Surat Pembaca

Cintailah Idola yang Menyelamatkanmu

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Raihun Anhar, S.Pd

(Pemerhati Umat)

Indonesia akhir-akhir ini mengadakan konser musik kemarin Blackpink, kini disusul oleh Coldplay. Para pengemar tentu akan berebutan untuk mendapatkan tiketnya. Sebagaimana digambarkan pengemar band asal Inggris (Coldplay) berebutan beli tiket sehingga muncullah istilah “war”. Walau harga tiketnya tidak murah alias mahal, namun jangan salah sudah sould out semua. Harga tiketnya ditaruh dari delapan ratus ribu rupiah hingga sebelas juta. Kehebohan para penggemar ini sampai mengejutkan vokalis Coldplay, Chris Martin. CNBC.com

Harga mahal tak masalah asalkan bisa melihat idolanya. Begitulah kira-kira untuk menggambarkan antusia dari fans. Bahkan rela berdesak-desakan untuk mendapatkannya. Padahal ada hal yang lebih baik yang bisa mereka lakukan. Sungguh sangat disayangkan melihat pemuda yang rela berkorban antri untuk dapatkan tiket yang mahal itu.

Mereka bahagia, tidak sadar kalau mereka sedang dijajah. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa fun/kesenangan yang ditawarkan melalui konser-konser musik adalah bentuk penjajahan gaya baru (neoimperialis). Dimana harta mereka yang harusnya bisa dihabiskan untuk hal yang berfaedah malah dihabiskan untuk kesenangan yang sementara. Namun hal itu tidak berlaku untuk para penggemar. Bagi mereka bertemu dengan idola adalah sesuatu yang lebih berharga yang tak ternilai oleh rupiah.

Kalau sudah mengidolakan, apapun akan dilakukan untuk bisa bertemu dengan sang idola. Perjuangan dan pengorbanan akan akan dilakukan untuk bertemu orang yang kita cintai (idola).

Dari sinilah kita bisa melihat mengapa mereka rela melakukan semua itu? Karena mereka mengidolakan/mencintai Coldplay. Idola memiliki kekuatan yang dahsyat mampu membuat kita melakukan apapun karena ada cinta pada mereka. Dibalik idola ada cinta. Kalau sudah cinta, lautan akan disebrangi, gunung akan didaki. Itu lirik lagu yah. Namun yang dimaksud adalah jika sudah cinta maka akan berjuang dan berkorban. Tak perduli seberapa besar harta yang dikeluarkan dan tak perduli harus lelah antri beli tiket asalkan bisa berjumpa dengan sang idola.

 

Mengidolakan seseorang tidaklah salah. Setiap kita berhak memilih siapa yang mau dijadikan idola. Namun perlu hati-hati karena idola itu punya dua ciri yakni: menyesatkan dan menyelamatkan apabila kita ikuti. Maka dari itu perlu hati-hati dalam memilih idola. Apakah kita memilih idola ini ia akan menyelamatkan atau menyesatkan. Itu perlu dipikirkan baik-baik.

Apabila kita mencintai seseorang yang menyesatkan maka kita pun akan sesat seperti Coldplay. Mengapa? Coldplay adalah salah satu grup musik yang mengusung LGBT. LGBT merupakan penyimpangan fitrah manusia alias zina (dosa besar) yang mesti dihukum cambuk dan rajam. Jika tidak dihukum cambuk dan rajam didunia siksaan neraka menanti.

Maka kita harus mencintai idola yang menyelamatkan. Lalu siapa idola yang menyelamatkan? Tentu adalah Rasulullah Saw. yang diutus untuk manusia. Digambarkan dalam hadis sebagai manusia yang sibuk mencari umatnya untuk masuk kedalam surga karena cintanya Rasul kepada kita. Untuk apa kita mengidolakan orang yang menyesatkan jika ada yang menyelamatkan?

Nabi Muhammad Saw telah mengingatkan kita jauh hari untuk mencintai Nabi lebih dari siapapun. Rasulullah Saw bersabda:

“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidaklah beriman dengan sempurna di antara kalian, hingga aku lebih ia cintai daripada ayahnya, anaknya, dan seluruh manusia”. (HR. Imam Bukhari dan Muslim).

Mencintai adalah mengikuti. Jika kita mencintai Rasul harus mengikuti semua yang diajarkan Nabi kepada kita. Mengikuti perjuangan Rasul dalam berdakwah hingga memenangkan Islam dari kejahiliyaan. Berkorban harta dijalan Allah dengan harapan mendapatkan surga. Tak ada akhir yang paling bahagia kecuali surga. Surga hanya bisa didapatkan dengan mengikuti Rasulullah Saw. Dengan mengikuti Rasulullah Saw maka kita akan bersama Rasul di surga. Tidakkah kita mengingkan surga? Wallahu alam bii sawwab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 36

Comment here