Oleh. Astuti, S.Pi. (Penggiat Literasi)
Tak ada satu pun dari kita yang dapat memastikan kapan berakhir pandemi. Hingga sampai saat ini jumlah warga terpapar terus meningkat. Namun, pemerintah lewat menterinya, DPR, dan penyelenggara pemilu tetap akan menyelenggarakan pilkada meski dalam kondisi pandemi. Bahkan kerumunan yang dilakukan saat pemilu dilindungi undang-undang.
Jika pilkada tetap diselenggarakan, sejumlah persoalan siap di hadapan mata. Kesadaran mematuhi protokol kesehatan yang rendah dari masyarakat, akan menimbulkan klaster baru pada saat kampanye.
Potensi tren golput akan meningkat, mengingat dalam kondisi normal saja angka golput tidak bisa dihindari. Masyarakat lebih memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan sehari-hari yang semakin sulit ketimbang memikirkan pilkada. Kurva jumlah kasus covid-19 pun tidak kunjung melandai hingga saat ini.
Belum lagi wacana sekolah tatap muka di awal tahun depan. Kebijakan pemerintah membuka sekolah dan melakukan proses pembelajaran tatap muka mulai Januari tahun depan dianggap “Tidak realistis” lantaran positivity rate atau tingkat penularan virus corona di Indonesia masih di atas 10%. Federasi Guru Seluruh Indonesia (FSGI) menyebut mayoritas sekolah tidak memiliki pedoman berperilaku bagi seluruh warga sekolah ketika akan memulai pembelajaran tatap muka. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyatakan pembelajaran tatap muka harus dimulai karena sistem jarak jauh dengan daring dan luring disebut tidak ideal dan memiliki banyak kelemahan (bbc.com).
Seyogianya pemerintah lebih fokus mengatasi virus corona. Peran pemerintah sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat agar tidak menjadi klaster baru dan menjaga nyawa manusia. Karena dalam Islam nyawa manusia sangat dihargai. Allah SWT berfirman, “Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya” (QS al-Maidah [5]: 32).
Fungsi pemimpin dalam Islam (Kholifah) adalah mengurusi rakyatnya secara sungguh-sungguh dan melindungi rakyat, baik dari ancaman kelaparan, kemiskinan, termasuk penyakit (dalam hal ini kerawanan tertular virus berbahaya seperti covid-19 ini). Nabi Muhammad saw. bersabda, “Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya ” (HR al-Bukhari).
Dalam Hadis lain, “Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)
Begitu pula pendidikan dalam sistem Islam merupakan tanggung jawab negara. Dimana negara wajib menyediakan fasilitas sarana dan prasarana gratis, sehingga menjamin meratanya pendidikan atas setiap individu. Selain itu, sangat memperhatikan unsur penunjang proses pendidikan yakni keluarga, masyarakat dan institusi sekolah. Peran orang tua pun menjadi maksimal dalam melakukan pendampingan anak selama daring, sehingga menciptakan suasana belajar yang nyaman. Orang tua juga menjadi aktif berkomunikasi dengan pihak guru agar target pembelajaran dapat tercapai.
Peran masyarakat pun tidak luput dari perhatian. Masyarakat dipersiapkan berperan dalam mewujudkan iklim yang positif untuk pendidikan. Kedisiplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan akan berpengaruh untuk menyegerakan berakhirnya masa pandemi, sehingga dapat memulihkan kelumpuhan berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek pendidikan.
Institusi sekolah didukung penuh oleh kebijakan negara sebagai pihak yang berkewajiban memenuhi hak asasi warganya dalam hal pendidikan. Selain sigap memfasilitasi sarana dan prasarana pembelajaran daring selama masa pandemi, negara juga menyiapkan kurikulum, pelatihan bagi para guru, dan model evaluasi belajar yang efektif selama masa pandemi ini menjadikan generasi tetap terjaga kualitas aqliyah (pola pikir) dan nafsiah (pola sikap). Sehingga pedoman berperilaku di masa pandemi terbentuk dengan kesadaran yang kuat.
Demikian sempurnanya Islam mengatur kehidupan. Pastinya akan mendatangkan kebaikan semua dan pandemi segera berakhir.
Wallahua’lam bishshawwab
Views: 2
Comment here