Wacana-edukasi.com — Sikap Emmanuel Macron yang terang-terangan akan terus mendukung kebebasan berekspresi dan melindungi kartun yang melecehkan Nabi Muhammad SAW, memicu kemarahan umat Islam sedunia. Sikap tersebut sangat arogan dan melukai umat Islam.
Kaum muslimin terus menunjukkan reaksi atas sikap Macron tersebut. Kecaman telah dilayangkan oleh Recep Tayib Erdogan, presiden Republik Turki. Demikian juga yang dilakukan oleh presiden Joko Widodo. Aksi massa besar-besaran berlangsung di Bangladesh. Disusul Indonesia dan negeri-negeri lainnya. Ajakan untuk memboikot produk Perancis juga terus bergema.
Penghinaan terhadap Nabi SAW di Perancis bukan terjadi kali ini saja. Tahun 2015 lalu, Charlie Hebdo telah mengeluarkan karikatur yang merendahkan Baginda SAW. Mengapa terus terjadi? Tak lain karena Perancis mengadopsi kebebasan berekspresi yang lahir dari rahim sekularisme.
Ajakan boikot produk tak salah dilakukan. Sebagai bukti kecintaan kita kepada Rasulullah, Muhammad. Namun, boikot ini tak akan efektif membuat Perancis jera. Karena boikot hanya dilakukan skala individu per individu. Sementara itu, negeri-negeri muslim masih bergandeng tangan dalam kerja sama ekonomi dengan Perancis.
Justru yang harus dilakukan umat Islam adalah memboikot seluruh produk pemikiran Perancis yang lahir dari sekularisme. Karena sekularisme memandang agama harus dijauhkan dari kehidupan. Agama tak boleh ikut campur dalam urusan kehidupan.
Sekularisme melahirkan aneka ragam pandangan batil. Mulai dari demokrasi, yang memberi kebebasan manusia mengatur kehidupannya sendiri. Pluralisme, yang memandang semua agama sama. Kapitalisme, yang memberi kebebasan dalam kepemilikan. Serta Hak asasi, yang membolehkan manusia berperilaku sesuka hati. Produk pemikiran inilah yang harus diboikot oleh umat Islam.
Nurwati, Jakarta Timur
Views: 0
Comment here