Opini

Cegah Kawin Anak untuk Mencapai Bonus Demografi Berkualitas, Solutifkah?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Raihun Anhar, S.Pd. (Aktivis Muslimah)

Wacana-edukasi.com, OPINI– Pada tanggal 19 September 2024, Kemenag dan Kemenko PMK melaksanakan seminar untuk mencegah kawin anak di Semarang. Hal ini dilakukan guna mencapai bonus demografi yang berkualitas. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK (Woro Srihastuti Sulistyaningrum) menegaskan bahwa pentingnya kualitas remaja dalam mencapai bonus demografi. Pendidikan dan kesehatan harus menjadi prioritas utama untuk mewujudkan generasi berkualitas. Ia pun menyampaikan pentingnya pencegahan pernikahan anak dengan memastikan mereka menikah di batas usia yang wajar. Selain itu, ditegaskan juga bonus demografi tidak akan dicapai jika tidak tersedia lapangan kerja yang memadai untuk generasi muda, tetapi ia pun menyoroti permasalahan putus sekolah dan pernikahan dini yang menurutnya tidak akan mampu mencapai tujuan ini.

Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag (Cecep Khairul Anwar) pun menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen mencegah pernikahan anak melalui pendidikan. Tujuannya adalah untuk mencapai kesadaran publik. Kemenag mengedukasi ratusan pelajar di Semarang yang berasal dari beberapa sekolah. Membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak karena menurutnya semakin banyak pihak yang terlibat, maka semakin besar dampak positif yang dirasakan. (kemenag.go.id)

Apa itu Bonus Demografi?

Bonus demografi adalah meningkatnya penduduk yang berusia produktif. Menurut World Bank, Indonesia berada ditahap awal bonus demografi sejak 2015-2030 nanti. Hal ini terjadi karena jumlah penduduk negeri ini yang berusia produktif (15-65 tahun) lebih besar dibanding usia 0-14 dan diatas 65 tahun. Data penduduk usia produktif setiap tahunnya meningkat, dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Pada 2020-2024 terdapat peningkatan yang luar biasa yakni dari 203.972.460 sampai 213.997.845 jiwa penduduk produkti di Indonesia. Usia 15-34 tahun mencapai 89.049.718 jiwa. Sedangkan usia 35-diatas 60-an mencapai 124.948.127 jiwa. Hal ini berdasarkan data BPS Februari 2024.

Dari data usia produkti inilah pemerintah berusaha untuk meningkatkan kualitas generasi muda. Melalui berbagai program, pemuda dilibatkan dalam setiap proyek besar pembangunan Negara bahkan dunia. Seperti dalam permasalahan perekonomian dunia melalui program Presidensial Group Twenty (G-20) tahun 2021-2022, Maudi Ayunda dipilih sebagai jubir. Forum ini membahas bagaimana memulihkan ekonomi dunia setelah Covid-19. Indonesia dipilih sebagai tuan rumah karena dunia melihat potensi besar di negeri ini. Dipilihnya Maudy Ayunda merupakan usaha Indonesia menunjukkan kualitas pemudanya pada dunia. Siapa yang tidak tahu prestasi artis cantik tersebut. Kuliah di Oxford dan Stanford yang dikenal sebagai kampus terbaik di dunia dengan predikat cumlaude.

Selain Maudy, ada juga Cinta Laura yang dipilih sebagai duta anti kekerasan terhadap perempuan dan duta komunikasi World Water Council (WWC) untuk forum air internasional terbesar di dunia. Pemilihan kedua artis ini menunjukkan bahwa pemuda memilki peran penting. Dari keduanya bisa dilihat bahwa mereka adalah orang-orang yang berpendidikan. Akan tetapi pendidikan di negeri ini masih bermasalah.

Problematika Pendidikan di Indonesia

Masalah pendidikan Indonesia sangat kompleks. Mulai dari kurikulum yang terus berganti. Ini menujukkan bahwa pendidikan kita belum menemukan arah yang jelas. Mau dibawa kemana dan membentuk peserta didik seperti apa. Masih dalam kebimbangan walaupun sudah ada visi misi di setiap satuan pendidikan. Pendidik yang problematik masih terus bermunculan seperti guru cabul yang terus ada dalam pemberitaan. Alhasil, peserta didik pun bermasalah. Perundungan (bullying) dikalangan pelajar dari SD-Perguruan Tinggi yang terus menelan korban, pergaulan bebas hingga hamil luar nikah, yang akan berdampak pada meningkatnya angka putus sekolah.

Adapun kebijakan pemerintah tidak memberikan dampak positif pada pendidikan. Lihat saja Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2024 tentang kesehatan, yang menyediakan alat konstrasepsi bagi remaja. Kebijakan ini bertentangan dengan upaya Kemenag dan Kemenko PMK. Mengapa? Sebab jika mengizinkan penggunaan alat konstrasepsi berarti melegalkan zina pada remaja. Dari zina, remaja hamil di luar nikah dan menikah di usia mereka yang masih anak-anak. Apabila tidak menikah, maka kerusakan lain yakni aborsi menjadi pilihannya. Aborsi sendiri memiliki dampak buruk pada kesehatan.

Oleh Karena itu, dapat dikatakan bahwa pencegahan kawin anak tidaklah solutif untuk mewujudkan bonus demografi. Dikarenakan telah diberlakukan PP No 28 tersebut yang merusak remaja itu sendiri. Bagaimana mencegah nikah anak jika anak dibebaskan dalam pergaulannya bahkan difasilitasi oleh negara.

Sejatinya yang menjadi masalah utama generasi muda hari ini bukanlah kawin anak melainkan pergaulan bebas. Maka yang harus dilakukan oleh Negara adalah memberantas pergaulan bebas. Pemerintah melalui Kemenkominfo telah menghapus ratusan situs porno katanya, akan tetapi media seperti tik-tok, youtube, dan lainnya mengajak pada pacaran. Misalnya para artis muda yang pacaran makin ramai di youtube bahkan dijodoh-jodohin oleh netizen agar segera pacaran. Tik-tok juga ada salah satu konten menanyakan pada beberapa remaja putri perihal kenakalan apa yang pernah mereka lakukan, dengan bangga mereka menjawab “kami (dia dan pacaranya) pernah check in di hotel”. Sudah begitu maraknya pergaulan bebas, ditambah penyedian alat kontrasepsi bagi remaja makin merajalelalah pergaulan bebas dalam kehidupan masyarakat bernegara ini.

Sekularisme Penyebab Maraknya Pergaulan Bebas

Sekularisme adalah paham yang memisahkan agama dari kehidupan baik politik, sosial masyarakat, kesehatan, pendidikan, juga pergaulan. Aturan manusia dijadikan sebagai hukum untuk menyelesaikan berbagai permasalahan hidup. Tidak mau menggunakan aturan Sang Pencipta dalam hidup bernegara. Indonesia merupakan Negara sekuler. Hal ini tercermin dari berbagai peraturannya, satu diantaranya yakni PP No 28 tahun 2024 yang menyediakan alat kontrasepsi bagi remaja.

Indonesia negara hukum, akan tetapi tidak menggunakan syariat Islam sebagai hukumnya. Zina yang sudah jelas dilarang oleh Allah dilegalkan oleh pemerintah. Aturan dibuat tanpa pertimbangan agama dan semena-mena. Ditolak oleh rakyat pun tetap dilegalkan oleh Negara.

Karakter sekuler yaitu menghalalkan yang haram seperti zina. Juga mengharamkan yang halal seperti berhijab di rumah sakit dan saat upacara 17-an bagi paskibraka. Pergaulan juga demikian, laki-laki dan perempuan dibolehkan pacaran dan membudaya di masyarakat.

Problematika pemuda hari ini berawal dari pergaulan bebas sehingga tenggelam dalam kemaksiata. Dari sekulerisme, mustahil menghasilkan generasi produktif. Oleh karen itu, generasi muda harus menyingkirkan sekularisme dan mempelajari Islam untuk be productive.

Pemuda Produktif dengan Islam, Mampu Mengguncang Dunia

Banyak pemuda produktif lahir dalam peradaban Islam. Sejarah telah mencatat nama-nama mereka agar dikenal oleh generasi setelahnya (kita). Maka mengenal dan meneladani mereka itu tugas kita. Ingatlah motivasi Sang Proklamator “beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Maksimalkan peran sebagaimana pendahulu kita. Pemuda berperan sebagai agen perubahan (agent of change) untuk dunia yang lebih baik, tidak hanya untuk bonus demografi semata.

Pemuda hebat yang tidak tertandingkan itu telah dilahir kedunia dalam diri Rasulullah Saw. Dalam dirinya telah ada teladan yang baik. Sebagaimana Allah Swt. berfirman yang artinya “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta yang banyak mengingat Allah” (TQS. Al Ahzab [33] : 21). Penulis Barat pun mengakui kehebatan Rasul dalam buku Michael H Hart yang berjudul “The 100 a Ranking of the Most Influential Person in History” atau dalam Bahasa Indonesianya “100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah”. Michael, menetapkan Rasulullah Saw sebagai manusia nomor 1 yang paling berpengaruh. Alasan karena Nabi berhasil menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia.

Lihatlah bagaimana Rasulullah Saw memperjuangkan Islam untuk dijadikan sebagai way of life. Pada saat itu Jazirah Arab hidup dalam era jahiliyyah (kebodohan) seperti hari ini. Zina dianggap biasa, hobi mabuk, dan membunuh anak perempuan karena dianggap aib. Datang Islam, Rasul mengajak orang-orang untuk menyembah Allah semata jangan mempersekutukan Allah dengan sesembahan seperti Latta dan Uzza (patung). Respon masyarakat berbeda-beda ada yang menerima ada yang menolak, moyoritas menolak termasuk petinggi-petinggi Qurais. Namun, Rasul tidak menyerah, sehingga apapun tantangan akan dihadapi bersama sahabatnya. Ancaman yang didapat juga beragam yakni dipukuli, dilempari kotoran hewan, dilempar batu, boikot, bahkan hingga ancaman dibunuh.

Setiap tantangan dihadapi dengan penuh harapan bahwa Allah akan memberi pertolongan. 10 tahun berakwah di Mekkah belum berhasil membuat para penguasa Qurais beriman. Ternyata, ada tetangga (Yastrib) yang tertarik dengan Islam. Maka diutuslah Mus’ab bin Umair untuk dakwah di Yastrib. Ia mendakwahkan para petinggi di Yastrib seperti As’ad bin Zurarah, Usaid bin Khudair, Saad bin Mu’az (pemimpin Khajraz), dan Sa’ad bin Ubadah (pemimpin Aus). Mereka pun menerima Islam dalam satu tahun. Alhasil, Islam bisa diterapkan di Yastrib (Madinah) hingga tersebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Dengan masuk Islamnya para pemimpin itu, maka terjadilah hijrah ke Madinah sebagai titik awal peradaban Islam dimulai. Persia dan Romawi sebagai perdaban terdahulu mampu ditaklukkan oleh Islam. Kedamaian tercipta karena keataan. Al Aqsa yang kini kacau oleh Zionis, setelah Islam menaklukkannya tidak ada yang berani menggangu kenyaman rakyat Syam. Namun, setelah peradaban Islam dimusnahkan oleh sekularisme Al Aqsa kembali kacau hingga kini.

Oleh karena itu, sebagai pemuda muslim kita memilki tugas yang besar yakni memperjuangkan Islam untuk menyingkirkan sekularisme. Kita harus produktif sebagaimana Rasulullah dan para sahabat mendakwahkan Islam. Dengan dakwah Islam yang dilakukan mereka mampu menaklukkan dunia dengan pertolongan Allah. Mus’ab bin Umair pemuda yang hebat dalam retorikanya mampu mengislamkan pemimpin-pemimpin di Yastrib dalam satu tahun. Hal itu terjadi bukan karena kehebatannya, tetapi karena kehebatannya digunakan untuk menolong agama Allah. Maksimalkan segala kekuatan dalam jiwa muda ini untuk menolong agama Allah sebagimana Mus’ab. Dengan demikian, terwujudkan peradaban gemilang seperti yang telah diukir oleh Nabi Saw dan para sahabat dahulu. Wallahu alam bii sawwab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 16

Comment here