Motivasi

Dobrak Mental Block Penghambat Dakwah

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Novianti

wacana-edukasi.com, MOTIVASI-– Ingin menjadi pengemban dakwah yang istikamah, tetapi ternyata tidak mudah. Ada yang gampang letoi ketika berbenturan dengan tantangan dan kesulitan. Beberapa memilih mundur dan terpental. Mengapa? Salah satunya karena tidak mampu meruntuhkan mental block dalam dirinya.

Mental Block
Apa yang dimaksud mental block? Menurut KBBI, mental memiliki makna berkaitan dengan batin dan watak, bukan bersifat batin atau tenaga. Sedang mentalitas adalah aktivitas jiwa, cara berpikir dan berperasaan. Mentalitas sangat mempengaruhi keadaan mental. Memiliki mental block artinya bermentalitas lemah sehingga mentalnya rapuh.

Mentalitas lebih berpengaruh daripada modal fisik. Sebanyak apapun kekuatan fisik menjadi tidak berguna jika mental down. Pasukan Rasulullah berhasil memenangkan perang atas pasukan Quraisy padahal kalah dari sisi jumlah dan alat perang. Kekuatan mentalitas yang berbasis pada keimanan memunculkan semangat juang demi Islam. Siapa yang bisa mengalahkan pasukan yang justru berharap menjemput kematian di arena pertempuran?

Lembeknya mentalnya dipengaruhi pemikiran. Mental Block membangun dinding tebal yang memenjarakan seseorang, hidup dalam ilusi atau imajiner akibat pikiran dipenuhi respon terhadap fakta yang bersifat asumsi. Akhirnya tidak berani melangkah.

Ciri-ciri
Waspadalah ketika mental block sudah meracuni pengemban dakwah.Terdapat beberapa ciri untuk mengidentifikasi apakah terkontaminasi mental block.

Pertama, merasa minder dan tidak memiliki apa-apa sehingga sering menolak amanah. Padahal, dakwah membutuhkan kontribusi berbagai peran.Yang memiliki kecerdasan bahasa, bisa berdiri di atas panggung. Yang memiliki tenaga membantu menyiapkan ruangan. Yang menguasai power point bisa membuat slide presentasi yang menarik.

Kedua, sering gelisah akibat konflik batin dalam dirinya. Di satu sisi ada dorongan untuk bergerak ke arah tertentu, tetapi ada sisi lain yang mendorong ke arah berlawanan. Asumsi pikiran negatif terus menghalangi untuk berpikir jernih. Segala sesuatu terlihat rumit dan buntu. Ia biarkan dirinya terjebak sampai tahap stadium lanjut, menyerah karena berpendapat mustahil bisa meraih apa yang dicita-citakan. Ingin hidup dalam sistem Islam tetapi tidak sanggup menghadapi fakta kekuatan sistem kapitalis. Memilih bersikap pragmatis lalu menanggalkan idealisme.

Ketiga, lebih senang berada di zona nyaman karena tidak berani mengambil risiko. Padahal, dakwah pasti akan menghadapi konflik menempatkan pengembannya dalam situasi jauh dari kata nyaman. Dicela, dihina, difitnah. Tetapi, bertahan di zona nyaman justru membuang kesempatan untuk bertumbuh. Dakwah akan mentransformasi seseorang untuk melejit pada level terbaiknya.

Cara Meruntuhkan
Virus mental block jangan bersemayam dalam diri pengemban dakwah. Hidup sangat singkat, jangan biarkan waktu terbuang percuma sehingga tidak sempat meninggalkan jejak pahala jariyah.

Mengikis mental block dimulai dengan memperbaiki mindset yang berhubungan dengan belief system. Belief itu memengaruhi tindakan atau perilaku yang ujungnya menentukan kualitas hidup. Belief meliputi seperangkat keyakinan yang membentuk pemahaman tentang diri sendiri. Sejatinya seorang muslim tidak akan terjangkiti mental block jika sudah memahami Islam sebagai ideologi. Dengan konsep Islam ideologis, seluruh persoalan dan peristiwa dilihat dari perspektif Islam. Berbagai rintangan justru semakin menambah keyakinan tentang kebenaran jalan dakwah yang ditempuhnya. Percaya bahwa manusia diciptakan dalam keadaan terbaik dengan keunikan dan potensi masing-masing. Jika selalu mengasah diri, siapa saja bisa menjadi akselerator dakwah ke tengah-tengah umat.

Tujuan mengubah sistem sekuler ke sistem Islam tidak mudah. Dianggap radikal, pemecah belah, penebar kebencian dan tuduhan lainnya. Jika semua itu melemahkan semangat, seyogianya pengemban dakwah mengingat kembali perjuangan dakwah Rasulullah. Apa yang dialami hari ini belum ada seujung kuku dengan beratnya tantangan dakwah di masa Rasulullah. Tetapi tekanan baik fisik maupun verbal seberat apa pun tidak menggeser beliau dari jalur dakwah.

Untuk keluar dari mental block seseorang harus berani menetapkan target agar memaksa diri naik level. Target terukur yang meningkatkan kapasitas untuk meluaskan manfaat. Tidak cepat berpuas diri apabila sudah mencapai satu target. Berpindah ke target berikutnya yang lebih menantang. Target tidak samar, ditulis jumlah, kapan, dimana, dan bagaimana. Semakin jelas apa yang diinginkan, semakin mudah mengarahkan fokus dan energi untuk melalui tahapan demi tahapan. Misal mau belajar bahasa arab, menghafal Al-Qur’an, atau membuat tulisan opini setiap pekan.

Bertekad membangun kebiasaan menjadi pribadi sukses. Kebiasaan akan menjadi pola hidup. Di antara bangun pagi sampai tidur lagi, seseorang membuat keputusan berdasarkan pola tersebut. Tak mungkin jadi pengemban dakwah tangguh apabila sering menghabiskan waktu untuk hal-hal sia-sia seperti main games atau menonton drakor.

Role Model
Adalah wajar sesekali merasa berat dalam menjalankan dakwah karena memang tidak mudah. Tetapi apabila rasa tidak berdaya terus dipelihara, bisa menjadi santapan empuk para kapitalis yang tidak ramah kepada Islam. Di sinilah perlunya role model yang menjadi panutan dan inspirator dalam dakwah agar tidak salah memilih jalan dakwah sehingga membuang energi dan waktu. Model terbaik ada pada Rasulullah, sosok yang mendobrak mental block, figur change maker tidak hanya pada level wilayah jazirah Arab tetapi hingga dunia.

Saat Rasulullah menyampaikan risalah Islam, kondisi Makkah sangat tidak kondusif. Mustahil saat itu penduduk Makkah mau menerima Islam. Konsep Islam bertabrakan dengan kebiasaan dan budaya orang Quraisy yang sudah mengakar bertahun-tahun.

Terbukti setelah berdakwah 13 tahun, mayoritas orang-orang Quraisy menolak. Namun, Rasulullah konsisten bahkan semakin menggiatkan dakwah Islam kepada siapa saja. Pertolongan Allah datang lewat pertemuan dengan beberapa orang dari suku Aus dan Khazraj yang menjadi cikal bakal berdirinya Daulah Islam. Pada tahun berikutnya, Makkah bisa dibebaskan dari belengggu jahiliyah dan Persia juga Romawi juga dikalahkan.

Beliau berjuang bersama para sahabat sebagai kelompok change maker bervisi misi global. Tidak ada lagi yang lebih penting dalam hidup kecuali mempersembahkan yang terbaik untuk Islam. Akidah Islam menjadi kaidah dan kepemimpinan berpikir. Mereka mendobrak kebekuan berfikir di tengah-tengah masyarakat yang jumud.Terus bergerak meski harus melawan penghalang sekokoh batu karang.

Khatimah
Dakwah adalah kewajiban yang melekat pada setiap muslim. Melarikan diri dari dakwah sama saja dengan menolak perkara yang dapat membawa ke surga, bahkan berakibat kerugian di akhirat. Hadapi saja tantangan dakwah, lepaskan belenggu pemikiran yang menghambat. Dengan tetap dalam barisan dakwah, setiap fase semakin mengokohkan mental.

Kita tidak bisa memprediksi masa depan, namun paksakan diri untuk melangkah. Terus bersandar pada Allah dengan keyakinan Allah pasti menolong. Dengan demikian, langkah awal yang berat akan terasa lebih mudah pada langkah berikutnya apalagi bersama jamaah. Berada dalam jamaah menambah kekuatan untuk menghancurkan mental block belenggu raksasa dalam diri, demi menjadi bagian dari kelompok manusia terbaik.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 29

Comment here