Oleh: Watini Aatifah
wacana-edukasi.com– Meskipun pemilu masih dua tahun lagi tapi suhu politik ditanah air sudah mulai menghangat beberapa partai mulai mencari kader yang akan dijadikan calon pemimpin untuk pemilu yang akan datang, beberapa dari mereka melihat kinerja dimasa jabatan sebelumnya beberapa partai membuka lebar pada siapa saja yang akan di calonkan untuk didukung di pilpres 2024 salah satunya adalah Partai keadilan Sejahtera.
Menurut Aboe Bakar Al- habsyi, sekretaris Jendral Partai Keadilan Sejahtera, PKS membantah jika dinilai orang cenderung mendukung Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan sebagai capres.
‘’PKS wait and see sampai sekarang. Kita tunggu ada perkembangan yang menarik. Enggak (cenderung mendukung Anies) enggak ada, enggak,’’ kata Aboe dalam wawancara yang dikutip dari You TubeTribun network, senin (13/6/2022)
Kendati begitu, Aboe tak menampik bahwa PKS memang dekat dengan Anies Baswedan tak hanya dengan Anies, PKS juga berkomunikasi dengan tokoh lain.
Disisi lain Ganjar Pranowo justru menjadi perbincangan hangat ditengah partainya sendiri, menyoal prestasinya selama masa jabatannya. Beberapa kali ia dikritik rekan separtainya
‘’ganjar apa kinerjanya delapan tahun jadi gubernur selain main medsos, apa kinerjanya?” kata Trimedya anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari fraksi partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP-P) (Kompas.Com)
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta, baik secara langsung atau melalui perwakilan, dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Dimana slogan dari rakyat untuk rakyat nyatanya hanya sekedar wacana, hukum yang dibuat oleh sekelompok manusia sudah pasti rusak, hanya untuk kepentingan sekelompok saja tanpa mengedepankan urusan umat dengan begitu keadilan mustahil bisa tegak. Dengan sistem demokrasi mustahil melahirkan yang berkualitas dan adil.
Tak lama lagi janji manis kampaye akan tersebar dimana-mana, para calon pemimpin mendulang rakyat dengan janji yang tak akan mereka tunaikan, hanya manis didepan setelah berkuasa merekapun lupa dengan janji-janji kampanye mereka. Hal seperti ini terulang sepanjang sistem demokrasi ini diterapkan. Namun hanya sedikit yang sadarkan diri.
Hanya dengan bantuan yang sedikit dari penguasa rakyat menganggap bahwa itu adalah kebijakan yang baik, padahal itu salah satu kewajiban yang harus ditunaikan oleh seorang pemimpin terhadap rakyatnya, padahal masih banyak kewajiban penguasa yang mereka abaikan.
Miris sekali negeri ini belum juga sadar selama ini kita hanya berputar pada sistem yang tak mungkin membawa pada keadilan dan jauh dari kata sejahtera, padahal negeri ini sangatlah kaya sumber daya alamnya namun mengapa, Masih banyak rakyat yang kelaparan, pengangguran dimana-mana, anak-anak putus sekolah dan masih banyak orang yang tidak mendapat layanan kesehatan dengan baik. Semua problematika umat ini hanya satu penyebabnya yaitu sistem yang tak lagi mampu memberikan solusi, sistem yang rusak ini melahirkan pemimpin yg tak becus dalam mengelola sumber daya alam yang ada sehingga rakyatpun sengsara.
Para pemimpin hanya memikirkan diri sendiri dan kelompoknya saja, sistem yang rusak ini membuat mereka berani korupsi mengambil sesuatu yang bukan haknya, untuk mengembalikan modal yang mereka keluarkan disaat pemilu, mereka rela merogoh kantong untuk menyuap rakyat agar memilihnya, bahkan sebagian dari mereka mencari investor untuk mendukung mereka hingga terjalin sebuah kerja sama, setelah mereka terpilih dan berkuasa kebijan-kebijakan yang mereka buat bukan lagi untuk kepentingan umat melainkan untuk tuan-tuan mereka.
Nampak jelas sudah bahwa dalam demokrasi semua partai atau pihak memilih calon yang bisa menang tanpa peduli apakah calon yang benar karena kapabilitas dan komitmentnya terhadap rakyat apalagi umat Islam. Ini adalah sistem yang terbukti rusak karena menghasilkan kepemimpinan pro kapitalis tanpa peduli kebenaran dan kemampuan.
Berbeda dengan sitem kepemimpinan dalam islam, perkara kepemimpinan menjadi urusan yang penting, karakter yang pemimpimpin ideal tentu sangat didambakan umat sebab pemimpin seperti ini akan menjadi tempat untuk berlindung dan kehadirannya benar-benar untuk menjadi penjaga bagi kaum muslimin.
Seperti sabda Nabi SAW, ‘’ sesungguhnya al -imam (khalifah ) itu perisai, dimana orang-orang akan berperang dibelakangnya ( mendukung ) dan belindung dari musuh dengan (kekuasaanya)-nya.’’ (HR. Al Bukhari, Ahmad, Abu Dawud,dll)
Syaikhul islam dalam karyanya As- iyasah asy- yariyah tentang kriteria pemimpin yang baik beliau menjelaskan selayaknya untuk diketahui siapa orang yang paling layak untuk posisi setiap jabatan. Karena pemimpin yang ideal itu memiliki dua sifat dasar yaitu kuat atau mampu dan amanah.
Pemimpimpin kuat tentu bukan berasal dari mereka yang tersandra dari kepentingan partai atau golongan apalagi menghamba kepada penjajah kapitalis dan kaum kafir. Kepemimpinan kuat adalah sikap berani melawan kezaliman dan menerapkan syariat islam yang datang dari Allah SWT
Beberapa karakter ideal yang mampu membangun negara besar yang berdaulat dan mandiri Yang pertama orang yang paling takut kepada Allah, pemimpin haruslah mereka yang paling merasa takut dosa dan paling merasa diawasi Allah dengan begitu ia memimpin berdasarkan ketetapan Allah SWT dan kepemimpinannya tidak akan keluar dari batas syariat Islam.
Kemudian shiddiq yang berarti jujur sifat teladan ini telah dicontohkan Rasulullah SAW dan khulafahur rasyidin sebagai sifat dasar beliau, baik sebagai individu ataupun kepala negara, bila pemimpin jujur ia akan dipercaya rakyatnya.
Selain itu pemimpin juga harus amanah, ini adalah sifat wajib yang harus dimiliki seorang pemimpin dengan begitu pemimpin akan menjaga kepercayaan rakyatnya atas tanggung jawab kepemimpinannannya.
Tabligh atau kemunikatif merupakan salah satu karakter pemimpin ideal dambaan umat sebab pemimpin akan selalu berkomunikasi dengan rakyatnya, komunikasi yang baik antara pemimpin dan rakyatnya akan menciptakan hubungan yang baik pula, pemimpin harus terbuka dengan rakyatnya mendengar keluhan dan menerima masukan nasihat mereka.
Kecerdasan seorang pemimpin akan memudahkannya memecahkan persoalan yang terjadi di masyarakat pemimpin cerdas ditopas keilmuan yang mumpuni makin berilmu makin memahami dalam menyelesaikan persoalan dan memberikan solusi tepat bagi rakyatnya.
Pemimpin haruslah adil karena ditangannya hukum ditegakan, itulah beberapa karakter yang wajib dimiliki seorang pemimpin karakter ini nyaris tidak ada di sistem kapitalisme dan politinya oleh sebab itu dibutuhkan sistem baik yang mampu melahirkan sosok tersebut, sistem kepemimpinan islamlah yang mampu mewujudkannya dengan sistem islam manusia-manusia beriman bertakwa, adil dan amanah akan tercipta.
Wallahu alam bisowab
Views: 20
Comment here