Oleh : Sandra. Wk
wacana-edukasi.com, REMAJA-– Pesona keindahan Ramadan menghampiri segenap lapisan masyarakat, tak ketinggalan para remaja. Kuy, sedikit kita ngulik bagaimana para remaja melewati Ramadan. Fenomena buka bersama (bukber), adalah satu momen yang tetap menjadi magnet mengasyikkan bagi sebagian besar mereka. Tidak ada yang salah dengan bukber, selama aktivitas yang mengiringinya bermuatan positif.
Fakta Bukber
Miris sekali, di era ini yang seharusnya para remaja dan dewasa makin mengerti tata krama pergaulan, sayangnya tidak demikian. Momen bukber seringkali berubah jadi dinner. Menjadi ajang bercengkrama, tukar nomor whatsapp (WA), alamat dan janjian untuk pertemuan berikutnya. Disadari atau tidak, bukber semacam itu membuat puasa jadi sia-sia. Rugi dong!
Kok, bisa sih puasanya terbilang menjadi sia-sia? Oke, kita bahas ya. Dengan puasa, Allah menyayangi dan sangat memuliakan hamba-Nya, secara detail Allah menjelaskan hal tersebut.
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia dan mesum. Apabila ada seseorang yang mengancam atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang berpuasa, aku sedang puasa”. (HR.Ibnu Majah dan Hakim).
Dalam riwayat lain, Rasulullah Saw. bersabda, “Berapa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apapun dari puasa kecuali hanya lapar dan dahaga”.
Telah mashur Allah Swt. menggambarkan buah (hasil) dari puasa adalah sikap mulia, yaitu takwa. Termaktub dalam surat Al-Baqarah: ayat 183 yang artinya,
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agas kamu bertakwa”.
Keagungan dan kemuliaan Ramadan bahkan telah Allah kabarkan pada 2 bulan sebelumnya. Yakni, bulan Rajab dan Sya’ban, dengan menjadikan 2 bulan itu sebagai bulan ‘haram’ atau bulan mulia yang bertabur keutamaan. Karena itu, sudah seharusnya kita juga memuliakan dan mengisi Ramadan dengan memaksimalkan ibadah bukan malah menodainya dengan perbuatan tercela.
Dalam konteks ini, bukan bermaksud untuk menghina orang yang melakukan aktivitas unfaedah, semisal sekedar ngabuburit, pacaran atau bahkan zina di bulan Ramadhan, nauzubillah. Namun, untuk membuka pikiran kita, agar memilih perbuatan yang bernilai ibadah dan meninggalkan yang sebaliknya.
Bahwa melakukan Bukber itu di boleh-boleh saja, sepanjang memenuhi beberapa ketentuan berikut ini,
Pertama, tidak campur baur laki-laki dan perempuan (ikhtilat)
Kedua, tidak bukber berdua-duan saja yang
ujung-ujungnya jadi dinner
Ketiga, tidak menjadikan bukber ajang pamer
Keempat, tidak melalaikan shalat.
Kelima, menambah ilmu (kajian jelang maghrib)
Kelima, tidak pulang terlalu malam.
Nah, Kira-kira memenuhi kriteria di atas nggak bukber kalian? Jika tidak, jauhi saja. Gunakan bahasa yang santun untuk menghindarinya. Sebab, Islam telah tegas menetapkan batas-batas interaksi antara laki-laki dan perempuan, walaupun dalam aktivitas belajar, tetap ada batasnya apalagi dalam kegiatan publik.
Keistimewaan Ramadan
Menjadi penting bagi kita untuk mengetahui,
betapa istimewanya Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lainnya? Agar kita lebih menghargai dan memanfaatkan di setiap detiknya. Di antara keistimewaan bulan Ramadan adalah,
Pertama, di bulan ini Al-Qur’an di turunkan
pertama kalinya. Yaitu Qur’an surat Al-Alaq : 1-5, pada hari ke 17 Ramadan tahun 610 masehi, yang kemudian disebut dengan malam Nuzulul Quran.
Kedua, kemenangan beberapa perang besar
Ketiga, bulan berlipat pahala
Keempat, terdapat malam Lailatul Qadar
Kelima, dibelenggunya syetan. Dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka
Keenam, bulan berbagi sehingga berlimpah keberkahan
Ketujuh, bulan tingginya jawul iman (suasana keimanan)
MasyaAllah. Begitu banyak ya Gaes, keistimewaan bulan Ramadan, karenanya ayo, teman-teman kita raih keistimewaan Ramadan itu. Agar di bulan Ramadhan tahun ini atau Ramadhan tahun depan, tidak berlalu sia-sia.
Seperti saat ini, kita sedang berada di penghujung Ramadan. Kuy, maksimalkan ibadah di 10 malam terakhir ini. Rebut pahala-pahala yang sempat tertinggal sebelumnya. Jangan sampai kita termasuk orang yang melalaikannya.
Apalagi, di 10 malam terakhir ini terdapat malam Lailatul Qadar. Yaitu, malam yang nilainya setara dengan 1000 bulan. Apabila seorang muslim melakukan suatu ibadah pada Lailatul Qadar maka nilainya akan dihitung seperti melakukan amalan selama seribu bulan. MasyaAllah.
Lantas kapan sih, terjadinya malam Lailatul Qadar itu? Allahu’alam (Allah saja yang lebih tahu). Namun, Rasulullah Saw. telah mengabarkan bahwa, malam kemuliaan itu bisa terjadi pada malam-malam ganjil, seperti 21,23,25,27,29.
Masa sih, kita mau menyia-nyiakan keagungan dan kemuliaan Ramadhan yang begitu besar? Rugilah kita, jika kita hanya mampu menahan lapar dan dahaga saja. Jadi sekarang dan kedepannya kita ubah mindsetnya, berjanji menjadi yang lebih baik, menjadikan puasa Ramadan istimewa dan berkualitas dari tahun-tahun sebelumnya, mengisinya dengan berbagai kegiatan yang bernilai ibadah, dan meninggalkan perbuatan sia-sia. Misalnya, menghindari bukber yang nirfaedah.
Wallahu a’lam bis ash-shawab.
Views: 8
Comment here