Surat Pembaca

Demi Konten : Rela Menantang Bahaya

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com– Baru-baru ini beredar video sekumpulan anak remaja yang sedang membuat konten untuk media sosialnya, dengan melakukan sesuatu yang membahayakan.

Yaitu dengan cara menghadang truk yang sedang melaju, secara mendadak. Kejadian ini sudah sering terjadi dan merambah ke beberapa daerah. Aktivitas ini tentu sangat mengganggu dan meresahkan para pengguna jalan, dikarenakan sangat rentan terjadinya kecelakaan.

Kecelakaan pun terjadi di beberapa daerah, salah satunya menimpa seorang remaja di Kabupaten Bandung. Aksinya dengan mencoba memberhentikan truk. Tidak disangka truk di depannya tetap melaju, korban tidak sempat menghindar dan akhirnya tertabrak.

Dilansir dari JabarEkspres.com, Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bandung, AKP Zazid Abdullah membenarkan bahwa video itu direkam di terusan Exit Tol Soreang-Pasir Koja (Soroja). Kecelakaan itu terjadi hari Kamis ( 02/06/2022).

Sangat disayangkan hanya karena ingin menjadi viral, banyak subscribe, follower rela melakukan hal yang sangat berbahaya. Menjadi viral di media sosial tentu menjadi kepuasan bagi seorang pembuat konten, apalagi sampai akun media sosialnya banyak like, komentar dan share tentu menjadi kepuasan dan kebahagiaan bagi pembuat konten.

Semakin viral akun media sosialnya maka semakin banyak rupiah yang didapat. Pada akhirnya memandang kepuasan dan kebahagiaan dengan standar materi. Materilah yang mendorongnya untuk membuat konten tanpa peduli keselamatan dirinya, orang lain dan lingkungan di sekitarnya.

Generasi seperti ini, generasi yang belum tercerahkan dengan Islam. Apalagi arus kapitalisme sekuler yang menjadikan generasi muslim berpola pikir kapitalis, yaitu memandang dunia sebagai tempat untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya. Termasuk kepuasan untuk memamerkan karyanya.

Disamping itu, sistem pendidikan sekarang pun belum mampu membuat generasi menjadi seseorang yang berpola pikir dan berprilaku Islami. Masalahnya sistem pendidikan yang diterapkan adalah sistem pendidikan sekuler. Kurikulumnya memisahkan agama dari kehidupan.

Dengan demikian, untuk mencegah terbawa arus sekuler kapitalis haruslah mengkaji Islam secara kaffah. Sehingga, generasi muslim saat ini dapat memahami pemikiran yang benar. Maka, harus ada peran negara yang mempunyai visi untuk menghamba kepada Allah Swt yaitu sistem Islam.

Dalam Islam, sistem pendidikannya akan mengedukasi masyarakat berdasarkan aqidah Islam dan mencetak generasi yang berkepribadian Islam. Setiap generasi akan memahami jati dirinya dan paham apa yang harus dikejar selama di dunia ini.

Tidak akan ada orang-orang yang menzalimi dirinya hanya demi mengejar duniawi. Generasinya akan mengejar hal yang lebih mulia yaitu keberadaannya di hadapan Allah Swt. Jika berkarya pasti akan selektif, karyanya tentu dalam bingkai syariat islam.

Dalam sistem Islam, media akan dikontrol, konten-konten unfaedah yang menyebarkan pemikiran sekuler kapitalis akan dilarang. Media akan dimanfaatkan untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan. Sehingga, kebahagian di dunia akan dirasakan begitu juga diakhirat.

Ajeng Erni S

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 33

Comment here