bishowab.
Views: 15
Comment here