Opini

Covid Belum Sirna, Ancaman Learning Loss Menyapa

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: dr. Retno

wacana-edukasi.com– Beberapa minggu terakhir ini kasus Covid 19 kembali meningkat setelah beberapa lama kita sudah merasa aman. Bahkan ada pemberitaan telah ada korban yang meninggal dunia. Belum hilang trauma bagaimana beratnya para tenaga medis melewati badai Covid 19, suara kepanikan dan ribetnya dalam penanganannya. Akankah semua akan terulang kembali?

Pandemi Covid 19 tidak hanya menjadi masalah di bidang kesehatan saja, tetapi Covid 19 ini menjadi masalah besar dunia meruntuhkan semua sendi-sendi kehidupan manusia. Menunjukkan dengan jelas keroposnya sistem kehidupan yang ada di dunia sekarang ini. Bidang ekonomi paling terasa dampaknya. Ekonomi menjadi ambruk dan semua dampak yang ditimbulkannya. Ekonomi macet karena pembatasan aktivitas manusia berakibat PHK massal terjadi dimana-mana.

Demikian juga dalam bidang pendidikan. Diberlakukannya PJJ(Pembelajaran Jarak Jauh) banyak siswa yang mengalami kemunduran dalam belajar. Hal inilah yang disebut dengan Learning Loss. Mereka mengalami kemunduran kemampuan intelektual mereka, kelambatan dalam mencerna materi pembelajaran, dan bahkan hilangnya semangat belajar. Hal ini disebabkan pembelajaran di rumah tidak bisa menghasilkan output yang sama seperti di sekolah. Dan banyak problem yang dihadapi baik guru dan murid terkait sarana dan prasarana. Semua dipaksa berubah tanpa ada persiapan sebelumnya. Yang biasanya pembelajaran tatap muka menjadi daring (online).

Banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam penanganan learning loss ini misalnya perubahan kurikulum baru yaitu merdeka belajar. Murid bisa memilih apa materi pelajaran yang ingin dipelajari saja dan jumlah waktunya juga dikurangi. Ini dimaksudkan untuk menghindari kejenuhan siswa setelah sekian lama mereka jarang belajar. Mengkondisikan lagi siswa yang biasanya hidupnya hanya main kembali harus masuk sekolah. Merubah kebiasaan (habits) mereka yang sudah terbentuk selama pandemi. Upaya untuk menangani learning loss ini tidaklah mudah. Kemampuan siswa selama pandemi juga menurun karena kemampuan mereka dan menyerap pelajaran secara online lebih sulit karena minimnya kontak guru dengan siswa, apalagi jika ada kendala sinyal dan lain sebagainya.

Dengan kenaikan kasus Covid 19 ini bayang-bayang keburaman pendidikan seakan menghantui apalagi setelah dikeluarkannya SKB 4 menteri terkait proses pembelajaran disaat terjadi lonjakan kasus Covid 19.Hal itu tertuang dalam Surat Edaran Mendikbudristekdikti Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Diskresi Pelaksanaan Keputusan Bersama 4 Menteri Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.Penghentian sementara PTM akan diberlakukan selama tujuh hari atau lima hari tergantung tingkat penyebaran Covid-19 di sekolah masing-masing. Penghentian sementara pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dilakukan pada terjadi klaster penularan Covid-19 di satuan pendidikan,” demikian dikutip merdeka.com, Minggu (31/7). Selanjutnya, sekolah akan ditutup sementara jika penularan Covid-19 terjadi 5 persen.

Butuh Solusi Holistik

Bila kita menganalisa permasalahan Covid 19 maka yang harus ditangani dan di selesaikan dulu adalah bidang kesehatannya. Apakah penanganan kita sudah maksimal? Bagaimana cara agar meminimalkan penyebaran virus ini. Penanganan di bidang kesehatan sudah maksimalkan? Bila sudah baru dievaluasi bidang yang lainnya. Apakah semua sudah melakukan upaya meminimalkan penyebaran covid 19. Percuma dilakukan diskresi pembelajaran tatap muka bila penyebaran virus di tempat lain tidak dikendalikan. Sekolah di tutup tapi tempat keramaian lain dibuka, tempat wisata penuh dikunjungi. Siswa yang tidak masuk sekolah nongkrong dan bermain bebas di luar karena memang tidak ada pembatasan di luar sekolah. Perekonomian terus berjalan tanpa pembatasan dengan alasan mulai menggerakkan ekonomi rakyat, lalu mengapa sekolah harus dibatasi?

Memang solusi yang dirancang di bidang pendidikan dalam penanganan Covid 19 ini tidak salah tetapi semua harus bersinergi dalam penanganan ini, bukan memberi ruang bidang ekonomi dan mengorbankan bidang pendidikan. Belum tuntas penanganan learning loss ini, apakah dunia pendidikan akan dikorbankan lagi?Memang ditutup 5 sampai 7 hari tetapi bila penyebaran virus covid 19 diluar sekolah tidak dikendalikan maka penutupan PTM akan terus berlangsung karena semakin banyak penderitanya.

Pemuda Aset Umat

Kerugian yang disebabkan oleh learning loss ini sangatlah besar. Bahkan dikatakan bila anak tidak mendapatkan pendidikan selama 6 bulan kemampuannya akan turun 2 tahun. Harusnya ada solusi yang tepat agar proses pendidikan tetap berjalan lancar dengan tetap menjaga protokol kesehatan, sarana dan prasarana yang lebih maju untuk mengejar ketertinggalan akibat learning loss ini. Pekerjaan ini tidak mudah karena hampir 2 tahun siswa belajar secara jarak jauh. Ini yang harus diprioritaskan oleh negara. Para siswa harus mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan tidak dibingungkan dengan pergantian kurikulum. Upaya-upaya serius untuk menumbuhkan semangat belajar peserta didik.

Solusi Learning Loss

Diperlukan sistem kesehatan yang tangguh dalam penanganan Covid 19 ini karena permasalahan dasarnya adalah bidang kesehatan. Dan bila dibidang kesehatan mengharuskan adanya pembatasan mobilisasi dan aktivitas manusia maka semua harus seiring baik kebijakan ekonomi maupun kebijakan di bidang pendidikan. Jangan karena pertimbangan ekonomi saja penyebaran virus covid 19 semakin sulit dikendalikan dan akibatnya siswa harus berhadapan lagi dengan pembelajaran jarak jauh karena dampak kerugian akibat learning loss ini jauh lebih besar daripada kerugian ekonomi.

Menumbuhkan kembali semangat belajar siswa dengan memfokuskan mereka pada pelajaran dan membatasi kesenangan-kesenangan yang melalaikan. Sistem pendidikan yang mampu mencetak generasi yang beriman dan bertakwa, menjadi generasi yang produktif bukan generasi intan yang hanya mengejar kesenangan dunia. Dengan mendekatkan mereka dengan agama Islam sehingga dorongan ruhaniyahlah yang bisa membuat mereka semangat belajar. Bukan malah menjauhkan peran agama dalam kehidupan.

Wallahu’alam bishshawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 8

Comment here