Surat Pembaca

Cat Ulang Pesawat, Stop Penghamburan Uang Negara!

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com — Kembali, penghamburan uang negara dilakukan oleh pemerintah di tengah pandemi covid-19. Betapa tidak di tengah situasi multikrisis, pemerintah melakukan pengecatan ulang dan ubah warna pesawat kepresidenan (4/8).

Mantan Komisioner Ombudsman Alvin Lie memperkirakan pemerintah telah mengeluarkan
biaya cat ulang pesawat setara B737-800 berkisar US$ 100 ribu hingga US$ 150 ribu atau sekitar Rp 1,4 miliar hingga Rp 2,1 miliar.

Sementara Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono memberikan penjelasan bahwa pengecatan ulang sebetulnya sudah direncanakan sejak tahun 2019 dengan anggaran yang sudah ditetapkan, pun kebetulan waktunya bertepatan dengan perawatan rutin pesawat BBJ 2 jatuh pada tahun 2021. Sehingga pemerintah menganggap tindakan pengecatan tersebut tidak mengambil dari anggaran penanggulangan covid-19 dan bukan dimaksudkan untuk foya foya namun diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara.

Apapun alasannya, tentu saja banyak pihak yang menyayangkan nilai nominal yang tak sedikit itu hanya untuk cat ulang pesawat kepresidenan di tengah pandemi. Apalagi hal tersebut dikeluarkan hanya untuk sebuah alasan kebanggaan negara di mata dunia ‘citra bangsa’. Jika bangsa ini menginginkan nilai kebanggaan seharusnya bukan sekedar mengubah performa pesawat unjuk diri di mata dunia tanpa memahami arti kebanggaan yang sesungguhnya.

Sebuah kebanggaan bangsa, prestasi sukses dan majunya negara terlihat dari indikator pencapaian ekonomi nasional, kemandirian bangsa, tingkat keamanan dan kuatnya militer negara, serta kesejahteraan individu rakyat di dalamnya. Seharusnya jika pemerintah ingin menunjukkan kebanggaan maka perbaikilah kinerja dan tanggung jawab dalam mengelola negara dan mengurusi rakyatnya.

Terlebih sampai saat ini negara belum mampu menuntaskan berbagai persoalan efek pandemi, dari meningkatnya angka kemiskinan, tingginya angka pengangguran, membengkaknya utang negara, dan parahnya kondisi kesehatan nasional yang semakin membuat citra negara ‘buruk’ di mata dunia, akibat lambatnya penanganan dan ketidakseriusan dalam menangani wabah yang melanda.

Sehingga wajar jika pengecatan ulang pesawat bukanlah kebijakan yang tepat, semata hanya memenuhi kepuasan estetika dan termasuk kegiatan penghamburan uang negara. Pun pesawat kepresidenan baru beroperasi tujuh tahun dan jarang digunakan, ini artinya cat ulang pesawat bukanlah kebutuhan mendesak dan seharusnya bisa ditangguhkan mengingat negara dalam keadaan ekonomi sulit, anggaran defisit, serta ada kebutuhan pelayanan kesehatan yang lebih diprioritaskan.

Oleh karena itu, sudah selayaknya pemerintah bersikap empati dan menunjukkan sense of crisis di tengah situasi pandemi. Serius dan optimal dalam menanggulangi bencana wabah, jangan sampai wabah berlarut-larut dan rakyat semakin menderita. Karena semakin banyak jatuhnya nyawa akibat kelalaian sungguh semakin membuat citra negeri ini buruk di mata dunia. Saatnya negara bertanggung jawab memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan rakyat, karena inilah arti sebenarnya sebuah kebanggaan.

Ulfa Ni’mah Blora/Jateng

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 1

Comment here