Opini

Bertakwa untuk Mewujudkan Kehidupan yang Adil

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Raihun Anhar, S.Pd. (Mahasiswi Pascasarjana UIKA, Bogor)

Wacana-edukasi.com, OPINI– Tak terasa kita sudah berada di penghujung bulan suci Ramadan. Itu artinya kita akan berpisah dengan bulan mulia dan penuh berkah ini. Maka dari itu, marilah kita maksimalkan sisa Ramadan ini untuk menjadi muslim yang sesuai standar Islam yakni mencapai level takwa seperti tujuan dari Ramadan. Allah Ta’ala berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah [2]: 184)

Apa itu takwa? Takwa menurut bahasa berarti sedikit bicara, sekat penghalang diantara dua hal. Secara istilah diartikan takwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dari definisi ini dibutuhkan pemahaman terhadap Islam yang komprehensif untuk bertakwa. Mengapa? Sebab tidak akan bisa menjadi takwa jika tidak memahami Islam.

Kondisi kaum muslim hari ini secara keseluruhan belum mencapai pada takwa termasuk di negeri ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei dari 80% umat muslim hanya 30% muslim Indonesia yang sholat. Juga berdasarkan data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah yakni 0,001%. Itulah sebabnya influencer berani mengatakan masyarakat Indonesia itu “bodoh”.

Tidak semua muslim memahami Islam sebagai Ideologi melainkan hanya ritual saja. Selain itu ada yang memisahkan Islam dengan kehidupannya seperti dalam hal politik, pergaulan, ekonomi dan lainnya. Oleh karena itu Ramadhan ini di jadikanlah sebagai momentum untuk berubah menjadi takwa dengan mempelajari Islam secara keseluruhan.

Islam adalah aturan hidup yang Allah turunkan kepada Rasulullah SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan pencipta (hablum minallah), hubungan manusia dengan dirinya sendiri (hablum minanafsi), dan hubungan manusia dengan sesama manusia (hablum minannas). Atau bahasa lain Islam rahmatan lil alamin yang tidak hanya untuk kaum muslim melainkan seluruh manusia. Islam telah Allah sempurnakan. Maka Islam merupakan ideologi karena membahas semua aspek kehidupan.

Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman Islam yang komprehensif. Tidak hanya sebatas mempelajari ritual saja melainkan mempelajari secara keseluruhan termasuk urusan politik, ekonomi, pergaulan, keluarga, dan lainnya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةًۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu. (QS. Al Baqarah [2] : 208)

Setelah memahamai Islam secara kafah, dibutuhkannya penerapan praktis dalam kehidupan. Namun, penerapan ini tidak hanya pada level individu melainkan negara. Tidaklah mudah diwujudkannya selama masyarakat masih berada pada kebodohan. Mengingat masyarakat Indonesia kurang teredukasi sehingga masih saling membenci sesama karena perbedaan pandangan. Oleh karena itu dibutuhkan kelompok yang melakukan edukasi yang mengajak pada penerapan hukum Allah Ta’ala dalam bernegara (hablum minannas). Allah berfirman :

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran [3]: 104)

Rasulullah SAW adalah teladan terbaik (uswatun hasanah) yang diutus untuk seluruh alam (rahmatan lil alamin). Rasul telah memberikan contoh bagaimana membangun kehidupan yang baik ditengah kejahiliyaan Arab dahulu. Maka yang pantas kita teladani hanyalah Rasulullah.

Rasul tidak pernah berhenti berdakwah walau dimusuhi hingga mau dibunuh. Berbagai cara dilakukan Kaum Qurais (sebagai penguasa) Mekkah kepada Rasul termasuk diboikot selama 3 tahun pun Rasul tidak berhenti dakwah. Inilah perjuangan yang patut sebagai muslim kita contohi. Meminta bantuan pada tetangga di Thaif namun dilempari batu hingga kaki Beliau Saw berdarah. Namun, tidak menyerah hingga datanglah pertolongan Allah yang diawali dengan masuk Islamnya beberapa pemuda Yastrib. Kemudian, Rasul mengutus Mus’ab bin Umair untuk mendakwahkan masyarakat dan penguasa Yastrib. Setelah penguasa Aus dan Khazraj menerima Islam dan mau diatur oleh hukum Allah, maka Rasulullah Saw dan para sahabat berhijrah dari Mekkah ke Yastrib (Madinah) dan membangun kehidupan Islam.

Dari penerapan Islam di Madinah, mampu merubah Arab yang jahiliyyah menjadi sebuah pusat peradaban manusia yang tak ada tandingannya. Ka’bah yang dipenuhi berhala dihilangkan dengan futuhat. Kehidupan jahiliyah yang melegalkan zina dan riba dimusnahkan. Korupsi mampu dientaskan dengan kebijakan Khalifah yang taat pada Allah. Islam mampu disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia hingga membentuk kehidupan yang adil. Kehidupan adil akan terwujud apabila penduduknya beriman dan bertakwa. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman yang artinya :

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ

“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi” (QS. Al Araf [7]: 96)

Dari kisah perjuangan Rasulullah Saw, sebagai muslim patut kita meneladaninya. Tak ada manusia yang sempurna selain Beliau Saw dan tak ada ideologi yang sempurna kecuali Islam. Maka buat apa kita mempertahankan ideologi yang terus menghasilkan kezaliman? Kita telah memiliki ideologi yang kesempurnaannya dijamin Allah Ta’ala sebagai Pencipta (Al khaliq) sekaligus Pengatur (Al mudabbir) manusia, alam semesta, dan kehidupan. Mengapa tidak kita mempelajari, memahami, dan menerapkannya dalam kehidupan kita?

Dengan demikian, di penghujung Ramadhan ini marilah kita wujudkan ketakwaan secara totalitas. Dengan tujuan merubah kehidupan yang zalim menjadi adil dengan Islam kaffah. Buat apa mempertahankan demokrasi jika Islam menjamin kehidupan yang baik? Mengapa tidak kita ubah saja demokrasi kapitalisme menjadi khilafah Islamiyyah?

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 17

Comment here