Di Balik Luka Covid-19
Sudah lebih dari setahun pandemi Covid-19 membayangi dunia, tak terkecuali negeri ini. Virus ini telah menginfeksi jutaan orang, para ilmuwan menilai banyak hal yang harus dibenahi dalam menyikapi pandemi ini, ditambah lagi dengan adanya berbagai varian baru yang terus bermunculan. Hal yang ditakuti oleh para Ilmuwan adalah virus terus bermutasi hingga menyebabkan penyakit yang lebih parah, melewati kemampuan untuk mendeteksi atau vaksinasi tidak mampu memberi perlindungan.
Salah satunya virus penyebab Covid-19 mutasi baru B.1.1.7, UK (United Kingdom) yang dilaporkan sudah masuk di Negeri ini. Terlebih ancaman strain baru (B117) ini cukup serius, dengan penularan yang lebih cepat dan tingkat kematiannya cukup tinggi dari sebelumnya. Informasi ini menyebabkan kekhawatiran di masyarakat mengenai efek yang dapat muncul dari virus penyebab Covid-19 mutasi baru tersebut (detikNews.com.4/3/2021)
Menurut penelitian Virus mutasi baru B117 bisa menyebar di Negeri ini tersebab kemampuan testing dan tracing yang tidak memadai dan isolasi karantina yang di nilai tidak ketat. Walaupun telah dihimbau untuk tidak khawatir dalam menghadapi virus mutasi baru ini, seolah hanya menjadi kalimat penenang tanpa merujuk apa yang disampaikan saat awal pandemi dengan klaim bahwa virus covid-19 tidak akan masuk ke negeri ini, namun faktanya seperti apa yang kita lihat bahkan sempat membengkak. Meskipun terdengar kabar bahwa positivity rate telah menurun, terlepas data tersebut benar atau salah.
Sudah sangat jelas jika problematika ini belum tuntas sampai akarnya. Jadi semakin membuat trauma massal bahkan hampir seluruh warga dunia juga terpengaruh.
Allah menegur kita lewat berbagai problematika. Salah satunya dengan munculnya pandemi covid-19 yang memiliki skala besar sehingga banyak berpengaruh dan dampak yang dirasakan lebih besar daripada perang Dunia ke II. Kondisi ini akan mengancam kita semua, namun sayangnya masih belum ada penanganan yang cukup serius. Hingga wabah seolah tak lagi jadi bahaya. Virus yang mewabah hanyalah mengikuti perintah Sang Pencipta manusialah yang harusnya bermuhasabah. Sudahkah kita intropeksi diri apa yang sudah kita lakukan? Bisakah kita jadi bagian dari solusi?
Pandemi adalah ujian dari Sang Pencipta, sudah semestinya solusinya harus berpedoman pada apa yang Sang Pencipta turunkan ( Al-Qur’an dan As-Sunnah ). “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR Bukhari).
Islam adalah agama penyelamat yang kehadirannya akan membawa manusia kepada kemenangan yang hakiki dan tidak mungkin akan merugi. Problematika tentu akan terus bermunculan ketika solusi masih bersumber dari akal manusia yang terbatas. Semua itu terjadi sebagai pengingatan kita untuk kembali pada aturan-Nya, yaitu dengan diterapkannya Sistem Islam secara Kaffah.
“Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” TQS. Al-Ma’idah Ayat 50.
Ateh Fitriani
Kulonprogo
Views: 4
Comment here