Opini

Buang Bayi, Tragedi Tak Bertepi

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Hessy Elviyah, S.S.

wacana-edukasi.com, OPINI– Tren buang bayi nampaknya sedang ramai di Bekasi. Tragedi ini menambah rentetan masalah di bumi kota patriot. Padahal, bayi-bayi ini merupakan calon pemimpin peradaban yang seharusnya berada dalam pengasuhan dan penjagaan terbaik. Lagi pula, bayi-bayi itu adalah anak manusia, tidak selayaknya diperlakukan seperti sampah yang mudah dibuang di mana-mana.

Pemberitaan bayi baru lahir yang sengaja dibuang oleh orangtuanya tak ada habisnya dikupas media. Tentu bergidik ngeri menyaksikan tubuh mungil itu sendirian tanpa perlindungan orangtuanya. Ada yang bernasib baik ditemukan warga sekitar, adapula yang sampai meregang nyawa karena tak ada yang menolongnya.

Baru-baru ini, kembali warga Bekasi digegerkan dengan penemuan seorang bayi, tepatnya di Kavling Serut RT 07 RW 08 Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi. Bayi tersebut ditemukan oleh Risman, Marbut mesjid At Taqwa dengan keadaan menangis dalam sebuah kardus. Bersamanya, ditemukan pula secarik kertas yang berisi permintaan untuk dirawat dan ucapan terimakasih bagi yang hendak merawatnya. (detikNews.com, 08-02-2024)

Bulan lalu, Rabu sore tanggal 17 Januari 2024 juga ditemukan bayi berjenis kelamin laki-laki di aliran kali Cilemahabang, tepatnya di Jembatan Cendana Raya Kawasan Delta Silicon 3, Desa Cicau Cikarang Pusat,Kabupaten Bekasi. Bayi laki-laki tersebut bahkan masih dengan lilitan tali plasentanya. Naas, bayi tersebut ditemukan tidak bernyawa. (Guecikarang.co.id, 17-02- 2024)

Demikianlah, Bekasi seolah menjadi tempat favorit pembuangan bayi. Pada Mei 2023 saja, kasus buang bayi disebutkan melonjak dari pada tahun-tahun sebelumnya. Berbagai motif menjadi alasan pihak yang tidak bertanggungjawab untuk membuang bayi mungil tidak berdosa tersebut.

Kapitalisme-Liberalisme-Sekularisme Biang Masalah

Sejatinya,anak adalah anugerah Allah Swt. Rezeki yang mutlak menjadi hak prerogatif Allah untuk diberikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki. Banyak diantara pasangan suami istri yang bahkan puluhan tahun pernikahan masih berikhtiar untuk mendapatkan buah hati. Bahkan rela menghabiskan banyak uang untuk mengikuti berbagai program kehamilan.

Betapa berharganya kehadiran seorang anak, namun begitu, rupanya dalam sistem busuk kapitalis-liberalis yang sedang menjangkiti masyarakat saat ini, kehadiran anak tidak selalu menjadi anugerah terindah. Hati nurani para korban sistem ini mati, sehingga tak mampu melindungi sang buah hati, akibatnya dibuang seenaknya.

Banyak faktor yang menyebabkan bayi-bayi ini terbuang, diantaranya adalah akibat pergaulan bebas. Tak dapat dipungkiri, sistem hidup yang yang berlandaskan pada pemisahan agama dengan kehidupan(sekularisme) meniscayakan adanya campur-baur antara laki-laki dan perempuan non mahram. Pancaran yang merupakan pintu gerbang ke arah zina dianggap hal yang biasa.

Hak Asasi Manusia (HAM) dan kebebasan individu (liberalisme) yang menjadi asas kehidupan saat ini merusak tatanan masyarakat,mereka terjerumus kearah kubangan kemaksiatan. Bukan hanya zina yang dilakukan terang-terangan, bahkan nekat menggugurkan kandungan jika kehamilan hasil zina terjadi sampai pada membuang bayi hasil zina tersebut.

Faktor lain penyebab maraknya buang bayi adalah faktor ekonomi. Seperti yang terjadi di tahun 2016, seorang wanita menjatuhkan bayinya dari lantai 3 di salah satu mal Bekasi. Tersangka mengaku melakukan hal tersebut karena terhimpit masalah ekonomi. (detikNews.com, 15-05-2016)

Tak dapat dipungkiri, kehidupan kapitalisme berorientasi pada materi. Segala sesuatu membutuhkan uang, seperti pendidikan, kesehatan dan pelayanan kebutuhan pokok lainnya terbilang mahal. Himpitan ekonomi membunuh nurani kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Seharusnya, seorang ibulah benteng terkuat keamanan anak. Namun, sistem kapitalisme menjadikan peran ibu porak-poranda, tak jarang, ibu yang harusnya fokus untuk mendidik anak-anak justru turut menanggung beban ekonomi keluarga.

Peran Individu, keluarga, Masyarakat dan Negara

Melihat fenomena tersebut, untuk tatanan kehidupan yang kuat perlu adanya sinergi peran Individu, keluarga, masyarakat dan negara. rusaknya kehidupan sampai menghilangkan nyawa bayi akibat fungsi tonggak peradaban tersebut hancur.

Lemah iman mendorong ibu tega membuang bayi yang telah dikandungnya. Kehadiran seorang anak, tidak dianggap sebuah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Selain faktor keimanan, faktor keluarga turut andil menjaga kondisi ibu dan mencegah terjadinya ibu buang bayi. Keluarga sepatutnya mendorong fungsi ibu memberikan kasih sayang kepada anaknya.

Sementara itu, masyarakat saat ini cenderung untuk hidup secara individualis. Mereka sibuk memikirkan diri sendiri dan acuh terhadap orang lain. Sehingga tidak ada kepedulian terhadap Ibu yang kepayahan menjalani hidup.

Ironisnya, negara yang seharusnya tampil terdepan dalam melindungi rakyatnya justru terkesan abai. Negara gagal menjamin kesejahteraan rakyatnya. Penguasa sibuk mencitrakan dirinya menjadi pemimpin hebat yang seolah mampu menciptakan stabilitas ekonomi padahal di depan matanya ada kaum ibu yang sedang terlilit penderitaan.

Islam Solusi

Islam memuliakan seorang ibu, Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada Ibu. Hal ini dikarenakan tugas berat ibu yang mengandung sampai melahirkan. Hal ini tertuang dalam surat Al- Luqman ayat 14

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.”
(QS. Al-Luqman :14)

Demikian pula, ketika ada seorang perempuan hamil dari Juhainah yang mengadu kepada Rasulullah Saw.tentang zina yang telah dilakukannya untuk meminta Rasullullah menegakkan had (hukuman) kepadanya, namun Rasullullah menyuruhnya untuk menunaikan hak bayinya sampai selesai menyusui. Setelah itu, barulah dilaksanakan hukuman rajam.

Begitulah Islam melindungi kaum wanita dan anak. Dalam sistem Islam, negara berperan penuh melindungi perempuan dari berbagai kesulitan, termasuk kesulitan ekonomi. Negara wajib menjamin kesejahteraan kaum ibu dan anak melalui berbagai mekanismenya.

Misalnya, Islam tidak mewajibkan kaum perempuan untuk mencari nafkah. Nafkah dibebankan kepada suami atau walinya. Dengan demikian, perempuan hanya fokus dengan tugas utamanya, yakni mengatur rumah dan menjadi madrasah bagi anaknya.

Demikian pula masyarakat, konsep taawun sangat dijunjung tinggi dalam Islam. Berbagai anjuran untuk saling memberi terkonsep jelas dalam Islam. Bahkan salah satu pintu surga dikhususkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah, yaitu babus shadaqoh.

Begitupun negara dalam Islam, yang memiliki peran sentral menanamkan keimanan yang kuat kepada kaum ibu. Lebih jauh, negara Islam akan memberikan santunan bagi kaum fakir miskin, sehingga kesejahteraan individu per individu terwujud merata. Sirah tentang Khalifah Umar bin Khattab yang memanggul gandum untuk dibagikan kepada seorang ibu yang merebus batu adalah gambaran sempurna bagaimana negara Islam memberikan perhatian kepada kaum ibu.

Namun begitu, Islam menerapkan sanksi tegas bagi para pelaku zina seperti yang tergambar pada kisah perempuan Juhainah diatas, pun bagi pelaku pembunuhan, Islam menjerat dengan qishas ataupun membayar diyat. Sehingga, membuat jera para pelaku kemaksiatan.

Khatimah

Demikianlah ketika Islam diterapkan. Perlindungan dan kesejahteraan dalam sistem Islam nyata adanya, karena sistem Islam memiliki sistem politik dan sistem ekonomi yang sempurna. Dengan penerapan Islam secara kafah,kaum ibu akan sehat jiwa raga sehingga mampu mendidik dan menyayangi anak-anak sesuai fitrahnya. Dengan demikian, generasi gemilang akan tercipta.

Maka dari itu, sebagai solusi maraknya kasus buang bayi di Bekasi, hendaklah dengan mewujudkan penerapan syariat Islam secara kafah, dibawah naungan khilafah ala min hajin nubuwah. Hal ini akan mewujudkan masyarakat dengan atmosfir ketakwaan yang kuat. Wallahu alam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 24

Comment here