Surat Pembaca

Di Balik Konvoi Khilafatul Muslimin

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com– Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat merespon ajakan konvoi rombongan motor ‘Kebangkitan Khilafah’. Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar mengungkapkan ada sejumlah selebaran yang disebar kelompok yang menamakan diri Khilafatul Muslimin itu di Jabar, seperti yang di wilayah Cimahi, Sukabumi, dan Cianjur.

Dari selebaran yang dibagikan, pihaknya mendapatkan informasi terkait kegiatan konvoi dilakukan sejak 2016 silam dan kelompok tersebut berpusat di Bandar Lampung. “Jadi, kalau dari isi selebaran menurut saya tidak terlalu mengkhawatirkan, cuma yang harus digali itu kenapa ini kok disebarkan secara serentak di wilayah Jawa Barat. Itu yang sedang diteliti oleh kami dan pihak kepolisian,” katanya, Rabu (1/6).

Penanggulangan penyebaran paham radikal atau radikalisme dan terorisme di kampus dinilai memerlukan regulasi yang mampu menindak tegas. Hal tersebut diungkapkan oleh akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Weda Kupita.

Menurut Weda, regulasi yang ada saat ini belum bisa memenuhi standar untuk penanggulangan paham-paham radikal di kampus. Hal ini terkait dengan terbatasnya ruang gerak aparat penegak hukum menertibkan penyebar narasi radikalisme terutama di lingkungan kampus.

“Hal itu membuat aparat seperti gamang atau ragu-ragu karena tidak ada payung hukum dalam hal paham radikalisme (di kampus) yang bertentangan dengan Pancasila. Itu yang pertama,” kata dosen Fakultas Hukum Unsoed itu dalam siaran pers Pusat Media Damai Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (PMD BNPT), Minggu (5/6).

Konvoi khilafatul muslimin menjadi alasan pemerintah membuat aturan lebih keras terhadap ajaran Islam dalam hal ini khilafah. Mereka mengatasnamakan perang melawan radikalisme. Saat yang sama mereka membiarkan promosi massif terhadap ajaran sekuler yang merusak sepert LGBT, liberalisme maupun praktik korup rezim. Hal itu, diberikan panggung dengan bebasnya.

Selain itu, konvoi ini juga menjadi momentum mereka untuk menghalangi pemuda muslim mengenal utuh ajaran agamanya sendiri. Sebab, monsterisasi terhadap khilafah dilakukan seiring penderasan arus kapitalisasi potensi pemuda. Kaum kapitalis memahami betul potensi besar yang dimiliki oleh kaum muda dengan jiwa yang penuh semangat, optimisme, percaya diri, penuh energi, penuh impian dan cita-cita. Para pemuda di setiap zaman dan ruang merupakan ujung tombak yang memiliki peran dan andil besar dalam peradaban umat manusia.

Oleh karena itu, potensi pemuda yang luar biasa ini dibajak untuk memuluskan agenda kapitalis dengan berbagai programnya. Sosok-sosok pemuda “sukses” ditampilkan untuk menarik pemuda berbondong-bondong mengikuti. Prestasi akademik, prestasi jabatan dan jenjang karir, prestasi finansial dan prestasi-prestasi keduniaan lainnya. Mereka dibuat agar tidak mengetahui jati dirinya. Mereka sangat dijauhkan dari ajaran Islam yang utuh.

Akhirnya, di tengah besarnya potensi generasi muda kita, ada sebuah keprihatinan mendalam menyelimuti masyarakat. Kekerasan dan pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, seks bebas, hamil diluar nikah, aborsi, perkosaan, pelecehan seksual, peredaran VCD porno, LGBT di kalangan remaja, narkoba dan HIV/AIDS seakan menjadi perkara lumrah yang mewarnai sebagian besar generasi ini. Inilah potret buram dalam sistem kapitalis.

Berbeda halnya dalam Islam, pemuda merupakan salah satu aset penting yang dimuliakan, dijaga bahkan diberdayakan demi kepentingan dan keselamatan peradaban dunia akhirat. Islam memahami betul potensi besar yang dimiliki oleh kaum muda dengan jiwa yang penuh semangat, optimisme, percaya diri, penuh energi, penuh impian dan cita-cita. Para pemuda di setiap zaman dan ruang merupakan ujung tombak yang memiliki peran dan andil besar dalam Islam.

Islam begitu memperhatikan kehidupan para pemuda yang dimilikinya, bahkan sejak mereka dalam kandungan ibunya. Islam dengan seperangkat aturannya berupaya menjaga kehidupan para pemuda dan masyarakatnya agar bersih dari segala perilaku menyimpang, menutup pintu-pintu kemaksiatan, menjamin pendidikan dan kesehatannya, serta mendorong mereka guna menyibukkan dirinya dalam ketaatan dan penuh dedikasi untuk agama, masyarakat dan negaranya.

Dewi Tisnawati

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 7

Comment here