Opini

Covid-19 Semakin Meluas, Rakyat Bertambah Was-Was

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Suryani

Dalam menyelesaikan masalah, Islam selalu menunjukkan keunggulannya sebagai agama sekaligus ideologi yang lengkap. Islam mengatur semua hal dan memberikan solusi atas segenap persoalan.

Wahana-edukasi.com Korban Covid-19 terus bertambah, kali ini satu orang ibu rumah tangga yang berada di Desa Cininuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Jenazah ibu rumah tangga warga RW 03 Desa Cinunuk ini dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikoneng Desa Cibiruwetan, Kecamatan Cileunyi dengan prokes ketat pemakaman.

Anggota tim posko PPKM Desa Cinunuk, Dadan Kardana, BhabinKamtibnas Desa Cinunuk Aipda Heri Maryadi, Babinsa Desa Cinunuk Serda Rahmat Akili dan Ketua RW Eem yang ikut mengantar jenazah ke TPU Cikoneng membenarkan jika yang meninggal warga RW 03 ini korban Covid-19. Dengan meninggalnya warga ini jumlah warga Cinunuk yang telah meninggal terpapar Covid-19 berjumlah 13 orang (PortalBandungTimur.Pikiran-Rakyat.com, 5/6/2021).

Sudah sekian lama wabah Covid-19 ini melanda di seluruh negeri, tak jua kunjung pergi. Meski berbagai upaya dilakukan untuk mengatasinya nyatanya wabah semakin meluas dan semakin ganas menjangkiti umat manusia. Tak terkecuali di negeri kita, semakin hari yang terpapar semakin banyak, tentunya membuat masyarakat resah dan khawatir. Angka kematian bertambah seiring lonjakan kasus warga terpapar.

Dalam menangani wabah yang menular tentunya diperlukan upaya agar lonjakan Covid-19 bisa diminimalisasi. Pemerintah sebagai pemangku kebijakan berperan penting dalam pelaksanaannya. Namun, dari awal pandemi sampai sekarang belum ada langkah yang kongkrit untuk menyelesaikan masalah-masalah ini. Kebijakan yang kerap berubah-ubah, serta pelaksanaan kebijakan yang terkesan tebang pilih membuat masyarakat kebingungan. Karena ketika masyarakat dilarang untuk bepergian, bahkan mudik yang merupakan tradisi tahunan pun dihalangi, sementara WNA dibiarkan bebas masuk demi alasan ekonomi. Baik rangka bekerja ataupun mengunjungi tempat-tempat wisata.

Sungguh amat disayangkan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sama sekali tidak menyelesaikan permasalahan, bahkan lebih mementingkan manfaat daripada nyawa rakyatnya. Banyaknya kebijakan-kebijakan yang diambil hanya untuk melindungi para pemilik modal di perusahaan-perusahaan raksasa. Maka wajar jika pandemi tak kunjung usai, sehingga memperpanjang kegelisahan dan kesulitan masyarakat. Inilah watak dasar kapitalisme di mana tujuan perbuatan hanya materi semata.

Dalam menyelesaikan masalah, Islam selalu menunjukkan keunggulannya sebagai agama sekaligus ideologi yang lengkap. Islam mengatur semua hal dan memberikan solusi atas segenap persoalan.

Termasuk dalam mengatasi wabah. Rasulullah saw. memberikan teladan bagaimana cara mengatasi wabah penyakit menular, sebelum diketahui obatnya. Pada waktu itu terjadi wabah kusta yang menular dan mematikan. Rasulullah mengambil langkah karantina dan isolasi terhadap penderita, dengan memerintahkan siapapun untuk tidak mendekat serta melihat penderita. Beliau saw. bersabda:

“Janganlah kalian terus-menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta”. (HR al-Bukhari).

Untuk memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Rasul saw. membangun tembok di sekitar wilayah yang terjangkiti wabah. Penderita diperiksa secara detail, lalu dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan pantauan yang ketat. Para penderita baru boleh meninggalkan ruang isolasi ketika dinyatakan telah sembuh total, semua perlakuan itu diberikan kepada warga secara gratis tanpa dipungut biaya apapun.

Ini semua dilakukan pemerintah Islam, karena memang tugas penguasa di dalam Islam adalah mengurusi rakyatnya, baik pelayanan kesehatan, pendidikan, ekonomi, ataupun kebutuhan yang lainnya. Dalam hal kesehatan misalnya, Rasulullah saw. sebagai seorang kepala negara saat itu, dihadiahi seorang dokter oleh Muqauqis Raja Mesir. Beliau saw. meminta dokter tersebut untuk memberikan pengobatan kepada seluruh warga Madinah secara cuma-cuma.

Tentu semua bisa dilakukan karena didukung oleh sistem ekonomi Islam, di mana sistem kepemilikan diatur sesuai syariah. Negara mendapatkan pemasukan dari kekayaan milik negara di antaranya fai, kharaj, ghanimah, jizyah, dharibah dan yang lain-lain. Kemudian dari harta kepemilikan umum yang dikelola negara dan hasilnya dikembalikan ke masyarakat melalui sarana-sarana umum seperti sarana kesehatan, sarana pendidikan, jalan-jalan dan pasilitas umum lainnya.

Harta kepemilikan umum didapat dari minyak dan gas, hasil pertambangan, laut, sungai, sumber mata air, hutan dan padang rumput gembalaan, dan lainnya. Ada juga pos dari shadaqah yaitu zakat mal dan perdagangan, zakat pertanian dan buah-buahan, zakat unta, sapi dan kambing. Dari sumber-sumber kepememilikan yang diatur syariah tersebut, sangat memungkinkan bagi pemerintah Islam untuk segera menuntaskan masalah pandemi ini.

Semua itu bisa terwujud kembali jika negara menerapkan Islam dalam mengatur pemerintahannya. Sedangkan fakta berlarut-larutnya pandemi saat ini menandakan gagalnya sistem kapitalisme yang mengatur urusan umat sehingga wabah Covid-19 yang melanda tak kunjung usai. Maka dari itu, sudah selayaknya umat muslim sadar akan pentingnya menerapkan Islam secara kaffah dalam institusinya al Khilafah, agar Islam rahmatan lil alamin segera terwujud ke seluruh penjuru alam.

Wallahu a’lam bi ash-swawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 1

Comment here