Oleh. Ima Khusi
Jatuh cinta berjuta rasanya
Biar siang biar malam terbayang wajahnya
Jatuh cinta berjuta indahnya
Biar hitam biar putih manislah nampaknya
Dia jauh aku cemas tapi hati rindu
Dia dekat aku senang tapi salah tingkah
Dia aktif aku pura-pura jual mahal
Dia diam aku cari perhatian oh repotnya
Jatuh cinta berjuta indahnya
Dipandang dibelai amboi rasanya
Jatuh cinta berjuta nikmatnya
Menangis tertawa karena jatuh cinta
Oh asyiknya
Tahu lagu ini gak, Sob? kalau tidak tahu fix kalian adalah generazi Z. Lagu hit era 80an milik Titiek Puspa yang dibawakan kembali oleh grup Project Pop pada 2005 dalam album kompilasi From Us To You ini, pas dan cocok benget untuk menggambarkan bagaimana rasanya jika seseorang itu tengah jatuh cinta.
Jatuh cinta akan membuat perasaan campur aduk, ada senang, gundah, khawatir, hingga perasaan tidak keruan, yang bercampur menjadi satu. Selain campuran gejolak emosi tersebut, tubuh juga bisa mengeluarkan sinyal jatuh cinta yang tidak terlalu disadari orang yang terkena. Seperti, merasakan deg-degan saat melihat si pujaan hati, merasa bahagia saat dinotice, ingin selalu berinteraksi, ingin selalu berdekatan, bahkan senyum-senyum sendiri, padahal hanya terbayang-bayang si doi. Sehingga hari-hari yang dilalui atau segala sesuatu yang dikerjakan akan terasa indah dan mudah, intinya ia akan tampak selalu bersemangat.
Semua orang pasti pernah merasakan jatuh cinta. Tanpa memandang ia orang biasa, ganteng atau tidak, orang miskin atau kaya, seorang aktivis organisasi ataupun aktivis dakwah, semuanya pasti pernah terkena yang namanya virus merah jambu ini.
Darimana Munculnya Rasa Cinta?
Munculnya rasa cinta ini tentu diakibatkan adanya rangsangan dari luar. Seperti saat kita melihat cowok ganteng atau cewek cantik, maka secara naluriah kita akan merasakan suka pada orang tersebut. Begitupun saat kita tertarik atau menyukai seseorang, pastilah ada faktor pencetusnya. Baik suka karena tampilan fisik, sifat, ataupun hal lain yang dapat membangkitkan gharizah nau (naluri berkasih sayang).
Kenapa? Karena pada dasarnya, cinta merupakan naluri yang pasti ada dan merupakan suatu fitrah dalam diri setiap insan, namanya ‘Gharizatun Nau’. Tanpa cinta maka kita tidak akan pernah bisa merasakan yang namanya berkasih sayang atau bahkan merasakan indahnya sebuah hubungan, baik dengan sesama ataupun lawan jenis.
Saat jatuh cinta semua hal tampak indah, hati berbunga-bunga, jantung rasanya selalu dag dig dug serr, dan yang terbayang selalu si dia. Dan jangan lupa keinginan untuk selalu bertemu, memberikan atau menerima sesuatu yang spesial apalagi pada momen-momen tertentu adalah hal yang selalu jadi dambaan. Duh, so sweet, deh.
Meski jatuh cinta memang bagian dari fitrah manusia, dan tidak ada larangan untuk kita jatuh cinta. Jatuh Cinta akan menjadi indah jika dibingkai dalam aturan syariat bernama pernikahan. Namun, jatuh cinta akan masuk dalam kemaksiatan dan keharaman jika dibingkai dalam bentuk pacaran. Jadi, harus hati-hati jangan sampai main api.
Sayangnya, saat ini pencetus dari gharizah nau ini makin terpampang nyata, apalagi tontonan saat ini semuanya berbau cinta-cintaan. Belum lagi lingkungan dan kondisi masyarakat yang seakan-akan melanggengkan perwujudan dari naluri berkasih sayang ini dengan cara berpacaran. Duh, makin tak terkontrollah jadinya.
Belum lagi dorongan dari ortu ataupun keluarga yang setiap ada momen kumpul akan selalu bertanya atau melontarkan ucapan, “Duh, cantik-cantik kok jomblo.”, “Kok masih sendiri aja, sih? Pacarnya mana?” Dan masih banyak lagi komentar-komentar yang membuat para remaja yang masih jomblo malu dan minder, atau yang tak punya pasangan memilih untuk segera mengakhiri masa kesendiriannya dengan cara berpacaran. Miris banget, kan?
Bagaimana Caranya agar Cinta diridoi Ilahi?
Makna cinta dalam Islam sendiri sangatlah suci. Cinta haruslah didasari oleh kasih sayang dan dibuktikan dengan perbuatan. Dan apa-apa yang kita cintai di bumi ini haruslah karena Allah Ta’ala. Sangat tidak baik, bahkan berbahaya jika kita mencintai hanya karena nawa nafsu.
Sebagai seorang muslim wajib bagi kita untuk menjaga kesucian cinta dengan tetap menaati syariatnya. Karena Islam sudah memiliki cara dalam mengekspresikam rasa cinta, dan Allah telah memberikan rambu-rambu bagi mereka yang sudah mampu dan bisa bertanggung jawab dengan cara menikah.
Sedangkan bagi mereka yang belum mampu, atau belum siap nikah, Allah mensyariatkan agar menjaga pandangan (ghadul bashar) jangan malah melakukan aktivitas pacaran, stalking doi di medsos atau tempat tongkrongan.
Perbanyaklah istigfar dan alihkan semua rasa yang membuncah di dada dengan memperbanyak baca Al-Qur’an dan ikut kajian. Memperdalam ilmu tentang Islam kafah dan memahaminya, sehingga bisa mengetahui dan memiliki prinsip hidup kuat. Dan juga tidak akan mudah baper dengan omongan atau ejekan orang akan status jomblo yang disandang. Juga tidak mudah ikut-ikutan dengan tren kekinian yang jelas-jelas bukan tuntuan syariat.
So, utamakanlah cinta terhadap ilahi daripada cinta si doi. Raihlah ridonya dengan jalan ketaatan hingga tiba masanya nanti bertemu kekasih hati melalui jalan kebaikan bukan kemaksiatan. Sehingga cinta suci yang diridoi ilahi benar-benar kamu miliki.
Views: 51
Comment here