Opini

Dampak Sekularisme pada Generasi, Bunuh Diri Jadi Solusi

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Azmi (Aktivis Muslimah)

Wacana-edukasi.com, OPINI-– Allah Swt. telah memberikan manusia berupa kehidupan yang indah. Dengan tubuh dan fisik yang lengkap dan sehat, banyak sekali hal yang bisa dilakukan oleh manusia itu sendiri. Namun faktanya, ada saja halangan maupun rintangan selama menjalani kehidupan, sehingga mungkin masalahnya terasa begitu pelik. Sampai pada akhirnya, manusia yang merasa buntu dan sendirian, entah harus melakukan apa, melakukan bunuh diri.

Mengutip dari kumparan.com, (13/8/2024), tindakan bunuh diri dilakukan oleh seorang mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) di kamar indekosnya yang berlokasi di Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman.

Sudah ada beberapa kasus bunuh diri yang terjadi dan dilakukan oleh mahasiswa baik dari perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta, diantaranya adalah mahasiswi PPDS Anestesi Undip, mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), mahasiswi Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang (UNNES), mahasiswa Fakultas Hukum Undip Semarang, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM), mahasiswi Universitas Katolik Soegijapranata (Unika), dan mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Hal ini tentu saja menjadi catatan yang kurang baik bagi dunia pendidikan, khususnya di kampus-kampus yang berada di Kota Semarang. (radarsemarang.jawapos.com, 15/8/2024)

Sejak tahun 2015, mahasiswa IPB University yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri, setidaknya ada lima kasus. (rejabar.republika.co.id, 9/8/2024)

Sungguh miris sekali, mahasiswa dan mahasiswi merupakan generasi muda yang terdidik. Generasi yang diberi ilmu pengetahuan lebih, yang diharapkan dapat membangun masa depan agar menjadi lebih baik. Mereka juga merupakan calon penerus masa depan yang sangat disayangkan sekali jika harus mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Lalu, mengapa hal tersebut bisa terjadi?

*Penyebabnya*

Banyak terjadi kerusakan, kejahatan, serta hal-hal yang diluar nalar manusia saat ini karena jauhnya agama dari kehidupan manusia. Peran agama yang terpisah dari kehidupan dinamakan sekularisme. Sekularisme ini membuat banyak individu mengesampingkan tuntunan agama dalam bertingkah laku. Manusia seolah menjadi bebas membuat keputusan atas kehidupan dirinya tanpa mempertimbangkan ajaran agama. Termasuk dalam banyaknya kasus bunuh diri yang terjadi kini. Lalu, bagaimana sekularisme membuat hidup manusia tak berarah?

Kehidupan dalam keluarga yang tidak menjadikan agama sebagai landasan dalam segala sesuatu, menghasilkan keluarga yang tak paham agama. Agama mungkin hanya sebagai ibadah ritual saja, seperti salat dan puasa. Untuk aspek kehidupan lainnya, seakan diberi kebebasan asalkan baik menurut dirinya (bukan berdasarkan tuntunan Allah dan Rasulullah). Alhasil, anak-anak yang tidak diberi pemahaman mengenai pentingnya penerapan agama dalam menjalani kehidupan, akan mungkin berbuat semaunya karena tidak memiliki pondasi agama yang kukuh. Sehingga, permasalahan hidup yang dihadapi kedepannya, akan mungkin membuat anak kebingungan mencari jalan keluarnya, dan bunuh diri bisa saja menjadi jalan pintas agar terlepas dari permasalahan hidupnya.

Tidak hanya itu, keluarga atau orang tua saat ini masih banyak yang menuntut anaknya mahir di bidang akademis. Orang tua seolah tidak peduli apakah anaknya sanggup atau tidak. Orang tua hanya menuntut nilai yang bagus. Anak pun akhirnya menjadi tertekan dan merasa tidak berguna ketika nilai yang di dapat ternyata tidak sesuai dengan kehendak orang tua. Padahal, ada hal lain yang juga penting.

Kehidupan sekuler juga membuat banyak individu memiliki gangguan kesehatan mental. Karena dalam kehidupan kapitalis sekuler, tujuan hidup individu berfokus pada kesenangan yang hanya bersifat duniawi dan pencapaian materi sebanyak-banyaknya. Ketika hal tersebut tidak tercapai, maka individu akan merasa depresi, putus asa, dan merasa gagal. Hal tersebut dapat menjadi pemicu seseorang untuk melakukan bunuh diri. Individu dalam kehidupan sekuler banyak yang tidak paham mengenai dari mana ia berasal, untuk apa ia diciptakan, dan akan ke mana setelah kematian.

Ditambah dengan lingkungan dalam kehidupan sekuler bersifat individualis. Lingkungan seakan tidak peduli pada kondisi sekitarnya. Di dukung dengan generasi saat ini yang lebih gemar bermain gadget dibanding berinteraksi dengan individu lainnya. Serta, pergaulan yang bebas membuat generasi terjerumus dalam masalah besar, seperti bunuh diri dikarenakan disuruh pacar untuk aborsi.

Selain itu, masalah ekonomi pun menjadi salah satu faktor pemicu seseorang melakukan bunuh diri. Biaya sekolah yang mahal membuat mahasiswa terdorong untuk melakukan judol, pinjol, maupun tindak kriminal.

Juga, pendidikan yang sekuler ternyata tidak mampu menghasilkan generasi yang beriman dan bertakwa, bermental sehat, serta memiliki tujuan hidup yang jelas. Bahkan, dalam pendidikan yang sekuler, banyak terjadi kasus bullying. Pendidikan yang seperti ini akan sulit menghasilkan generasi cerdas yang berkepribadian Islam, beradab dan berakhlak mulia.

Lalu, bagaimana solusinya?

*Pendidikan dalam Islam*

Pendidikan dalam Islam adalah sangat penting. Pendidikan ini menyadarkan manusia bahwa manusia diciptakan sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Pendidikan dalam Islam berasaskan akidah Islam. Dan, hal ini tidak lepas dari peran penting negara.

Negara akan membangun sarana dan fasilitas pendidikan yang merata di semua wilayah. Negara juga akan menggaji dengan layak kepada para guru dan tenaga pendidik. Pembiayaan pendidikan berasal dari jizyah, ghanimah, pajak, dan dari pengelolaan sumber daya alam.

Lalu, kebijakan pendidikan gratis untuk setiap siswa pun ditetapkan oleh negara. Dengan begitu, tidak ada pelajar atau mahasiswa yang depresi atau bunuh diri karena masalah ekonomi. Peserta didik dapat menjadi ilmuwan yang juga pandai dalam agama.

Kemudian, negara juga akan membina individu dengan memberikan pembinaan Islam. Sehingga, kehidupan masyarakat akan terasa keimanan dan ketakwaannya. Karena, sistem pergaulan yang dibangun negara pun berdasarkan pada Islam. Negara akan menutup rapat pintu-pintu maksiat. Dan, negara juga akan memberikan sanksi yang membuat jera pelaku maksiat atau kejahatan.

Begitulah jika Islam diterapkan secara menyeluruh, generasi muda akan terlindungi dari rusaknya sekularisme yang mampu merusak kehidupan generasi. Hasilnya, generasi akan menjadi generasi yang berkualitas, berkepribadian Islam, cerdas dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat. Wallahualam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 3

Comment here